Setiap tahun lebih dari sepertiga kematian anak di dunia berkaitan dengan masalah kurang gizi, yang dapat melemahkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Ibu yang mengalami kekurangan gizi pada saat hamil, atau anaknya mengalami kekurangan gizi pada usia 2 tahun pertama, pertumbuhan serta perkembangan fisik dan mentalnya akan lambat. Hal ini tidak dapat diperbaiki pada saat anak bertambah usia dan akan mempengaruhi anak sepanjang hidupnya.
Kekurangan gizi terjadi pada saat tubuh tidak memperoleh jumlah energi, protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral serta zat gizi lainnya dalam jumlah cukup yang diperlukan untuk mempertahankan organ dan jaringannya tetap sehat serta berfungsi dengan baik. Seorang anak ataupun orang dewasa dapat saja menderita kekurangan atau kelebihan gizi.
Sebagian besar masalah gizi yang terjadi di dunia adalah gizi kurang yang penyebab utamanya karena kurang makan. Penyebab utama terjadinya kurang makan, terutama pada anak dan ibu, adalah : (1) kemiskinan, (2) tidak ada makanan, (3) sakit yang berulang, (4) kebiasaan praktik pemberian makanan yang kurang tepat, (5) kurang perawatan dan kebersihan. Kurang makan, meningkatkan risiko kurang gizi, yang merupakan risiko terbesar bagi anak usia 2 tahun pertama. Risiko meningkat pada saat diare dan penyakit lain semakin mengurangi asupan protein, mineral dan zat gizi lain yang dibutuhkan anak agar tetap sehat.
Tatkala sebuah rumah tangga tidak cukup makanan dan hidup dalam lingkungan yang memungkinkan diare, serta berbagai penyakit lain biasa terjadi, anak sangat rentan terhadap gizi kurang. Pada waktu anak jatuh sakit, mereka kehilangan tenaga dan berbagai zat gizi lainnya dengan cepat serta menyebabkan hidup mereka menjadi lebih berisiko dibanding orang awam.
Gizi lebih terjadi ketika orang mengalami kelebihan berat badan atau kegemukan. Hal ini dapat menimbulkan diabetes pada masa anak. Bahkan ketika mereka dewasa berisiko terserang penyakit jantung dan penyakit lainnya. Tak jarang menimpa anak yang banyak mengonsumsi makanan yang kandungan kalorinya sangat tinggi, tetapi kurang kandungan gizi penting lainnya. Tergolong ke dalamnya minuman manis, gorengan, dan makanan padat. Dalam hal ini, meningkatkan kualitas menu harian anak menjadi sangat penting disamping meningkatkan juga kegiatan fisiknya. Anak yang menderita penyakit kronik seperti HIV lebih mudah terkena kurang gizi. Tubuh mereka sulit menyerap vitamin, zat besi dan berbagai zat gizi lainnya. Anak yang menderita cacat mungkin memerlukan perhatian khusus untuk mendapatkan gizi yang mereka butuhkan.
Semua anak perempuan dan laki-laki mempunyai hak mendapatkan perlindungan dan perhatian. Oleh karena itu, ibu, ayah atau pengasuh secara bersamaan memastikan bahwa anak mereka mendapatkan makanan yang baik dengan memberi menu yang sehat.
Sumber : 2010, Penuntun Hidup Sehat, Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Jakarta