Sulitnya mengobati asma membuat penderita terkadang merasa putus asa. Bahkan beberapa kasus kejadian bunuh diri dilakukan penderita asma yang frustrasi karena tak kunjung sembuh.
Sudah banyak metode pengobatan asma yang diterapkan, namun belum satu pun yang menjamin penderitanya akan sembuh total. Asma bisa kambuh sewaktu-waktu, dipicu alergen, asap rokok, atau asap kendaraan. Biasanya di kala kondisi tubuh penderita tidak fit. Namun kini akar penyebab potensial asma berhasil diidentifikasi. Sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas Cardiff, Inggris, menemukan sebuah reseptor dalam jaringan saluran pernapasan yang menjadi aktif ketika ada alergen masuk ke sana. Dengan menggunakan obat-obatan antiasma yang sudah ada saat ini, reseptor yang disebut Calsium-sensing Receptor (CaSR) ini bisa dinonaktifkan dan mencegah timbulnya gejala asma.
Riset ini masih dikembangkan, namun para penelitinya mengklaim cara pengobatan ini dapat menyembuhkan asma dalam lima tahun. Badan Kesehatan Dunia memperkirakan penderita asma di dunia mencapai 400 juta orang pada 2025 dan setengah dari jumlah itu menderita alergi makanan. Sementara berdasarkan data International Study of Asthma and Allergies in Childhood, prevalensi alergi pada anak meningkat,termasuk di Indonesia.
Sebagai penyakit yang timbul akibat alergi, asma dapat ditangani secara medis. Namun gejala alergi seringkali tidak dapat dikenali secara kasat mata. Meski demikian, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah kambuhnya asmai:
by : http://promkes.kemkes.go.id