(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Waspadai 3 Fase Demam Berdarah Dengue agar Tak Celaka

Admin rsud | 08 Januari 2020 | 9396 kali

Infeksi virus Dengue ada yang tidak menimbulkan gejala. Tetapi jika berkembang menjadi demam berdarah Dengue (DBD), kondisi ini dapat memicu gejala parah hingga berakibat komplikasi fatal ketika tidak ditangani dengan tepat.

Salah satu komplikasi yang bisa terjadi adalah perdarahan. Penanganan DBD yang dilakukan harus sesuai dengan tiga fase demam berdarah Dengue yang dialami oleh penderita. 

Sangat penting memahami dan mewaspadai ketiga fase tersebut. Jika tidak awas, kita bisa dikelabui oleh penyakit DBD. Sebagai contoh, seorang penderita DBD yang tampak mulai sembuh dapat tiba-tiba mengalami penurunan kondisi hingga akhirnya meninggal.

Namun sebelum membahas fase DBD lebih jauh, mari ketahui dulu apa bedanya antara demam Dengue dan demam berdarah Dengue.

Perbedaan demam Dengue dan DBD

Selama ini, Anda mungkin berasumsi bahwa Anda pasti mengidap demam berdarah bila terinfeksi virus Dengue akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti. Anggapan ini sebenarnya kurang tepat.

Infeksi virus Dengue bisa memicu demam Dengue dan demam berdarah Dengue (DBD). Namun bila Anda mengalami demam Dengue, bukan berarti Anda juga otomatis akan terkena DBD.

Ketika sudah ditangani dengan benar, demam Dengue bisa sembuh tanpa menyebabkan komplikasi berupa perdarahan yang berujung pada DBD. 

Jangan remehkan tiga fase demam berdarah Dengue

Penyakit demam berdarah Dengue terdiri dari fase demam (febrile), fase kritis, dan fase pemulihan. Berikut penjelasannya:

  • Fase demam 

Fase demam atau febrile berlangsung antara 2-7 hari. Pada fase ini, penderita tidak hanya merasakan demam tinggi, tetapi juga nyeri otot dan persendian, sakit kepala hebat, gusi memerah, hingga bintik-bintik merah di kulit (petechiae) akibat perdarahan ringan di bawah kulit.

Selain bintik di kulit, penderita juga dapat mengalami tanda-tanda perdarahan lain yang meliputi mimisan, muntah, atau buang air besar (BAB) berdarah. Ketika sudah ada tanda-tanda perdarahan inilah demam Dengue menjadi demam berdarah Dengue. 

Penanganan pada fase demam yang diperlukan meliputi upaya menurunkan demam tinggi, misalnya dengan pemberian paracetamol. Pasien bisa dirawat di rumah dan dianjurkan untuk memperbanyak asupan cairan, boleh berupa air putih, oralit, jus buah, atau susu. 

Meski penderita bisa dirawat di rumah, orang yang merawat mesti selalu waspada. Segera bawa penderita ke rumah sakit bila terjadi muntah-muntah, sakit perut, tidak bisa makan atau minum, tidak buang air kecil hingga empat sampai enam jam, perdarahan, dan tingkat kesadaran yang agak menurun. 

  • Fase kritis

Fase demam berdarah ini merupakan masa di mana penderita bisa membaik atau memburuk. Fase kritis umumnya terjadi antara tiga sampai tujuh hari sejak gejala DBD muncul.

Dalam fase kritis, ada periode ketika demam menurun dan suhu tubuh pasien mendekati normal. Periode ini disebut sebagai defervescence. Di sinilah, kita patut waspada karena demam yang turun belum tentu berarti penderita mulai sembuh.

Pada hari ketiga sampai ketujuh sejak muncul demam, penderita yang jumlah trombositnya cenderung menurun, sebaiknya dirawat di rumah sakit meski demam sudah mereda.

