Hipertensi merupakan salah satu “silent killer” yang banyak dialami manusia. Namun banyak orang yang tidak mengetahui dan menyadari ketika dirinya menderita hipertensi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa penderita hipertensi pada penduduk berusia di atas 18 tahun di Indonesia mencapai 25,8 persen. Sedangkan yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan hanya mencapai sekitar 9,4 persen. Ini artinya masih banyak penderita hipertensi yang tidak terjangkau dan terdiagnosa oleh tenaga kesehatan dan tidak menjalani pengobatan sesuai anjuran tenaga kesehatan. Hal tersebut menyebabkan hipertensi sebagai salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Kondisi ini membuat hipertensi menjadi salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian masyarakat dunia, termasuk masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, setiap tanggal 17 Mei seluruh masyarakat dunia termasuk Indonesia memperingatinya sebagai Hari Hipertensi Sedunia. Pada tahun 2016 ini, tema yang diusung adalah “Ketahui Tekanan Darahmu”. Melalui peringatan Hari Hipertensi Sedunia ini diharapkan akan meningkatkan self awareness (kepedulian) dalam mengenali dan mencegah Hipertensi melalui deteksi dini berupa pengukuran tekanan darah secara rutin minimal sebulan sekali.
Bersamaan dengan momentum peringatan Hari Hipertensi Sedunia ini, kami mencoba berbagi informasi tentang hipertensi melalui artikel ini. Semoga artikel ini bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran Anda akan pentingnya pengendalian hipertensi sejak dini agar tidak menjadi masalah bagi masa depan Anda.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis di mana tekanan darah pada dinding arteri (pembuluh darah bersih) meningkat. Kondisi ini dikenal sebagai “pembunuh diam-diam (silent killer)” karena jarang memiliki gejala yang jelas. Satu-satunya cara mengetahui apakah Anda memiliki hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah.
Secara awam, tekanan darah yang normal adalah < 120 mmHg setiap kali jantung berdetak (sistolik) dan < 80 mmHg saat berada dalam kondisi relaksasi (diastolik). Selanjutnya, seseorang yang tekanan darahnya pada rentang 120-140 mmHg disebut mengalami prehipertensi. Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi apabila tekanan darahnya diatas 140 mmHg. Kondisi Hipertensi ini dibagi lagi menjadi beberapa derajat. Apabila tekanan darah mencapai 140-159 mmHg sudah masuk dalam kategori Hipertensi derajat satu, sementara tekanan darah 160 179 mmHg masuk ke dalam kategori Hipertensi derajat dua, dan apabila tekanan darah >180 mmHg dimasukkan ke dalam kategori Hipertensi derajat tiga.
Penyebab hipertensi belum bisa dipastikan pada lebih dari 90 persen kasus. Seiring bertambahnya usia, kemungkinan Anda untuk menderita hipertensi juga akan meningkat. Berikut ini adalah faktor-faktor pemicu yang diduga dapat memengaruhi peningkatan risiko hipertensi.
Risiko mengidap hipertensi dapat dikurangi dengan mengubah hal-hal di atas dan menerapkan gaya hidup yang lebih sehat. Pemeriksaan tekanan darah secara rutin juga bisa membantu diagnosis pada tahap awal. Diagnosis hipertensi sedini mungkin akan meningkatkan kemungkinan untuk menurunkan tekanan darah ke taraf normal. Hal ini bisa dilakukan dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat tanpa perlu mengonsumsi obat.
Kekuatan darah dalam menekan dinding arteri ketika dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh menentukan ukuran tekanan darah. Tekanan yang terlalu tinggi akan membebani arteri dan jantung Anda, sehingga pengidap hipertensi berpotensi mengalami serangan jantung, stroke, atau penyakit ginjal.
Pengukuran tekanan darah dalam takaran merkuri per milimeter (mmHG) dan dicatat dalam dua bilangan, yaitu tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan darah saat jantung berdetak memompa darah keluar. Sedangkan tekanan diastolik merupakan tekanan darah saat jantung tidak berkontraksi (fase relaksasi) . Saat ini darah yang baru saja dipompa keluar jantung (tekanan sistolik), berada di pembuluh arteri dan tekanan diastolik juga menunjukkan kekuatan dinding arteri menahan laju aliran darah.
Tekanan darah Anda 130 per 90 atau 130/90 mmHG, berarti Anda memiliki tekanan sistolik 130 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Angka normal tekanan darah adalah yang berada di bawah 120/80 mmHG.
Anda akan dianggap mengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi jika hasil dari beberapa kali pemeriksaan, tekanan darah Anda tetap mencapai 140/90 mmHg atau lebih tinggi.
Jika tekanan darah Anda tinggi, pantaulah dengan ketat sampai angka tersebut turun dan bisa dikendalikan dengan baik. Dokter biasanya menyarankan perubahan pada gaya hidup yang termasuk dalam pengobatan untuk hipertensi sekaligus pencegahannya. Langkah tersebut bisa diterapkan melalui:
Mencegah hipertensi lebih mudah dan murah dibandingkan dengan pengobatan. Karena itu, pencegahan sebaiknya dilakukan seawal mungkin. Jika didiamkan terlalu lama, hipertensi bisa memicu terjadinya komplikasi yang bahkan bisa mengancam jiwa pengidapnya.
Meski pemeriksaan tekanan darah terbilang mudah, sayangnya banyak masyarakat yang baru ke dokter saat sudah dalam keadaan sakit. Padahal mencegah tentu saja lebih baik daripada mengobati. Tidak perlu menunggu tua untuk menjalankan pola hidup sehat tersebut. Saat ini banyak penderita hipertensi yang masih berusia produktif. Maka, ubahlah gaya hidup dan pola makan Anda dari sekarang.