Informasi yang dihimpun BRU online menyebutkan bahwa sebanyak 53 tenaga kontrak yang dinyatakan lulus seleksi telah mengikuti masa orientasi. Namun demikian pada Senin 20 Oktober dengan alasan anggaran belum jelas, Direktur Rumah Sakit Kabupaten Buleleng membatalkan hasil seleksi yang telah berlangsung sebelumnya.
Konon sebelum memutuskan pembatalan Direktur Gede Wiartana telah berkonsultasi kepada Bupati Buleleng dan mendapat saran agar seleksi diulang kembali. Konon Bupati Buleleng berpesan mengingat status rumah sakit akan menjadi rujukan regional maka diperlukan karyawan yang benar-benar professional. Bupati juga menyarankan agar pendaftaran dibuka kepada umum sehingga tidak hanya diketahui oleh mereka yang berada dilingkup Rumah Sakit Kabupaten Buleleng, apalagi konon ada sejumlah surat sakti.
Atas pembatalan itu narasumber yang minta jatidirnya dirahasiakan menginformasikan akan ada demo oleh 53 naker yang telah dinyatakan lulus. Selain itu sejumlah kebobrokan rumahsakit juga akan diungkap kepada para Wakil Rakyat di dewan Entah karena tekanan itu atau entah ada pertimbangan yang lain Selasa (21/10/2014) Direktur Utama RSUD Buleleng kembali menghadap Bupati Buleleng. Hasilnya bahwa rekrutmen yang telah dilaksanakan diberlakukan kembali mengingat proses seleksi telah sesuai prosedur. “Rekrument tetap kita lakukan,” ungkap Wiartana singkat. Terkait surat sakti yang disinyalir mengiringi rekrutmen tersebut, Direktur Wiartana mengaku bahwa surat itu tidak menajdi pertimbangan utama. “Semuanya disesuaikan denganprosedur yang ada,” tegasnya.