(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit di Ruang Mawar RSUD Kabupaten Buleleng Mengambil Tema Diabetes Melitus

Admin rsud | 15 Juni 2020 | 194 kali

Pada hari senin, 15 Juni 2020, Tim Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) melaksanakan penyuluhan di ruang Mawar RSUD Kabupaten Buleleng tentang penyakit Diabetes Melitus (kencing manis). Sedangkan untuk materi diet dibawakan oleh Ahli Gizi RSUD Kabupaten Buleleng.

Definisi :

DIABETES MELITUS adalah penyakit gangguan metabolism menahun akibat pankreas yang tidak mampu memproduksi insulin secara cukup atau tidak mampu menggunakan insulin yang telah diproduksi secara efektif. Insulin merupakan hormone yang memiliki fungsi untuk mengatur keseimbangan gula darah dalam tubuh.

Klasifikasi Diabetes Melitus
Berdasarkan hal yang menyebabkannya, penyakit diabetes dibagi dalam beberapa jenis, yaitu:
Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah gangguan autoimun yang menyebabkan sistem ketahanan menyerang dan merusak sel-sel yang memproduksi hormon insulin, sehingga pankreas tidak dapat memproduksi hormon tersebut. Hal ini akan mengakibatkan tubuh kekurangan insulin dan meningkatkan kadar glukosa darah.
Kondisi ini umumnya menyerang pasien di bawah usia 40 tahun, terutama pada masa remaja. Biasanya gejala penyakit ini lebih cepat terdeteksi pada usia yang lebih muda, terutama pada masa kanak-kanak atau remaja.
Penyebab dari kondisi ini belum jelas. Para ahli menduga bahwa penyebab penyakit gula tipe 2 mungkin terjadi akibat kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Namun, Anda mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena kondisi ini jika:

  • orangtua atau saudara kandung Anda yang mengidap kondisi ini
  • dalam keadaan paparan penyakit virus
  • munculnya autoantibodi
  • kekurangan vitamin D, mengonsumsi susu sapi atau susu formula, dan sereal sebelum usia 4 bulan. Meskipun tidak langsung menyebabkan kondisi ini terjadi, tapi masih berisiko.

Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah tipe penyakit gula yang paling banyak terjadi. Angka kejadiannya mencapai 90-95 persen dari semua kasus kencing manis di dunia. Kondisi ini disebut dengan adult-onset diabetes karena lebih sering terjadi pada orang dewasa.
Tidak seperti diabetes tipe 1, penderita tipe 2 tetap memproduksi insulin tapi tidak mencukupi. Penyebab persis mengapa muncul tipe 2 belum pasti, tapi para ahli percaya bahwa kombinasi faktor genetik dan lingkungan berperan dalam memicu terjadinya penyakit gula ini.
Kelebihan berat badan adalah pemicu utama penyakit gula, tapi tidak semua pasien diabetes melitus tipe 2 kelebihan berat badan.

Diabetes gestasional
Diabetes gestational adalah penyakit kencing manis yang hanya terjadi pada wanita hamil. Penyakit ini dapat menyebabkan masalah pada ibu maupun bayinya jika tidak diobati. Jika ditangani cepat dengan baik, kondisi ini biasanya sembuh total setelah melahirkan.

Diabetes insipidus
Diabetes insipidus adalah kondisi berbeda yang disebabkan oleh ketidakmampuan ginjal untuk menyimpan air.
Penyakit ini biasanya diakibatkan hasil dari sindrom genetik, operasi, efek samping obat-obatan, kekurangan gizi, infeksi, dan penyakit lainnya. Kondisi ini jarang terjadi dan dapat diobati.
Siapa saja yang bias terkena Diabetes Melitus

  1. Usia ≥ 45 tahun
  2. Usia < 45 tahun, terutama dengan kegemukan, yang disertai dengan faktor resiko :
  • kebiasaan tidak aktif
  • turunan pertama dari orang tua dengan DM
  • riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi > 4000 gram, atau riwayat DM gestasional
  • hipertensi (≥ 140/90 mmHg)
  • kolesterol HDL ≤ 35 mg/dL dan atau trigliserida ≥ 250 mg/dL
  • menderita polycystic ovarial syndrome (PCOs) atau keadaan lain yang terkait dengan resistensi insulin
  • adanya riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sebelumnya → Prediabetes
  • memiliki riwayat penyakit jantung

Tanda & Gejala
Apa saja tanda dan gejala diabetes melitus?

