(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Kenali Gejala Usus Buntu

Admin rsud | 17 Oktober 2017 | 1712 kali

Apendisitis atau yang umum dikenal dengan Usus Buntu merupakan salah satu penyakit yang memerlukan operasi atau pembedahan sebagai langkah penyembuhannya. Rasa sakit yang kadang hilang membuat orang sering meremehkan penyakit ini, tetapi rasa sakit yang menyerang akan membuat orang yang mengalaminya menderita kesakitan yang sangat merepotkan. Maka, lebih baik mengetahui gejalanya sebelum datang rasa sakit yang mengganggu. Apa penyebab dan gejala dari usus buntu ini?

Pasien dinyatakan usus buntu apabila terjadi penyumbatan total pada bagian lumen apendix. Hal umum yang sering ditemui penyumbatnya adalah biji-bijian seperti biji jambu, tomat atau cabai.

 Gejala Usus Buntu

Apabila Anda sering mengalami sakit pada perut, cobalah periksa apakah sakit perut Anda sama dengan gejala usus buntu berikut ini:

  • Rasa sakit pada bagian pusar dan ulu hati yang kadang datang dan kadang hilang.
  • Selanjutnya akan merasakan sakit pada bagian abdomen sisi kanan beberapa jam setelah gejala pertama. Rasa sakit dengan intesitas yang kuat dan bahkan disertai dengan demam pada penderitanya. Suhu badan dapat mencapai 39 derajat Celcius dan menetap.
  • Rasa sakit pada bagian perut juga disertai rasa mual dan kembung. Rasa mual juga dapat menyebabkan penderita muntah apabila lambung terisi makanan.

 Periksa Usus Buntu

Untuk memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan indikasi usus buntu, pihak medis biasanya meakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosanya. Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan adalah dengan USG pada bagian abdomen, pemeriksaan foto radiologic, dan pemeriksaan laboratorium dan urine.

Pada pemeriksaan urine, pengecekan dilakukan dengan melihat apakah jumlah leukosit atau eritrosit pada apendiks melebihi batasan normal atau tidak. Kelebihan jumlah eristrosit dan leukosit dapat mengindikasikan adanya peradangan pada apendiks.

 Operasi Usus Buntu

Pada kasus usus buntu, penyembuhannya dilakukan dengan cara operasi. Ada dua cara operasi usus buntu yang dapat dilakukan. Pertama, disebut dengan Apendiktomi Konvensional dan yang kedua dengan cara Apendiktomi Laparoskopik.

Apendiktomi Kovensional dapat dilakukan pada pasien dengan berat badan normal. Sedangkan apabila pasien memiliki berat badan berlebih atau obesitas, maka pembedahan dilakukan dengan Apendiktomi Laparoskopik.

Pelaksanaan pembedahan tidak dapat dilakukan secara langsung, karena ada syarat kondisi tubuh pasien telah membaik. Syarat kondisi pasien sebelum dilakukan pembedahan adalah suhu badan pasien tidak boleh lebih dari 38 derajat Celcius, pembuangan urine normal yaitu 1-2 ml/kg setiap jam dan denyut nadi dibawah 120 kali/menit.

 Usus Buntu pada Anak

Usus buntu dapat pula menimpa anak-anak bahkan bayi. Pada anak dan bayi diagnosa dini sulit dilakukan, selain itu jika menimpa pada anak-anak, resikonya menjadi lebih besar karena makin muda usia pasien, makin besar kemungkinan terjadinya komplikasi pada robekan pembedahan. Maka, akan sangat baik mencegah penyakit ini menimpa anak Anda.

Dengan mengetahui gejala usus buntu sejak awal, Anda akan lebih mudah melakukan tindakan segera agar penyakit usus buntu tersebut tidak berlarut-larut.