(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Tujuh Langkah Praktis Mengendalikan Asma

Admin rsud | 14 Mei 2020 | 455 kali

Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran napas yang berfluktuasi dan individual. Asma dapat diobati ,dikontrol dengan baik ,tidak mengganggu aktivitas dan tidak mengganggu prestasi penyandang Asma. Tetapi dengan kontrol yang tidak baik dan pengobatan yang tidak tepat penyakit asma dapat menjadi berat dan mengganggu aktivitas terlebih bila pengelolaan tidak baik asma dapat menyebabkan kematian.

 

7 langkah praktis mengendalikan asma meliputi :

  1. Memahami seluk beluk penyakit asma
  2. Menilai berat ringannya penyakit
  3. menghindarkan faktor pencetus
  4. Menggunakan obat obatan yang tepat
  5. Mengatasi serangan akut dengan segera
  6. Memeriksakan diri secara teratur
  7. Meningkatkan kebugaran fisik dengan latihan dan olah raga

Tujuan penatalaksanaan asma agar tercapai penyakit asma yang terkontrol.

Yang dimaksud dengan asma terkontrol adalah :

  1. Tidak ada gejala asma pada malam hari menjelang dinihari
  2. bila timbul gejala asma mudah diatasi
  3. Perubahan APE harian tidak naik turun [ < 20% ]
  4. Kegiatan harian tidak terganggu
  5. Tidak ada efek samping obat
  6. Menggunakan obat asma sesuai dengan pembagian derajat asma

Asma tidak terkontrol terjadi oleh karena beberapa hal sebagai berikut :

  1. Obat tersedia tetapi tidak tepat cara pakainya
  2. Obat tersedia tetapi tidak tahu cara pakainya
  3. Obat tersedia tetapi tidak tahu gunanya obat
  4. Obat tidak tersedia karena ketidakmampuan ekonomi
  5. Obat tidak tersedia karena tidak diberikan oleh karena tidak mengetahui  perkembangan penyakit asma pasien
  6. Pasien tidak patuh karena tidak mengerti pola perjalanan penyakit asma
  7. Pasien tidak patuh karena keterbatasan komunikasi antara provider dengan pasien

1.Memahami Penyakit Asma

Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran nafas yang menyebabkan hiperreaktiviti bronkus sehingga memudahkan terjadinya penyempitan saluran nafas.

Mekanisme terjadinya gejala asma:

  • Inflamasi kronik
  • Hipersensitifiti/mudah memberikan reaksi
  • Produksi lendir atau dahak
  • Bronkokonstriksi=pengerutan saluran napas

Berdasarkan mekanisme tersebut pemberian obat asma terdiri dari obat controller ( obat pengontrol asma) dan obat reliefer (obat pelega napas) . Obat pengontrol asma yaitu obat anti inflamasi dan diberikan dalam waktu yang panjang dan dosisnya diturunkan secara bertahap. Obat pelega napas digunakan untuk melegakan jalan napas.

Pola penyakit asma umumnya adalah fluktuatif artinya pola penyakit dapat berbeda dari waktu ke waktu dapat tenang terkontrol tanpa gejala tetapi dapat timbul serangan bila terpapar oleh factor pencetus. Bila terjadi asma dengan serangan maka akan mengganggu aktiviti dan menimbulkan gejala asma seperti batuk,produksi lendir ,sesak napas dengan mengi atau tanpa mengi. Individual artinya untuk setiap orang berbeda derajat penyakitnya demikian pula halnya dengan factor pencetus dan jenis obat yang digunakan.

2. Menilai berat ringannya penyakit

Pasien Asma berdasarkan gejala klinis dan fungsi parunya terbagi atas derajat asma intermitten,persisten ringan,persisten sedang,dan persisten berat.Pembagian ini digunakan untuk memilih obat dan perencanaan pengobatan.Dengan kepatuhan dan obat yang tepat diharapkan derajat asma dapat menjadi lebih ringan dan jumlah obat yang digunakan berkurang.Bila pengobatan tidak tepat dan pasien tidak patuh derajat asma akan menjadi lebih berat

3.Menghindari factor pencetus

Pasien asma sebaiknya mengenal apa yang menjadi factor pencetus terjadinya asma serangan  karena setiap orang akan berbeda sensitifiti dan jenis pencetusnya.

 

sumber : Ditulis oleh: Dr. Alex K. S. Ginting, SpP FCCP - Spesialis Paru