(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Uric Acid Adalah Senyawa yang Harus Dibuang Melalui Urine, Apa Dampaknya Jika Kadarnya Berlebih?

Admin rsud | 15 Januari 2020 | 13872 kali

Setiap harinya tubuh akan bekerja untuk mencerna dan mengurai berbagai nutrisi, termasuk menyaring atau membuang senyawa-senyawa yang tidak dibutuhkan tubuh. Asam urat atau uric acid adalah salah satu produk buangan tersebut.

Uric acid dikenal sebagai penyebab dari penyakit asam urat, tetapi mengapa uric acid bisa memicu penyakit ini dan apa sebenarnya uric acid

Uric acid adalah…

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, uric acid adalah produk atau senyawa dalam tubuh yang perlu untuk dikeluarkan.

Uric acid terbentuk ketika tubuh mengurai atau mencerna purin yang diproduksi dari tubuh maupun makanan dan minuman yang dikonsumsi. Beberapa makanan atau minuman yang mengandung uric acid adalah bir, ikan makarel, kacang, dan sebagainya.

Senyawa uric acid umumnya masuk ke dalam darah dan diedarkan ke organ ginjal. Dari ginjal, barulah senyawa uric acid dibuang melalui air seni.

Namun, apabila kadar uric acid terlalu berlebih atau ginjal tidak mampu mengeluarkan senyawa tersebut, maka Anda akan mengalami hiperurisemia atau terlalu banyaknya senyawa uric acid dalam darah dan menumpuk di beberapa tempat di tubuh. 

Penyakit lain yang bisa terjadi karena kelebihan uric acid adalah gangguan asam urat atau radang sendi akibat penumpukan uric acid. Penderita asam urat umumnya akan merasakan nyeri dan pembengkakan pada sendi jempol kaki ataupun daerah tubuh lainnya. 

Biasanya, nyeri dan pembengkakan akan hilang setelah beberapa hari, tetapi lama kelamaan, rasa sakit tersebut akan bertahan makin lama. Jika tidak segera ditangani, gangguan asam urat dapat menyebabkan kerusakan pada persendian dan ginjal.

Untungnya, Anda bisa mengikuti tes atau pemeriksaan untuk mengecek kadar asam urat dalam tubuh.

Bagaimana pemeriksaan uric acid dalam tubuh?

Gangguan asam urat tidak hanya satu-satunya masalah yang timbul ketika terdapat uric acid yang berlebih dalam tubuh. Penyakit lain yang bisa timbul akibat kelebihan uric acid adalah batu ginjal.

Pemeriksaan uric acid bisa dilakukan untuk mencegah atau mengetahui ada tidaknya kelebihan asam urat yang bisa memicu penyakit-penyakit di atas. Biasanya, Anda tidak memerlukan persiapan khusus untuk menjalani pemeriksaan uric acid.

Terkadang dokter dapat meminta Anda untuk tidak mengonsumsi makanan atau minuman selama empat jam atau lebih sebelum pemeriksaan. Bila Anda mengonsumsi obat-obatan tertentu, dokter akan memutuskan apakah Anda tetap perlu meminumnya atau tidak.

Oleh karenanya, selalu beritahukan kepada dokter setiap obat-obatan tertentu yang dikonsumsi, khususnya obat-obatan atau suplemen yang memicu Anda untuk selalu buang air kecil, aspirin, dan vitamin B3.

Tes yang dilakukan saat pemeriksaan uric acid adalah tes darah. Oleh sebab itu, darah akan diambil selama beberapa menit di pembuluh darah pada bagian dalam lengan.

Setelah pemeriksaan darah, Anda biasanya hanya akan merasakan efek samping berupa rasa nyeri di bagian tubuh yang disuntik. Meskipun jarang terjadi, Anda bisa mengalami infeksi, pendarahan atau memar, serta merasa pusing.

Hasil tes pemeriksaan uric acid

Hasil pemeriksaan uric acid biasanya akan muncul sehari atau dua hari setelah tes darah dilakukan. Umumnya, hasil tes yang normal berada di antara 3,5 sampai 7,2 milligram per desiliter.

Pada wanita, kadar uric acid yang tinggi adalah saat sudah mencapai lebih dari enam miligram per desiliter sedangkan untuk pria, tingkat uric acid yang tinggi adalah ketika sudah berada lebih dari tujuh miligram per desiliter.

Bila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Anda memiliki kadar uric acid yang tinggi, maka dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk menjalani tes lainnya, seperti pemeriksaan penyakit asam urat dan tes sampel urine.

Mengapa kadar uric acid berlebih bisa terjadi?

Penyebab penumpukan kadar uric acid berlebih dapat dipicu oleh berbagai hal, seperti mengonsumsi makanan atau minuman yang tinggi purin, diabetes, mengonsumsi obat diuretik, obesitas, dan sebagainya.

Apapun penyebabnya, Anda perlu mencegahnya dengan menerapkan pola hidup sehat berupa mengonsumsi makanan yang sehat, bergizi imbang, dan bervariasi, serta berolahraga secara teratur.