Pembangunan proyek Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Kabupaten Buleleng, mulai dikerjakan awal tahun ini. Pemerintah mulai mengambil langkah cepat, dengan memadukan kerjasama bersama rekanan kontraktor proyek. Kualitas pembangunan tetap menjadi sorotan, meski dengan anggaran yang tidak cukup besar. Proyek IGD RSUD Buleleng ditarget tuntas tergarap sembilan bulan ke depan.
Direktur RSUD Buleleng dr. Gede Wiartana, Selasa (3/2) mengatakan, alokasi dana pembangunan proyek IGD menggunakan dana APBD. Terhadap sejumlah kontraktor proyek, pihaknya sempat dilakukan tawar menawar mengatasi keterbatasan anggaran dana. Di mana program mutu kontrak dalam pengembangan ruang gawat darurat, tetap memperhatikan kualitas. Tujuannya adalah memberikan tempat pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat di Buleleng. “Anggaran diawal kami alokasikan jumlahnya mencapai Rp. 51 Milliar. Kemudian ada yang menawar Rp. 44,6 Milliar, dengan estimasi waktu pengerjaan selama 270 hari dan luas tanah keseluruhan mencapai mencapai 42 are,” ujar Wiartana, usai melakukan rapat bersama perwakilan marketing kontraktor PT. Tunas Jaya Sanur, yang turut didampingi Kasi Perdata dan Tata Usaha Negara Kejari Singaraja Putri Ningsih, beserta Kepala Inspektorat Kabupaten Buleleng Putu Yasa, SH, MH.,
Pengerjaan yang cukup singkat tidak menjadi halangan dalam proses pengerjaan proyek IGD. Wiartana menerangkan, apabila selama ini ruangan perawatan di RSUD Buleleng masih terkesan terpencar, dengan jarak tertentu. Ke depan IGD akan dibuat terintegrasi. Alhasil pasien akan memperoleh pelayanan dan tingkat keselamatan lebih baik. Tercatat bangunan IGD terdiri atas empat lantai. Diantaranya lantai satu ruang emergency, lantai dua ruang perawatan intensif ICU, lantai tiga ruang perawatan pasien, dan terakhir lantai empat terdapat meeting room. “Ini merupakan IGD yang terintegrasi, dengan mengedepankan pelayanan emergency dan lengkap berisi laboratorium, rontgen, termasuk ruang operasi. Jadi ketika ada pasien dalam kondisi kritis, dan memerlukan bantuan ekstra cepat, bisa ditanggani di situ ke depannya,” terangnya.
Bangunan gedung IGD yang representatif, daya tampung lebih banyak, dan terletak di sisi pinggir jalan Raya Ngurah Rai. Proyek pengerjaan pertama akan dikerjakan Kamis (5/3) bulan ini, dibarengi dengan upacara ngeruak sekaligus mecaru. Wiartana belum mau berspekulasi apabila bangunan IGD, pasca selesai akan langsung dapat dipergunakan. “Belum bisa, ini masih baru sebatas tahapan kontruksi bangunan. Kita bangun basemant sampai lantai empat. Kalau alat-alat kesehatan, kami juga sudah usulkan ke BKK provinsi dan pusat, melalui e-planning. Mudah-mudahan seluruhnya segera bisa dipenuhi dan difungsikan,” ucapnya.
Kasi Perdata dan Tata Usaha Negara Kejari Singaraja Putri Ningsih menegaskan, proses pengerjaan proyek IGD RSUD Buleleng, agar berjalan tertib dan tidak ada pelanggaran penyimpangan proyek. Pihak Pemkab Buleleng, RSUD Buleleng, dan PT. Tunas Jaya Sanur, wajib mematuhi klausul-klausul perjanjian kontrak. “Apa yang telah disepakati dalam perjanjian kontrak. Kami berharap tidak ada penyimpangan-penyimpangan di dalam pelaksanakan proyek di lapangan,” tandasnya.