(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Apa itu Antioksidan dan Apa Fungsinya untuk Tubuh?

Admin rsud | 02 Januari 2020 | 3983 kali

Saat mendengar atau melihat cuplikan iklan, Anda mungkin sering mendengar tentang produk yang kaya dengan antioksidan. Anda pun barangkali kerap membaca artikel mengenai makanan-makanan sehat yang mengandung antioksidan. Memang tak salah, antioksidan sangat bermanfaat untuk tubuh.

Walau begitu, apakah Anda sudah memahami apa itu antioksidan? Bagaimana pula cara molekul ini bekerja untuk tubuh Anda?

Apa itu antioksidan?

Secara sederhana, antioksidan adalah sifat berbagai senyawa yang dapat melawan radikal bebas. Jadi, antioksidan bukanlah nama zat, melainkan sifat molekul yang membantu melindungi tubuh dari penyakit.

Radikal bebas, yang dilawan oleh molekul antioksidan, berbahaya untuk kesehatan apabila kadarnya terlalu tinggi. Radikal bebas dengan kadar berlebih, dapat memicu timbulnya kondisi stres oksidatif, yang merusak DNA. Kerusakan DNA ini dapat meningkatkan risiko beragam penyakit, termasuk kanker, penyakit jantung, serta diabetes.

Molekul antioksidan bisa dijumpai pada tubuh manusia, maupun berbagai makanan sehat. Molekul antioksidan dari makanan, banyak terkandung di buah dan sayuran, serta makanan yang bersumber dari tumbuhan lainnya.

Jenis-jenis molekul antioksidan

Molekul antioksidan terbagi atas antioksidan yang larut dalam air, dan yang larut dalam lemak. Antioksidan yang larut dalam air, bekerja pada cairan dalam dan luar sel. Sementara itu, antioksidan yang larut dalam lemak, utamanya bekerja di dalam membran sel.

Ada ribuan jenis senyawa yang dapat bertindak sebagai antioksidan. Masing-masing memiliki peranannya, dan dapat bekerjasama dengan senyawa antioksidan lain untuk melindungi tubuh. Selain itu, masing-masing senyawa antioksidan tidak dapat saling bertukar manfaat, sehingga penting bagi Anda untuk mengonsumsi makanan sehat yang bervariasi.

Ini adalah beberapa molekul dengan sifat antioksidan, yang mungkin juga sering Anda dengar, serta sejumlah kelompok makanan yang bisa Anda konsumsi.

  • Vitamin A, yang terkandung dalam susu, mentega, telur, dan hati.
  • Vitamin E, yang bisa Anda temukan di kacang-kacangan dan biji-bijian, seperti kacang almond, biji bunga matahari, hazelnut, dan kacang tanah.
  • Vitamin C, yang banyak terkandung dalam berbagai buah dan sayuran. Misalnya kelompok buah beri, kiwi, jeruk, pepaya, brokoli, tomat, bunga kol, dan sayur kale.
  • Beta-karoten, yang terkandung dalam banyak buah dan sayuran. Misalnya, buah persik, aprikot, pepaya, mangga, wortel, kentang manis, bayam, dan sayur kale.
  • Selenium, yang bisa Anda dapatkan dengan mengonsumsi pasta, roti, gandum, jagung, dan nasi. Selain itu, senyawa antioksidan ini juga bisa Anda temukan pada daging sapi, ikan, kalkun, ayam, telur, dan keju.
  • Lutein. Anda bisa memperoleh manfaatnya dengan mengonsumsi sayuran hijau, seperti sayur kale dan sayur bayam. Lutein juga bisa ditemukan pada brokoli, jagung, pepaya, dan jeruk.
  • Likopen, yang terkandung dalam buah dan sayuran berwarna merah atau merah muda. Dengan mengonsumsi anggur, semangka, aprikot, dan tomat, yang kayak likopen.
  • Mangan, yang bisa Anda dapatkan dari biji-bijian, gandum, sayuran hijau, teh, dan kacang polong.
  • Katekin, yang bisa Anda dapatkan dengan menyeduh teh hijau.
  • Zeanxantin. Anda dapat memperoleh molekul antioksidan ini di brokoli, sayur bayam, sayur kale, kuning telur, serta anggur.
  • Polifenol. Anda bisa memperolehnya dari berbagai kelompok makanan, seperti cengkeh, cokelat hitam, buah beri-berian, apel, ceri, plum, kacang polong, kacang almond, kacang kenari, sayur bayam, bawang merah, tempe, tofu, teh hijau, dan teh hitam.
  • Perlukah konsumsi suplemen antioksidan?

    Mengonsumsi makanan yang kaya dengan senyawa antioksidan, sangat penting untuk kesehatan Anda yang optimal. Namun, jangan berlebihan dalam mengonsumsinya.

    Molekul antioksidan yang berlebih dalam tubuh, dapat membuat Anda keracunan, bahkan malah mempercepat kondisi stres oksidatif, yang dapat merusak sel tubuh. Keadaan ini dikenal dengan paradoks antioksidan.

    Oleh sebab itu, Anda dianjurkan untuk menghindari suplemen antioksidan dengan dosis yang terlalu tinggi.
    Konsumsi variasi makanan dengan senyawa antioksidan di atas, lebih baik daripada suplemen. Berbagai molekul antioksidan dalam makanan, bersinergi untuk melindungi kesehatan Anda.

    Walau begitu, Anda yang mengalami defisiensi vitamin atau nutrisi tertentu, tetap dapat mengonsumsi multivitamin. Selalu konsultasikan dengan dokter, mengenai suplemen yang ingin dikonsumsi, terutama jika Anda menjalani pengobatan tertentu.