Katarak kongenital merupakan suatu kelainan pada lensa mata sejak bayi baru lahir. Tanda-tanda katarak kongenital dapat diidentifikasi oleh tenaga kesehatan maupun orangtua di rumah. Deteksi dini dapat mencegah kebutaan pada anak.
Pada tahun 2017, Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) dalam Kampanye Pupil Putih/White Pupil Campaign mengungkapkan bahwa setiap 60 detik, satu orang anak di seluruh dunia menjadi buta.
Padahal 80% penyebab kebutaan pada anak sebenarnya bisa dicegah melalui pemeriksaan dan tindakan segera. Terdapat 200.000 kasus katarak pada anak di seluruh dunia, atau 3-6 anak setiap 10.000 kelahiran hidup.
Tanda-tanda katarak kongenital dapat dikenali oleh orangtua di rumah. Tanda-tanda tersebut antara lain sebagai berikut:
Tanda-tanda katarak kongenital dapat dideteksi sejak bayi lahir. Jika tidak ditemukan saat lahir dan baru ditemukan saat usia kurang dari 16 tahun, maka keadaan ini disebut katarak juvenil, bukan katarak kongenital.
Pada umumnya, tenaga kesehatan yang membantu menolong persalinan seperti dokter dan bidan akan menemukan kondisi ini saat menolong bayi baru lahir atau saat pemeriksaan harian bayi baru lahir.
Biasanya, penanganan katarak kongenital dilakukan dengan metode operasi. Beberapa riset mengatakan jika usia 4-6 minggu merupakan waktu yang tepat untuk dilakukannya operasi.
Sebuah riset lain pada tahun yang sama menyatakan bahwa sebaiknya operasi dilakukan saat bayi berusia lebih dari enam bulan hingga dua tahun. Operasi yang dilakukan pada anak usia tersebut cenderung lebih aman dan memiliki hasil yang lebih baik ke depannya.
Paling penting adalah berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk melakukan operasi. Pertimbangkan semua aspek demi kebaikan anak.
Ketika Anda mencapai kalimat ini, beberapa anak di dunia telah mengalami kebutaan. Deteksi dini sangat diperlukan agar mengurangi angka kebutaan terutama dari kondisi katarak kongenital.