(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Sistem Kekebalan Tubuh

Admin rsud | 24 Januari 2018 | 1494 kali

Tubuh kita mempunyai sistem kekebalan tubuh atau sistem imun yang efektif dan efisien melindungi tubuh dari serangan mikroorganisme seperti bakteri, kapang, dan virus serta sel asing yang berasal dari tumor yang tumbuh dalam tubuh. Sistem kekebalan tubuh terdiri dari sistem pertahanan, homeostatis, dan pengawasan.

1. Sistem pertahanan meliputi pemusnahan mikroorganisme yang berhasil masuk ke dalam tubuh.
2. Sistem homeostatis meliputi pemusnahan sel-sel yang sudah usang.
3. Sistem pengawasan berfungsi mendeteksi dan menghancurkan sel yang termutasi, atau menunjukkan tanda-tanda tidak normal karena terinfeksi oleh virus atau mengait radikal bebas. Sistem yang ketiga ini sangat penting bagi pemusnahan sel kanker.

Dalam tubuh kita yang berfungsi sebagai sel imun adalah sel darah putih. Jenis sel ini banyak dan bervariasi fungsi serta tugasnya. Ada yang bertugas untuk mengenal senyawa asing (sel termutasi) yang disebut sebagai sel T. Sel ini juga dapat menyerang dan menghancurkan sel termutasi tersebut. Kelompok jenis sel ini adalah sel sitotoksik, sel natural killer yang dapat menyerang dan mematikan sel kanker. Ada juga sel yang tugasnya mengenal senyawa asing dan membuat antibodinya supaya senyawa asing tersebut dapat dimusnahkan. Sel ini dikenal dengan sebutan sel B.

Sistem pertahanan tubuh yang baik tentu saja dapat merespon cepat serangan sel dan senyawa asing serta pertumbuhan sel abnormal atau sel termutasi. Kondisi seperti ini diciptakan dari kondisi zat gizi makanan yang baik dan berimbang. Kekurangan zat gizi dapat mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi sel imun yang ditandai dengan pengecilan (atropy) hati, lapisan mukosa, sumsum tulang, limfa, dan kelenjar limfa.

Pencegahan kanker sangat mungkin membuahkan hasil yang melegakan karena setidaknya faktor-faktor luar (eksternal) dapat dihindari. Hampir semua penyebab kanker seperti virus, kuman, radiasi, sinar uv, bahan-bahan kimia pencemar dapat dihindari.

Sayangnya, penentuan batas aman zat-zat kimia masih belum pasti alias kontroversial. Kebanyakan pakar toksikologi pangan beranggapan bahwa ambang batas senyawa karsinogenik sulit ditentukan karena hanya diperlukan satu molekul karsinogen yang menempel pada satu gen sel saja sudah dapat menghasilkan mutasi dan memasuki tahap inisiasi.

Usaha pencegahan dapat dilakukan dengan perbaikan status gizi melalui makanan dan minuman, ditambah antioksidan dari sayuran dan buah-buahan yang merupakan benteng strategis dalam perang melawan kanker.