(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

KAJI RSB RSUD KAB> BULELENG 2015 s/d 2019

Admin rsud | 18 November 2014 | 1348 kali

Menutup tahun 2014, selayaknya memang didahului dengan menyusun resolusi baru yang hendak dicapai pada tahun berikutnya. Begitu pula dengan RSUD Kabupaten Bulelen. Sebagai rumah sakit daerah yang telah berkembang pesat, rumah sakit plat merah ini berkewajiban menyusun rencana-rencana strategis untuk lima tahun kedepan. Untuk itulah, Selasa (18/11), jajaran Direksi RSUD Kabupaten Bulelen. Rapat ini membahas tentang Rencana Strategis Bisnis (RSB) RSUD Kabupaten Buleleng 2015 s.d 2019. Acara ini juga dihadiri oleh ketua SPI, Ketua Komite Medik, jajaran Kabag dan Kasubag.

Dirut RSUd Kabupaten Buleleng, dr. Gede Wiartana, M.Kes., dalam sambutannya mengatakan bahwa visi misi RSUD masih relevan dengan Visi misi sebelumnya yang menjadi pilihan utama masyarakat dengan memberikan pelayanan berkualitas dan profesional.

‘ Isu strategis kita, antara lain ingin menjadi RS kelas B pendidikan, pembangunan gedung IRD, peningkatan kebersihan, keamanan, kenyamanan, dan ketertiban. IPAL, CCTV, seta celaning service. Tak hanya itu, kebutuhan gedung kelas III, peningkatan mutu pelayanan, dan patient safety, BES ( Buleleng Emergency Service), pemenuhan SPM dan akreditasi RS, mengatasi masalh parkir yang kurang, serta penambahan mesin HD,” ujar d. Gede Wiartana.

Seperti disampaikan, dr. Gede Wiartana, RSUD sudah merancang master plan pengembangan RSUD. Namun, dengan rancangan  master plan yang ada harus didukung dengan anggaran. “Melihat perkembangan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan sampai dengan 2014, diperlukan revisi RPJMD sehingga target dan capaian dapat terealisasi dengan baik,” ungkap dr. Gede Wiartana sembari meminta adanya penggantian jaringan air agar air di setiap gedung dapat dipenuhi.

Sementara itu, Kabag PPI, I Nyoman Pasek Sukerman, S.T., menyimpulkan proyeksi keuangan RSUD Kabupaten Buleleng.” Tahun 2015 s.d 2017 mengalami surplus sedangkan tahun 2018 terjadi defisit akibat penurunan pendapatan. Pada tahun 2019, kembali akan mengalami surplus dengan proyeksi pendapatanb dari manfaat gedung yang dibangun.

Nyoman Pasek Sukerman menilai ini sudah menunjukkan keseimbangan laporan neraca antara aset, utang, dan modal. “ Laporan arus kas berjalan dengan baik. Namun, tahun 2018, terjadi penurunan arus kas sehingga harus mengambil saldo kas yang terkumpul tahun sebelumnya. Ini yang harus lebih diperhatikan, arus kas dan sumber penerimaan rumah sakit perlu terus ditingkatkan,” jelas Nyoman Pasek Sukerman.

Sementara itu, Direktur dr. Gede Wiartana beranggapan bahwa untuk membangun RS sesuai master plan kita tidak hanya bisa menggunakan dana dari BLUD.

Dr. Mahapramana dari Dewan pengawas menilai kondisi rumah sakit akan selalu tambal sulam karena bangunan rumah sakit ini sudah berdiri dari tahun 1956.  “Lengkapi RSB ini dengan foto-foto dan buat perincian yang jelas. Banyak data lama dan tidak terupdate di draf RSB ini sehingga semua harus di upadate. Pendapatan BLUD itu tidak boleh menurun. Jika menurun, akan ada pertanyaan, yakni pemberitahuan dari BPK. Yang terpenting adlah kerja sama yang baik,” tegas dr. Mahapramana.

Sementara itu,  dr. Rizani meminta agar unit cost RSUD Buleleng lebih dipertajam. Kepala Bagian Akuntansi, Dwi Ayani Dyah Uttami, S.E., mengatakan, “ Dari proyeksi perhitungan akuntansi, akan terjadi penurunan pada tahun 2018 dan tahun 2019 kita bisa naik lagi sesuai harapkan. Namun, tetap rencanakan untuk lima tahun ke depan. Walau ada penurunan, tetapi masih dalam kategori sehat. Pendapatan fungsional tetap meningkat, tetapi bantuan dari APBD yang menurun di tahun 2018.”

Dari sejumlah masukan tersebut, ada beberapa catatan penting dari Dewan pengawas yang menjadi PR penting untuk segera dilengkapi dalam RSB yang dirancang untuk lima tahun ke depan. Catatan penting tersebut, antara lain penyesuaian data jumlah penduduk per kecamatan yang terbaru, proyeksi kebutuhan SDM yang dipakai tahun 2014, serta data pesaing untuk uji SWOT yang diambil dari RS lain Buleleng.