(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Gizi Seimbang Cegah Penyakit Hati

Admin rsud | 29 Oktober 2018 | 2162 kali

Hati atau dalam dunia medis dikenal dengan sebutan liver adalah salah satu organ dalam tubuh dengan berat 1,5 kg yang terletak di sisi kanan perut bagian atas. Fungsi utama hati adalah sebagai pusat metabolisme dari semua zat-zat gizi. Sebagian besar hasil pencernaan setelah diserap langsung dibawa ke hati untuk disimpan  dan diubah menjadi bentuk lain dan diangkut ke bagian tubuh yang membutuhkan. Hati merupakan tempat penyimpanan mineral, berupa zat besi dan tembaga yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah serta vitamin-vitamin larut lemak A, D, E, dan K. Hati mengatur volume dan sirkulasi darah serta berperan dalam detoksifikasi obat-obatan serta racun-racun. Dengan demikian, kerusakan, atau kelainan fungsi hati dapat berpengaruh terhadap fungsi saluran cerna dan penggunaan makanan dalam tubuh sehingga sering menyebabkan gangguan gizi. Kelainan yang terjadi pada fungsi hati dapat menimbulkan gejala-gejala berupa rasa kembung, mual, tidak nafsu makan, dan lain-lain. Tidak heran pada penderita penyakit hati kronis ditemui adanya malnutrisi.

Karena hati juga berfungsi menetralkan racun yang masuk dalam tubuh dan menghasilkan protein yang melindungi tubuh dari infeksi dan pendarahan maka jika ia tak bekerja sempurna akan menimbulkan penyakit serius mulai hepatitis hingga kanker hati. Penyakit hati tidak datang seketika tapi butuh waktu 20-30 tahun saat risiko itu muncul dalam tubuh dan menimbulkan gangguan.

Sedemikian pentingnya organ hati sehingga perlu dijaga agar tidak rusak agar dapat tetap berfungsi dengan baik. Salah satu hal penting yang perlu dijaga agar hati tetap sehat adalah makanan dengan kombinasi yang seimbang antara karbohidrat, lemak, dan protein. Jika terlalu berlebihan maka akan meningkatkan beban kerja hati dan mengurangi kapasitasnya untuk dapat berfungsi dengan baik. Mengkonsumsi terlalu banyak kalori misalnya, terutama dalam bentuk lemak dan alkohol, akan menyebabkan kelebihan yang disimpan dalam hati, sehingga timbul cedera dan mengganggu fungsi hati.

Setidaknya 40% dari makanan harus terdiri dari buah dan sayuran mentah yang dapat meningkatkan kandungan serat, membantu penyerapan lemak, dan membersihkan usus. Lemak baik, yaitu asam lemak esensial yang terkandung dalam makanan seperti minyak ikan, sangat diperlukan oleh membran di setiap sel tubuh dan menjaga fungsi hati yang baik.

Untuk menjaga makanan tetap bersih, pastikan minum air yang sudah direbus dan memakan makanan yang bersih. Hindari alkohol yang merupakan pemicu kerusakan hati. Selain itu, banyak minum air, karena juga akan membantu hati dengan menghilangkan racun melalui ginjal.

Mengatur makanan pada gangguan penyakit hati

Penderita penyakit hati memiliki gejala lesu, kulit pucat dan gangguan yang berkembang menjadi penyakit kuning, perut kembung terisi cairan, muntah darah, kanker, koma hingga kematian. Tiga penyakit hati yang paling sering menyerang adalah fatty liver, hepatitis dan sirosis. Masing-masing penyakit membutuhkan penanganan khusus.

1. Fatty liver adalah suatu kondisi dimana lemak banyak terakumulasi dalam sel-sel hati dan mengganggu fungsinya. Penyebabnya ada banyak, yang paling umum adalah makan berlebihan, kekurangan gizi karena kurangnya asupan protein esensial dan vitamin, dan asupan alkohol yang berlebihan.

Lemak berlebihan yang tidak diinginkan dalam hati dapat memicu kerusakan sel hati dan seringkali berkembang menjadi sirosis, di mana hati menjadi keras, coklat, kecil, dan berbintil-bintil. Jadi, mengobati hati yang berlemak harus segera dilakukan sejak dini. Lebih dari obat-obatan apapun, cara terbaik adalah mengubah pola makan dengan memakan lebih sedikit kalori, protein dan lemak, berolahraga secara teratur dan hindari konsumsi alkohol.