Penyakit kencing manis sering kali tidak menunjukkan gejala apa pun pada awalnya. Bahkan, banyak orang yang tidak pernah sadar sudah sakit diabetes sejak lama karena tidak pernah mengalami gejala berarti.
Akan tetapi, berikut beberapa tanda dan gejala khas penyakit diabetes melitus yang perlu Anda ketahui:

  • Sering merasa haus
  • Sering buang air kecil, terkadang terjadi setiap jam dan disebut poliuria
  • Lemah, lesu, dan tidak bertenaga
  • Sering mengalami infeksi, misalnya infeksi kulit, vagina, sariawan, atau saluran kemih
  • Gejala yang lebih jarang terjadi:
  • Mual atau muntah
  • Pada wanita sering terjadi infeksi vagina
  • Infeksi jamur atau sariawan
  • Mulut kering
  • Luka sulit sembuh
  • Gatal pada kulit, terutama pada lipatan paha atau daerah vagina

Gejala diabetes lainnya yang harus Anda sadari:

  1. Kaki sakit dan mati rasa

Kadar gula darah yang sangat tinggi akan menyebabkan kerusakan pada saraf-saraf tubuh. Tak semua orang yang mengalami gejala ini.
Namun orang yang mengalami diabetes, akan merasa mati rasa, kesemutan, dan rasa sakit pada tubuh, terutama di kaki. Gejala seperti ini biasanya terjadi pada seseorang yang sudah mengalami diabetes selama 5 tahun atau lebih.

  1. Pandangan kabur

Pandangan kabur pada diabetesi (sebutan untuk penderita diabetes) biasanya berasal dari gangguan lensa (katarak) atau gangguan saraf mata (retinopati diabetikum).
Kondisi gula darah yang cukup tinggi dapat memicu penumpukan protein di dalam lensa mata sehingga terjadinya proses katarak. Gula darah yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan pembuluh darah kecil di mata terganggu bahkan pecah sehingga saraf mata (retina) tidak dapat bekerja dengan baik.

  1. Masalah kulit

Kadar insulin yang tinggi mendorong pigmen yang menimbulkan bercak hitam pada kulit. Jika ada perubahan yang terasa pada kulit, bisa saja menjadi tanda awal Anda memiliki penyakit gula atau kencing manis. Perubahan bisa saja ditandai dengan kulit yang menjadi gelap, bersisik, hingga muncul keriput dini.

  1. Rentan terhadap infeksi atau penyakit

Seseorang dengan gejala awal kencing manis ini cenderung lebih rentan terhadap infeksi bakteri maupun jamur karena mereka memiliki sistem kekebalan tubuh yang menurun.
Mikroorganisme tersebut membutuhkan glukosa sebagai sumber energinya. Infeksi dapat tumbuh dalam lipatan kulit yang hangat dan lembab, seperti antara jari tangan dan kaki, di bawah payudara, atau di dalam atau di sekitar alat kelamin.

  1. Gusi merah dan bengkak

Penyakit gula dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda dan kemampuan Anda untuk melawan infeksi sehingga meningkatkan risiko infeksi pada gusi dan rahang gigi Anda. Gusi Anda dapat bengkak atau mungkin mengalami luka.

  1. Luka lama sembuh

Gula darah tinggi dapat mempengaruhi aliran darah dan menyebabkan kerusakan saraf di daerah tubuh sehingga mengganggu proses penyembuhan alami tubuh Anda.

