(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Abses Perianal – Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Admin rsud | 26 Oktober 2018 | 28447 kali

Abses perianal adalah suatu penyakit yang menimbulkan nyeri pada daerah anus akibat infeksi pada kelenjar-kelenjar kecil di dinding anus. Penyakit ini sering kali diawali dengan pembengkakan nyeri (bisul) di dekat anus.

Abses yang terjadi sering muncul dalam bentuk lepuh berisi nanah dan pembengkakan di daerah anus. Jika disentuh, pembengkakan ini dapat terasa hangat dan berwarna kemerahan.

Adapun satu-satunya pengobatan untuk mengevakuasi nanah keluar dari lokasi tersebut ialah dengan insisi, sebuah operasi yang membuat nanah memiliki jalan keluar.

Bila kemudian, abses perianal kembali terjadi, maka hal ini bisa disebabkan terjadinya reinfeksi yang bisa disebabkan oleh higiene yang kurang dalam perawatan luka operasi, adanya penyakit penyulit penyembuhan luka seperti diabetes, maupun asupan gizi yang kurang.

Seperti diketahui lokasi abses perianal terletak di dekat anus yang menyebabkan bisul di anus rentan untuk terpapar kotoran yang dapat menyebabkan infeksi ulangan.

Penyebab Abses Perianal

Penyebab munculnya abses anus pada seseorang dapat berbeda-beda. Namun, kondisi ini umumnya dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:

  • Infeksi fistula anal (celah kecil yang terbentuk pada kulit di saluran anus).
  • Adanya infeksi menular seksual.
  • Tersumbatnya kelenjar anal.

Faktor risiko abses perianal lebih besar terjadi jika seseorang menderita:

  • Kolitis (radang usus).
  • Penyakit usus inflamasi seperti penyakit Crohn’s atau kolitis ulseratif.
  • Diabetes.
  • Divertikulitis (peradangan pada saluran pencernaan).
  • Penyakit radang panggul.
  • Menjadi ‘reseptor’ dari tindakan seks anal.
  • Penggunaan obat seperti prednisone.

Bagi orang dewasa yang ingin mencegah terjadinya abses perianal, menggunakan kondom selama melakukan kegiatan seksual (termasuk seks anal) adalah sebuah kewajiban. Sementara untuk bayi dan balita, penggantian popok secara rutin dan sering membersihkan dubur ketika mengganti popok dapat mencegah fistula anal dan abses perianal.

Gejala Abses Perianal

Gejala yang muncul dari abses perianal berbeda-beda bergantung lokasi munculnya abses. Jika abses terjadi di daerah perianal, gejala yang muncul adalah:

  • Nyeri, biasanya diperburuk ketika duduk.
  • Iritasi kulit sekitar anus, yang meliputi pembengkakan disertai kemerahan.
  • Abes anus mengeluarkan nanah.
  • Sembelit atau nyeri ketika terjadi pergerakan usus besar.

Sementara itu, pada abses yang terjadi di daerah anus yang lebih dalam, seperti abses supralevator, gejala yang dapat muncul antara lain:

Diagnosis Abses Perianal

Abses perianal sering kali tidak menimbulkan gejala sistemis, meski begitu hal itu dapat didiagnosis melalui penelusuran gejala dan pemeriksaan kondisi anus. Dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap kondisi terkait, seperti:

  • Penyakit infeksi menular seksual.
  • Penyakit divertikulum.
  • Kanker rektum
  • Penyakit peradangan saluran pencernaan.

Sementra pada pasien yang dicurigai menderita abses anus di bagian dalam, seperti pada abses superelevator, diagnosis dapat dilakukan dengan metode pemindaian. Antara lain adalah USG, MRI dan CT scan.

Pada beberapa kasus abses anus yang tergolong kompleks dan memunculkan gejala-gejala sistemik biasanya dilakukan pemeriksaan dengan endoskopi. Tujuannya adalah untuk melihat abses dan fistula, serta menentukan letak, penyebaran dan ukurannya.

Pengobatan Abses Perianal

Abses perianal dapat diatasi dengan pembedahan menggunakan anestesi lokal. Setelah prosedur pembedahan dilakukan, pasien akan diberikan penawar rasa sakit dan antibiotik.

Setelah prosedur pembedahan, pasien diberikan resep obat anti-nyeri. Pada orang sehat, antibiotik biasanya tidak digunakan. Antibiotik mungkin dibutuhkan pada orang-orang tertentu, misalnya orang dengan diabetes atau penurunan imunitas.

Perlu diketahui, kadang-kadang operasi fistula dapat dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan pembedahan abses. Namun, fistula sering kali terjadi 4-6 minggu setelah abses dikeluarkan isinya.

Setelah abses atau fistula anal benar-benar sembuh, kemungkinan kekambuhan bisa saja terjadi. Maka, untuk mencegah hal ini , penting untuk melakukan kontrol rutin dengan dokter. Konsultasi ini bertujuan untuk memantau penyembuhan luka pembedahan dan mengontrol kemungkinan munculnya fistula pada pasien.

DokterSehat.Com