2. Hepatitis/peradangan hati adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh adanya peradangan dalam hati yang disebabkan virus hepatitis, pengaruh obat-obatan yang dapat merusak hati, alkohol, dan lain sebagainya, yang penularannya hepatitis dapat terjadi melalui virus dalam air yang terkontaminasi, hubungan sex, dan jarum suntik yang digunakan kembali

Pada penyakit ini, makanan harus mengandung banyak karbohidrat (50-60 %), protein nabati (20-30%) dan sedikit lemak (10-20%).

Pada hepatitis virus akut yang tanpa disertai kenaikan kadar bilirubin darah, terapi gizi yang dianjurkan adalah usaha meningkatkan daya tahan tubuh, dengan memberikan peningkatan asupan nutrisi  berupa makanan yang bernilai gizi tinggi. Di usahakan pemberian makanan segar, tidak terlalu berbumbu, dengan menghindari makanan yang mengandung food additive dan makanan yang di awetkan. Pola makan sesuai dengan gizi seimbang yaitu protein 15-20% sekitar 1 gr/kgBB, lemak 25-30%, dan karbohidrat 50-60% dari kebutuhan energi sehari.

Pada hepatitis yang disertai dengan peningkatan kadar bilirubin darah, perlu dilakukan pembatasan konsumsi lemak maksimal 20% dari kebutuhan energi.  Pembatasan lemak dengan cara hindari penggunaan bahan makanan yang mengandung lemak tinggi seperti ayam beserta kulitnya, daging berlemak, gajih, jerohan,dan lain-lain. Konsumsi daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, telur, ikan dapat di konsumsi sebagai sumber protein hewani. Tempe, tahu merupakan sumber protein nabati yang baik. Hindari bahan makanan yang mengandung gas seperti kol, ubi, kacang merah, sawi, lobak, ketimun, nangka dan durian. Hindari juga makanan yang diolah dengan santan kental dan digoreng. Menumis dan penggunaan santan encer masih diperbolehkan. Juga hindarkan makanan yang merangsang baik secara termis maupun mekanis (makanan terlalu panas/ dingin).

3. Sirosis adalah keadaan yang disebabkan oleh infeksi menahun dari virus hepatitis, alkoholisme dan induksi obat-obatan. Pada sirosis, jaringan hati secara merata rusak akibat pengerutan dan pengerasan (fibrotik) sehingga fungsinya terganggu. Gejalanya yaitu kelelahan, kehilangan berat badan, penurunan daya tahan tubuh, gangguan pencernaan dan kuning pada mata dan kulit (jaundice).Dalam keadaan berat disertai asites (penimbunan cairan pada rongga perut) hipertensi portal, dan hematemesis melena yang berakhir pada koma hepatik. Terkadang bisa tanpa gejala awal, tapi kemudian terjadi masalah karena retensi garam dan air, sehingga menyebabkan pembengkakan perut dan kaki. Selain makanan yang dianjurkan untuk mengatasi hepatitis, penderita sirosis harus dibatasi asupan garam dan air. Dilihat dari aspek nutrisi, akan timbul keadaan malnutrisi protein, energi dan peningkatan katabolisme. Karena pada kondisi ini akan terjadi penurunan sintesa protein, hal ini dapat menyebabkan terjadinya penurunan albumin dalam darah dan peningkatan penggunaan asam amino rantai cabang yang akan menyebabkan timbulnya enselofati hepatik. Terapi nutrisi yang adekuat akan memperbaiki status nutrisi pasien.  BCAA merupakan asam amino esensial yang terdiri dari leusin, isoleusin, dan valin yang banyak terkandung dalam susu, produk susu, dan makanan nabati.
Asupan garam harus tidak lebih dari 2 gram (satu sendok teh) dan tidak lebih dari 1.500 ml (tujuh gelas penuh) cairan per hari untuk memperbaiki kondisi asites dan odema.

Dari semua hal diatas, akan lebih bijaksana bila melakukan tindakan pencegahan agar terhindar dari penyakit-penyakit yang dapat menyerang organ hati dengan membiasakan diri melakukan pola hidup sehat yang salah satunya adalah mengkonsumsi zat-zat makanan yang mengandung gizi seimbang.