Jadi, jika Anda memiliki luka yang tak kunjung sembuh atau justru semakin memburuk, segera periksa ke dokter.

  1. Cepat lapar

Kurangnya insulin untuk memasukkan gula ke sel membuat otot dan organ melemah dan tubuh kehabisan energi. Otak akan mengira kurang energi itu karena kurang makan, sehingga tubuh berusaha meningkatkan asupan makanan dengan mengirimkan sinyal lapar.

  1. Berat badan turun tiba-tiba

Walau nafsu makan meningkat, para diabetesi dapat mengalami penurunan berat badan, bahkan sangat drastis.  Berhati-hatilah bila perubahannya sampai 5 persen dari berat badan.
Karena kemampuan metabolisme glukosa terganggu, tubuh akan menggunakan apapun lain sebagai ‘bahan bakar’, misalnya otot dan lemak sehingga orang akan tampak kurus.
Mengetahui gejalanya lebih awal akan memudahkan Anda untuk mengatasi gejala tersebut dan bahkan dapat mencegahnya.

Obat dan cara pengobatan
Bagaimana cara mengobati diabetes melitus?
Diabetes melitus adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Namun bukan berarti Anda jadi merasa putus asa.
Penyakit gula atau kencing manis ini masih bisa diatasi dan dikendalikan. Salah satunya, dengan minum obat diabetes melitus. Tergantung jenisnya, berikut beberapa pilihan obat penyakit gula:

Obat diabetes tipe 1
Ketika Anda mengalami kondisi ini, sistem kekebalan tubuh akan menyerang sel yang memproduksi insulin sehingga kadar insulin yang dihasilkan tubuh berkurang. Maka dari itu, dokter biasanya akan diberikan obat diabetes berupa insulin yang akan disuntikkan pada tubuh pasien setiap hari.
Beberapa jenis insulin tersebut antara lain:
Insulin dengan aksi cepat. Insulin ini biasanya akan diberikan saat Anda hanya memiliki sedikit waktu untuk menyuntikkan insulin, seperti saat kadar gula melebihi target.
Insulin dengan aksi lambat. Kebalikan dari insulin dengan aksi cepat, insulin dengan aksi lambat biasa digunakan saat Anda memiliki waktu yang lebih lama dalam menyuntikkan insulin. Tapi dibandingkan dengan insulin aksi cepat, insulin aksi lambat lebih jarang digunakan.
Insulin dengan aksi intermediate. Meskipun lama waktu penyuntikkan insulin jenis ini relatif panjang, namun insulin aksi intermediate biasanya dikombinasikan dengan aksi yang lebih cepat, sehingga mampu memaksimalkan manfaat dari penyuntikkan.
Obat diabetes tipe 2
Orang yang mengalami penyakit kencing manis umumnya tidak mampu menggunakan insulin yang ada sebagaimana mestinya. Tak semua orang dengan penyakit kencing manis memerlukan obat. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin hanya meminta pasien untuk mengubah gaya hidupnya agar menjadi lebih sehat, seperti rutin olahraga dan menjalani diat khusus. 
Nah, ketika kedua cara tersebut tidak cukup, barulah dokter akan meresepkan sejumlah obat diabetes melitus untuk membantu menurunkan gula darah. Beberapa obat diabetes mellitus yang sering diresepkan dokter adalah metformin, pioglitazone, sulfonilurea, agonis, repaglinide, acarbose,  gliptin, dan nateglinide.
Namun, Anda harus waspada. Pasalnya, obat diabetes melitus dapat menyebabkan sejumlah efek samping seperti kembung dan diare. Kabar baiknya, efek samping ini tidak selalu muncul pada setiap orang. Diskusikan dengan dokter Anda bila Anda mengalami efek samping obat tersebut.

Pengobatan rumahan
Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan untuk mengatasi diabetes melitus?