Saran tersebut diutamakan bagi penderita yang memiliki risiko komplikasi yang tinggi. Misalnya, bayi, penderita obesitas, ibu hamil, penderita yang mengidap penyakit lain, dan penderita yang mulai mengalami perdarahan. 

Di rumah sakit, penderita akan diberi infus cairan. Dokter dan perawat juga akan terus memantau jika ada tanda-tanda penurunan kondisi, seperti kebocoran plasma, perdarahan, tekanan darah rendah dan gangguan fungsi organ.

Komplikasi demam berdarah Dengue tersebut bisa terjadi dalam waktu 24 sampai 48 jam setelah demam turun. Karena itulah, banyak yang mengira bahwa penderita mulai sembuh dan terkejut ketika kondisi penderita kemudian memburuk dengan cepat.  

  • Fase pemulihan

Jika tidak terjadi penurunan kondisi, fase pemulihan akan terjadi dalam waktu 48 sampai 72 jam setelah demam turun. Penderita akan merasa lebih baik secara keseluruhan, nafsu makan mulai pulih, dan trombositnya mulai naik jika diperiksa laboratorium darah.

Di fase demam berdarah ini, kadang-kadang muncul semacam ruam putih pada pada kulit penderita. Ruam ini bisa tampak di antara ruam-ruam merah pada kulitnya.

Proses penularan demam berdarah Dengue

Penyakit demam berdarah umumnya mewabah di daerah tropis. Angka kejadian penyakit ini bisa naik atau turun, dipengaruhi oleh musim, curah hujan, suhu udara, dan kepadatan penduduk di suatu lingkungan permukiman.

Demam berdarah sendiri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Dengue. Virus ini ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti. Meski jarang, DBD juga bisa ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes albopictus. Selain menyebarkan virus dengue, nyamuk-nyamuk ini juga menyebarkan virus chikungunya maupun virus zika. 

Nyamuk Aedes aegypti banyak hidup di lingkungan urban dan berkembang biak dalam tempat penampungan air bersih yang dibuat oleh manusia.

Virus Dengue ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina. Manusia yang sudah terinfeksi virus kemudian menjadi tempat utama virus tersebut berkembang biak.

Manusia tersebut kemudian akan menjadi sumber virus bagi nyamuk saat nyamuk yang tidak terinfeksi virus menggigitnya. Demam berdarah lalu akan menular ke manusia lain yang selanjutnya digigit.

Virus Dengue akan berinkubasi dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti selama empat sampai 10 hari. Setelah itu, nyamuk akan mampu menyebarkan virus ke setiap orang yang digigitnya sampai nyamuk tersebut mati.

Manusia yang terinfeksi virus Dengue kemudian bisa menyebarkan virus ini lewat nyamuk hingga 12 hari sejak gejala penyakit demam berdarah muncul. 

Nyamuk Aedes aegypti mencari makan saat hari terang. Nyamuk ini paling aktif menggigit pada pagi dan sore hari sebelum matahari terbenam. Aedes aegypti betina akan menggigit banyak orang saat waktu mencari makan tersebut. Mengapa hanya nyamuk betina yang menggigit manusia? Karena nyamuk betina memerlukan darah untuk bertelur.

Untuk mencegah gigitan nyamuk, gunakan pakaian lengan panjang dan celana panjang, atau oleskan losion antinyamuk pada kulit saat beraktivitas di pagi dan sore hari. 

Demam berdarah berpotensi menimbulkan komplikasi fatal karena kebocoran plasma darah, akumulasi cairan tubuh, gangguan pernapasan, perdarahan, dan gangguan fungsi organ. Gejala komplikasi ini bisa mulai terjadi pada salah satu dari tiga fase demam berdarah Dengue. 

Sebagai penduduk daerah tropis, demam berdarah memang jadi penyakit yang mesti terus kita waspadai. Memahami ketiga fase demam berdarah Dengue akan mencegah terjadinya komplikasi penyakit yang bisa menyebabkan kematian.