Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng mulai melakukan uji coba terhadap mesin swab test, Polymerase Chain Reaction (PCR) pemberian dari BNPD pada Selasa (10/11/2020). Uji Coba ini akan berlangsung selama satu minggu kedepan.
Uji coba mesin PCR ini langsung dilakukan di ruang laboratorium dengan luas sekitar 6x6 meter, yang dibangun khusus oleh pihak RSUD Kab. Buleleng. Uji coba mesin PCR ini dilaksanakan oleh vendor yang bermitra dengan BNPB, diikuti sejumlah tenaga medis yang nantinya akan bertugas di ruang lab tersebut.
Dalam hal ini, Kepala Instalasi Laboratorium PCR RSUD Kabupaten Buleleng, dr. Arimas mengatakan, kegiatan uji coba ini akan dilakukan oleh pihaknya selama satu minggu kedepan. Apabila petugas sudah mulai terlatih, barulah pihaknya mulai menerima pemeriksaan spesimen dari pasien rumah sakit lain. Selama satu minggu ini, kami coba memeriksa spesimen dari pasien-pasien yang dirawat di RSUD dulu. Kalau sudah mulai terlatih, baru kami menyampaikan ke Dinas Kesehatan, bahwa kami siap untuk memeriksa kiriman spesimen dari pasien rumah sakit lain," ucapnya.
Disampaikan bahwa nantinya mesin PCR tersebut bisa memeriksa 97 spesimen per satu kali operasi. Namun, dalam proses pelaksanaannya, pihaknya membutuhkan waktu empat sampai lima jam, mengingat jumlah SDM yang dimiliki masih terbatas, serta alur pemeriksaannya juga dirasa cukup panjang.
Selanjutnya untuk mencampur reagen (cairan kimia) dengan spesimen, kami harus melakukannya secara manual. Ditambah lagi jumlah SDM yang bekerja di ruang Lab PCR ini hanya lima orang. Jadi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan cukup lama karena membutuhkan konsentrasi tinggi," terangnya.
Sementara, Direktur RSUD Kab. Buleleng, dr. Putu Arya Nugraha mengatakan, untuk biaya pemeriksaan swab test menggunakan mesin PCR ini tidak akan dibebankan kepada pasien, alias ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah pusat, dengan catatan, pemeriksaan dilakukan atas kepentingan Satgas Covid-19.
Sementara untuk pemeriksaan yang bersifat kepentingan pribadi, dr. Arya mengaku masih akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Buleleng, terkait jumlah tarif yang akan diberikan.
Sementara terkait minimnya jumlah SDM yang bekerja di ruang Lab PCR itu, dr. Arya menjelaskan, pihaknya masih melihat tren kasus terlebih dahulu. Apabila kasus mengalami peningkatan signifikan, Pemkab akan membantu pihaknya melakukan rekrutmen.
Namun, Direktur RSUD Kab. Buleleng tidak menampik bahwa dalam melakukan rekrutmen cenderung mengalami kendala, karena sebagian besar lulusan yang telah selesai menempuh pendidikan, belum memiliki Surat Tanda Registrasi (STR). Sementara kalau kami menggunakan semua SDM yang ada disini, takutnya pasien yang membutuhkan penanganan Lab lain jadi kendala. Ya bekerja di Lab PCR ini kan sangat teknis dan detail, jadi memang tidak bisa buru-buru, dan harus dilihat sesuai kebutuhan.