  1. Menjaga pola makan dan asupan gizi

Sebenarnya, makanan untuk orang dengan penyakit gula hampir sama dengan orang yang sehat-sehat saja. Bedanya, makanan Anda lebih diatur dari mereka. Dokter biasanya akan meminta Anda untuk lebih banyak mengonsumsi makanan bergizi, rendah lemak dan kalori sehingga bisa mengontrol kadar gula darah Anda.
Seperti apa makanan yang harus dimakan? Berikut panduannya:

  • Makanan yang terbuat dari biji-bijian utuh atau karbohidrat kompleks seperti nasi merah, kentang panggang, oatmeal, roti dan sereal dari biji-bijian utuh.
  • Ganti gula Anda dengan pemanis rendah kalori dan mengandung kromium untuk meningkatkan fungsi insulin dalam tubuh, sehingga bisa membantu mengontrol gula darah.
  • Daging tanpa lemak yang dikukus, direbus, dipanggang, dan dibakar.
  • Sayur-sayuran yang diproses dengan cara direbus, dikukus, dipanggang atau dikonsumsi mentah. Sayuran yang baik dikonsumsi untuk penderita, seperti brokoli dan bayam.
  • Buah-buahan segar. Jika Anda ingin menjadikannya jus, sebaiknya jangan ditambah gula.
  • Kacang-kacangan, termasuk kacang kedelai dalam bentuk tahu yang dikukus, dimasak untuk sup dan ditumis.
  • Produk olahan susu rendah lemak dan telur.
  • Ikan seperti tuna, salmon, sarden dan makarel.
  • Jika Anda menerapkan pola makan yang sehat, maka berat badan tetap ideal, kadar gula darah stabil, dan terhindar dari risiko penyakit jantung. 
  1. Olahraga teratur

Manfaat olahraga teratur untuk diabetesi adalah membantu menjaga berat badan turun, insulin bisa lebih mudah menurunkan gula darah, membantu jantung dan paru-paru bekerja lebih baik dan memberi Anda lebih banyak energi.
Tidak usah yang terlalu berat Anda bisa mulai berjalan, berenang, bersepeda di dekat rumah Anda, beraktivitas membersihkan rumah, atau mulai hobi berkebun adalah ide bagus supaya Anda tetap aktif bergerak.
Cobalah berolahraga minimal tiga kali seminggu selama sekitar 30 sampai 45 menit. Jika Anda adalah tipe orang yang jarang olahraga, cobalah 5 sampai 10 menit pada awal olahraga, dari sini nanti Anda bisa meningkatkan waktunya.
Jika kadar gula darah Anda kurang dari 100-120, makanlah apel atau segelas susu sebelum Anda berolahraga. Saat Anda sedang berolahraga, bawalah makanan ringan agar gula darah Anda tidak turun.
Tips jika Anda menggunakan insulin
Berolahraga setelah makan, bukan sebelum makan.
Tes gula darah Anda sebelum, selama, dan sesudah olahraga. Jangan berolahraga bila kadar gula darah Anda rendah, kurang dari 70.
Hindari berolahraga sebelum tidur karena bisa menyebabkan gula darah Anda turun di malam hari.
Tips jika Anda tidak menggunakan insulin
Temui dokter Anda, jika Anda berniat untuk ikut kelas fitness atau program latihan olahraga.
Tes gula darah Anda sebelum dan sesudah berolahraga jika Anda mengonsumsi obat diabetes melitus. Pastikan Anda gula darah tidak lebih rendah dari 70.

  1. Rajin cek gula darah Anda setiap hari

Kadar gula darah harus dipantau secara rutin. Ini adalah cara penting guna mengatasi serta menjaga kadar gula darah Anda tetap normal. Cek gula darah juga bisa memberikan informasi mengenai kadar glukosa darah Anda pada saat itu juga. Anda bisa menggunakan alat tes gula darah yang disebut glukometer. Dengan petunjuk pemakaian sebagai berikut:

Pastikan tangan Anda telah dicuci, masukkan kertas test strip ke alat ukur gula darah.

