(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Sayangi Tulang Anda

Admin rsud | 29 Oktober 2018 | 655 kali

Salah satu penyakit pada tulang yang masih menjadi momok bagi sebagian orang adalah osteoporosis. Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.

Kerapuhan tulang secara perlahan akan menyebabkan patah tulang. Patah tulang yang terjadi di sini tidak akan terjadi pada keadaan tulang yang normal, contohnya patah pada tulang panggul akibat terpeleset pada posisi berdiri. Lokasi tulang yang sering terjadi patah adalah tulang belakang dan lengan bawah, selain tulang panggul. Akibat patah kompresi pada tulang belakang  dapat mengakibatkan terjadinya nyeri yang menjalar ke tungkai bawah. Penderita tampak bungkuk, tinggi badan jadi berkurang dan kadang-kadang juga mengalami nyeri di perut akibat penekanan ke arah perut.   

Patah pada tulang panggul menyebabkan penderita sulit menggerakkan kakinya, seringkali penderita hanya dapat terbaring saja karena nyeri. Komplikasi lebih lanjut akan timbul luka akibat berbaring terus, gangguan saluran napas dan berbagai komplikasi lain yang selanjutnya dapat berakibat fatal sampai menyebabkan kematian.

Data Perhimpunan Osteoporosis Indonesia 2007 menunjukkan, proporsi penderita osteoporosis pada penduduk usia di atas 50 tahun mencapai 32,3 persen pada wanita dan 28,8 persen pada pria. Angka kejadian osteoporosis pada wanita dengan usia di atas 50 tahun ini dikenal dengan istilah Osteoporosis postmenopausal,  yang terjadi karena kekurangan estrogen yang merupakan hormon utama pada wanita. Hormon estrogen mempunyai fungsi utama sebagai hormon yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Gejala bisa mulai muncul lebih cepat atau lebih lambat pada setiap penderitanya. Tidak semua wanita memiliki risiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam. Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit 2010, di dapatkan data yang menunjukkan angka insiden patah tulang atas di usia 40 tahun akibat osteoporosis sekitar 200 dari 100 ribu kasus di Indonesia. Angka ini  lebih tinggi dibanding negara-negara Asia lainnya.

Mengingat pencegahan masih akan lebih murah dan lebih mudah, maka beberapa hal untuk mencegah terjadinya osteoporosis sejak dini perlu dilakukan, sebagai berikut:

1. Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dengan mengonsumsi kalsium yang cukup

Kalsium adalah zat organik yang paling banyak terdapat dalam tubuh manusia. Pada manusia normal, kandungan kalsium adalah 1,5 sampai 2,2% dari berat tubuh, berat total sekitar 700 sampai 1400 g. 99% dari kalsium tersebut terdapat di dalam tulang dan gigi. Sisanya tersebar di cairan tubuh dan di dalam jaringan lunak, dalam bentuk larutan. Kalsium tersebar di dalam dan di luar pembuluh darah, di dalam dan di luar sel di seluruh tubuh, dan ikut serta dalam berbagai aktivitas kehidupan.

Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup sangat efektif, terutama sebelum tercapainya kepadatan tulang maksimal sekitar umur 30 tahun. Berikut beberapa contoh makanan yang ada disekitar kita  makanan dan kandungan kalsium yang ada didalamnya:

  • Susu satu cangkir = 350 mg
  • Segelas jus jeruk = 290 mg
  • Satu kerat keju = 200 – 250 mg
  • Sepotong pizza = 230 mg
  • Sekaleng sarden = 185 mg
  • Setangkup es krim = 90 mg
  • Secangkir brokoli = 76 mg
  • Sepotong besar tahu/tempe = 258 mg

Minum 2 gelas susu dan tambahan vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita setengah baya yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium.

2. Melakukan olah raga dengan beban

Olahraga yang disarankan untuk mencegah osteoporosis adalah olahraga dengan pembebanan (weight-bearing exercises). Artinya, semua latihan fisik dilakukan dalam posisi tegak sehingga kerangka tubuh menunjang berat badan terhadap gaya gravitasi bumi. Olahraga yang bisa dipilih adalah jalan kaki, jogging, lari, senam aerobik, atau dansa. Jenis latihan ini bisa menambah kepadatan dan massa tulang. Tetapi tetap perlu diingat untuk tetap menyesuaikan latihan sesuai dengan kemampuan fisik masing-masing. Kegiatan olahraga ini akan lebih efektif bila dilakukan secara rutin dan teratur.

3. Melakukan Pola Gaya Hidup Sehat

Berbagai pola gaya hidup sehat dapat mencegah terjadinya risiko osteoporosis, seperti tidak merokok dan tidak mengkonsumsi, istirahat yang cukup, relaksasi, dan sedapat mungkin menghindari stress.

Karena banyaknya keterbatasan aktivitas fisik yang dialami penderita osteoporosis, maka tidak ada pilihan lain bagi kita selain berusaha agar terhindar dari osteoporosis dengan melakukan pencegahan-pencegahan seperti yang telah disebutkan diatas. Sayangi tulang Anda agar aktivitas Anda tidak terganggu