Udara yang kotor tidak hanya menyebabkan masalah pada sistem pernapasan. Di sisi lain, hal tersebut juga menimbulkan alergi lingkungan, terutama pada bayi dan anak-anak dengan sistem imun yang belum sempurna.
Alergi adalah respons yang dikeluarkan oleh sistem imun terhadap benda asing yang dinilai bisa membahayakan kesehatan tubuh, padahal tidak. Benda asing yang disebut juga sebagai alergen ini bisa berbentuk apa saja yang ada di lingkungan, mulai dari makanan, serbuk sari, hingga kondisi udara yang kotor, terlalu panas, maupun terlalu dingin.
Pada kulit, reaksi alergi biasanya ditandai dengan kulit kemerahan, gatal, dan bentol yang terasa sakit dan membuat tidak nyaman. Khusus pada anak, bentuk alergi kulit yang biasanya timbul karena udara kotor atau debu ialah eksim (dermatitis atopik), biduran (urtikaria), dan dermatitis kontak.
Berikut adalah beberapa jenis alergi kulit yang umumnya menyerang anak-anak:
Setidaknya 10% anak di dunia pernah menderita bentuk alergi kulit yang satu ini. Penyebab munculnya eksim pada kulit anak tidak diketahui secara pasti, namun beberapa faktor yang bisa memicu munculnya dermatitis atopik, yaitu debu, bulu binatang, dan beberapa produk kebersihan.
Anak yang mengalami dermatitis atopik akan memperlihatkan gejala-gejala, seperti:
Bagian tubuh anak yang biasanya terkena eksim ialah pipi, lipatan lengan atau kaki, leher, punggung, dada, dan perut. Pada bayi, eksim juga bisa muncul di kepala dan wajah sebelum menyebar ke badan dan lengan.
Biduran adalah alergi kulit yang berbentuk seperti bentol berwaran kemerahan. Biduran biasanya akan hilang dalam waktu kurang dari 6 minggu (akut), namun bisa juga lebih jika sudah menjadi biduran kronis.
Banyak faktor penyebab terjadinya biduran. Namun, kondisi ini biasanya disebabkan oleh paparan alergen dan bisa juga karena faktor yang menyebabkan terjadinya dermatitis kontak.
Jika kulit anak Anda menjadi kemerahan setelah memakai pakaian tertentu atau memegang sesuatu, bisa jadi ia sedang menderita dermatitis kontak. Selain itu, dermatitis kontak juga bisa disebabkan oleh pemakaian kosmetik (misalnya sabun, minyak telon, atau losion bayi) yang justru menimbulkan gejala alergi kulit pada anak.
Beberapa partikel yang terdapat di udara, misalnya serbuk sari, cairan parfum, atau abu rokok, juga bisa menjadi pemicu dermatitis ini. Ketika partikel yang merupakan alergen itu menyentuk kulit anak, ia akan menyebabkan alergi atau yang disebut juga dermatitis kontak udara.
Gejala dermatitis kontak bisa ringan, tapi kadang juga berat. Gejala-gejala tersebut meliputi:
Biasanya, gejala tersebut tidak langsung muncul setelah anak terpapar alergen, namun baru muncul 10 hari kemudian. Dermatitis kontak pada anak harus segera diobati, namun gejala bisa menetap selama 2 hingga 4 minggu.
Cara terbaik untuk mencegah alergi kulit pada anak adalah dengan menghindari alergennya. Untuk anak yang alergi debu atau udara kotor, Anda bisa juga melakukan beberapa langkah pencegahan ini:
Sementara untuk mengatasi gejala alergi kulit yang timbul pada kulit anak, Anda bisa melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Jika alergi anak membuatnya sangat rewel atau berlangsung lebih dari 2 minggu, segera periksakan ia ke dokter. Jangan ragu untuk membawa anak ke instalasi gawat darurat ketika alerginya menyebabkan anak sulit bernapas. Dalam beberapa kasus langka, alergi kulit bisa membahayakan nyawa, yakni saat terjadi reaksi anafilaksis.