Ginjal merupakan sepasang organ tubuh yang berfungsi menyaring limbah dari darah. Lebih jauh, ginjal bertugas mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit sekaligus mengatur komposisi darah. Istilah ‘gagal ginjal’ mengacu pada ketidakmampuan ginjal untuk melakukan fungsi normal tersebut.
Dalam kasus orang yang terkena penyakit ginjal kronis, fungsi ginjal akan terpengaruh selama periode waktu tertentu. Gagal ginjal dibagi menjadi lima tahap. Pada gagal ginjal stadium akhir, pasien kehilangan sekitar 85% – 90% fungsi ginjal dengan laju filtrasi glomerulus atau glomerular filtration rate (GFR) kurang dari 15.
Selama tahap ini, dialisis (cuci darah) atau transplantasi ginjal disarankan sebagai pilihan pengobatan. Meskipun dialisis (cuci darah) dapat menawarkan kualitas hidup yang lebih baik dan memperpanjang kelangsungan hidup, orang yang menjalani prosedur ini sering memiliki berbagai masalah kesehatan yang bisa berdampak pada tingkat harapan hidup.
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disesases melaporkan tingkat kelangsungan hidup selama satu tahun untuk pasien dialisis berada pada angka 80%, sedangkan tingkat harapan hidup selama dua tahun, lima tahun, dan sepuluh tahun masing-masing sekitar 64%, 33%, dan 10%.
Dialisis (cuci darah) harus dilakukan kepada pasien yang didiagnosis dengan stadium akhir penyakit ginjal atau end-stage renal disease (ESRD).
Dalam beberapa kasus, pasien yang menunggu transplantasi ginjal mungkin akan diminta untuk menjalani dialisis sebagai perawatan sementara. Disini harus dicatat bahwa dialisis tidak bisa menyembuhkan gagal ginjal, melainkan merupakan prosedur untuk membuang limbah dan kelebihan cairan dari tubuh.
Dialisis dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
Pasien gagal ginjal stadium akhir harus menjalani dialisis (cuci darah) selama sisa hidup mereka, kecuali mereka memilih untuk melakukan transplantasi ginjal.
Selain itu, tingkat harapan hidup pada pasien dialisis juga tergantung dari berbagai faktor seperti usia, status fungsional, dan kondisi medis terkait.
Dialisis (cuci darah) dapat menjadi prosedur yang cukup berat sehingga semua aspek harus dipertimbangkan saat memilih melakukan perawatan ini. Orang-orang yang memilih melakukan hemodialisis harus siap melakukan sesi dialisis hingga tiga kali seminggu, dengan masing-masing sesi berlangsung selama emapt jam.
Pasien mungkin merasa lelah dengan rutinitas menjalani dialisis sehingga bisa memicu rasa bosan bahkan stres, selain itu terdapat aspek lain yang perlu dipertimbangkan, misalnya, pembatasan jumlah asupan cairan, pantangan pada makanan tertentu juga perlu diikuti.
Terdapat pula risiko dan efek samping terkait dengan dialisis, diantaranya:
Selain dialisis (cuci darah) terdapat pilihan lain bagi pasien gagal ginjal yaitu dengan melakukan transplantasi ginjal, yang dinilai merupakan pilihan pengobatan yang jauh lebih efektif terutama ketika ditinjau dari tingkat harapan hidup.
Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), tingkat kelangsungan hidup lima tahun untuk pasien dialisis berkisar di angka 35,8%, dibandingkan dengan tingkat kelangsungan hidup lima tahun 85,5% pada pasien transplantasi ginjal
Download disini