Banyak orang di Indonesia percaya bahwa jika tertusuk paku yang berkarat maka kita bisa terkena tetanus? Tapi benarkah demikian atau hal ini hanyalah mitos?
Tertusuk paku berkarat memang bisa menyebabkan Anda terkena tetanus. Namun sebenarnya bukan karat pada paku yang menyebabkan Anda terkena penyakit tersebut. Yang menjadi penyebab tetanus adalah racun dari bakteri Clostridium tetani yang masuk ke dalam luka dan menyebar melalui pembuluh darah.
Terlepas dari penyebab lukanya – tertusuk paku berkarat, paku baru, cakaran binatang, dan penyebab luka lainnya - Anda bisa terinfeksi tetanus jika bakteri Clostridium tetani ini berhasil masuk ke peredaran darah.
Saat spora bakteri penyebab tetanus masuk ke dalam luka, spora tersebut akan berkembang menjadi bakteri yang memproduksi racun yang bernama tetanospasmin. Racun ini mengganggu saraf yang mengendalikan otot penggerak tubuh dan menimbulkan gejala tetanus, seperti kejang dan kekakuan pada otot.
Spora bakteri Clostridium tetani sering ditemukan di tempat kotor, seperti feses dan juga paku berkarat. Oleh karena itu seseorang memiliki risiko terkena tetanus yang lebih besar ketika ia tertusuk paku berkarat. Dan karena banyaknya kasus di mana seseorang terkena tetanus setelah tertusuk paku berkarat maka muncullah pemahaman demikian. Namun sebenarnya bisa saja Anda tertusuk paku dan tidak terinfeksi tetanus.
Pada dasarnya bakteri penyebab tetanus tidak aktif (dormant) saat berada di lingkungan minim oksigen (seperti kondisi pada paku berkarat). Bakteri ini pun masih dalam keadaan spora. Namun ketika spora bakteri ini terpapar oksigen di dalam darah, maka ia mulai aktif, berkembang, dan melepaskan racun tetanospasmin yang menyebabkan tetanus.
Luka tusukan paku dapat menjadi ladang tempat perkembangnya bakteri Clostridium tetani. Oleh karenanya, semua jenis luka berpotensi untuk membuat Anda terkena tetanus. Seseorang akan lebih mungkin mengidap tetanus jika memiliki luka tusukan yang:
Biasanya, gejala tetanus akan muncul 14 hari setelah memasuki luka tusukan paku. Oleh karenanya, Anda perlu segera mendapatkan vaksinasi atau antiracun bila belum menjalani vaksinasi tetanus atau belum melengkapi vaksinasi tetanus.
Umumnya, orang yang terkena tetanus adalah orang-orang yang belum pernah divaksin dengan vaksin tetanus atau tidak menjalani vaksinasi tetanus secara lengkap. Untungnya, penyakit tetanus tidak bisa ditularkan.
Ketika Anda terkena penyakit yang memicu kekakuan otot ini, Anda harus segera mengunjungi dokter, karena bakteri penyebab tetanus tidak bisa dimusnahkan dengan antiseptik saja. Anda perlu mengunjungi dokter untuk segera disuntikkan antiracun tetanus, yaitu tetanus immune globulin.
Antiracun tersebut dapat membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri penyebab tetanus. Setelahnya, dokter akan memberikan vaksin tetanus dan antibioitk berupa penisilin, metronidazole, atau tetracycline.
Kejang-kejang dan kekakuan otot yang dialami akan ditangani dengan pemberian pelemas otot, antikejang, atau obat pemblokir sinyal saraf ke otot. Dokter juga dapat memberikan obat penenang untuk mengatasi kejang otot atau memberikan morfin ketika otot tertentu tidak bekerja, seperti otot jantung dan pernapasan.
Apabila luka tertusuk paku terlalu besar, dokter bisa melakukan pembedahan untuk mengambil jaringan-jaringan otot yang terinfeksi atau rusak dalam rangka untuk mengeluarkan kotoran-kotoran yang berpotensi memicu tetanus.
Tentunya, penyakit tetanus bisa dicegah dengan vaksinasi dini dan menjalani vaksinasi lanjutan. Vaksinasi pertama umumnya perlu dilakukan saat masih anak-anak sebanyak lima kali dan dimulai saat Anda berusia usia dua bulan. Setelahnya, Anda perlu menerima vaksinasi lanjutan setiap 10 tahun
Jika tertusuk paku, Anda harus segera ke dokter bila mengalami:
Gejala-gejala di atas adalah tanda-tanda dari penyakit tetanus. Kunjungi dokter untuk menjalani pemeriksaan dan penanganan yang tepat. Menunda penanganan bisa mengancam nyawa.