Obat tetes mata yang biasa digunakan untuk menghilangkan mata merah akibat iritasi ternyata bila diminum bisa jadi racun untuk tubuh. Hal tersebut terjadi pada seorang wanita di California Selatan bernama Lana Clayton yang mengaku membunuh suaminya dengan obat tetes mata.
Dilansir laman Associated Press, Stephen Clayton usia 64 tahun, tewas setelah selama tiga hari meminum air yang dicampur dengan obat tetes mata oleh sang istri.
Penyebab kematian pria tersebut baru terungkap setelah otopsi dilakukan. Awalnya tak ada yang menyangka dirinya tewas karena diracun.
Dalam otopsi ditemukan zat tetryzoline dengan jumlah tinggi pada tubuh pria tersebut. Menurut penjelasan ahli, tetryzoline akan membajak sistem saraf simpatik manusia. Zat tersebut ada pada obat tetes mata yang dijual bebas, dan semua orang dapat membelinya.
Dilansir dari laman Inverse Rabu (5/9), kasus kematian akibat zat tetryzoline bukan pertama kalinya di dunia. Tahun 2013, ada pria di Alta Sierra, California yang juga berusaha membunuh kekasihnya dengan obat tersebut. Ia menuang minuman yang akan diminum kekasihnya dengan obat tetes mata berulang kali.
Untungnya, kematian akibat zat tetryzoline masih jarang. Korban biasanya hanya sampai tahap keracunan parah. Pada laporan tahun 2016, American Association of Poison Control Centers mendata telah terjadi 859 kasus keracunan zat tersebut.
Sejumlah 730 kasus terjadi karena tak sengaja, sedang sisanya disengaja namun belum sampai menimbulkan korban.
Tetrahydrozoline bertindak sebagai “simpatomimetik”, padahal dalam tubuh sudah ada sistem saraf tersebut. Zat itu lantas mengontrol tindakan bawah sadar seperti perubahan tekanan darah atau detak jantung dibantu oleh reseptor alfa.
Jika diteteskan ke mata, zat tersebut akan mengikat reseptor alfa satu perifer seperti adrenalin, lalu membuat aliran darah lancar dan membersihkan darah di pembuluh mata yang memicu warna merah.
Jika diminum, zat itu dapat memberi pengaruh berbahaya bagi aliran darah.