Perlahan, tusuk ujung jari dengan jarum steril hingga darah keluar

Bila darah yang keluar sedikit, perlahan pijat jari hingga darah keluar cukup

Pegang dan tahan ujung test strip sampai darah menetes pada test strip, dan tunggu hasilnya.

Kadar glukosa darah Anda akan muncul di layar alat

Kadar glukosa umumnya berbeda saat sebelum dan setelah Anda makan. Untuk tingkat gula darah normal sebelum makan, kadarnya sekitar 70-130 mg/dL. Kemudian, tingkat gula darah dua jam setelah makan seharusnya kurang dari 180 mg/dL dan menjelang tidur berkisar 100-140 mg/dL.

Jumlah kadar gula darah dapat menggambarkan kondisi kesehatan Anda. Kadar gula darah tinggi dianggap sebagai pertanda bahwa kondisi tubuh Anda sedang tidak sehat. Catat kadar gula darah setiap kali Anda memeriksa kadar gula darah.

  1. Pastikan Anda selalu minum obat atau suntik insulin

Keseimbangan kadar gula darah pada diabetesi terkadang tidak bisa terjaga dengan baik hanya melalui penerapan pola makan sehat dan olahraga teratur. Anda juga mungkin membutuhkan obat-obatan untuk menanganinya.

Ada beberapa jenis obat (biasanya dalam bentuk tablet) yang dapat digunakan untuk kondisi ini (obat hipoglikemik oral). Anda juga mungkin diberikan kombinasi dari dua jenis obat atau lebih untuk mengendalikan kadar gula darah Anda. Obat yang biasa diberikan adalah metformin, sulfonilurea, pioglitazone, gliptin, agonis, acarbose, nateglinide dan repaglinide. 

Dalam kasus tertentu, obat-obatan dalam bentuk tablet mungkin akan kurang efektif untuk mengobati penyakit gula atau kencing manis ini, sehingga Anda membutuhkan terapi insulin.

Berdasarkan dosis dan cara pemakaiannya, terapi ini dapat diberikan untuk menggantikan atau diberikan bersamaan dengan obat-obatan seperti yang telah disebutkan di atas tadi.

Pencegahan

Bagaimana cara mencegah diabetes melitus?

Penyakit gula atau kencing manis ini dapat dicegah dengan melakukan olahraga teratur, menjaga pola hidup sehat, dan menjaga kadar gula darah tetap normal.

  1. Raih berat badan sehat

Obesitas adalah salah satu faktor risiko utama dari diabetes tipe 2. Diet kalori dan rendah lemak sangat dianjurkan sebagai cara terbaik untuk menurunkan berat badan dan mencegah diabetes.

  1. Banyak makan buah dan sayur

Dengan makan sayur dan buah-buahan segar setiap hari, Anda dapat mengurangi risiko diabetes sampai 22 persen. Fakta ini diambil menurut hasil dari sebuah penelitian tentang diet selama 12 tahun dari hampir 22 ribu orang dewasa.

Penurunan risiko secara langsung berhubungan dengan berapa banyak buah-buahan dan sayuran yang Anda konsumsi.

  1. Kurangi gula

Untuk menjaga kadar gula darah normal, Anda harus membatasi konsumsi gula, tapi bukan berarti Anda jadi anti gula. Anda bisa mengganti gula pasir dengan pemanis rendah kalori dan bebas gula untuk mencegah penyakit gula dan mengontrol asupan kalori.

  1. Aktif berolahraga

Usahakan berolahraga minimal 30 menit sehari 3-5 kali seminggu untuk memaksimalkan pencapaian target berat badan idea sekalus juga untuk mengurangi risiko Anda terkena diabetes.

Selain itu, berolahraga juga bisa menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan kadar insulin.