(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Segera Hentikan Bila Anak Kecanduan Gawai

Admin rsud | 09 April 2019 | 404 kali

Semakin canggihnya perkembangan teknologi membuat orang sulit untuk melepaskan diri dari gawai atau gadget. Penggunaan gawai dianggap menjadi sangat penting bagi kelangsungan hidup. Tanpa disadari, anak-anak pun menjadi semakin terpapar dengan gawai. Hingga akhirnya menjadi kecanduan dan sulit untuk dijauhkan dari gawai.

"Banyak anak yang menjadi kecanduan karena awalnya orangtua tidak memberikan aturan yang jelas atau membatasi durasi atau waktu penggunaan gawai," ucap Astrid Wen, Psikolog Klinis Anak, Pion Clinician, yang ditemui dalam temu media bersama Forum Ngobras dan Jagadiri, di Jakarta, Kamis (24/11).

 

Anak yang mengalami ketergantungan pada gawai akan menunjukkan beberapa gejala, seperti tidak mau melakukan aktivitas lain, tidak menyelesaikan tugas-tugasnya, menarik diri dari dunia luar, hingga menangis saat diminta untuk berhenti bermain gawai. Orangtua sebaiknya segera mengambil tindakan saat anak sudah menunjukkan gejala-gejala tersebut.

 

Menurut Astrid, ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua untuk menghentikan kecanduan anak terhadap gawai. Cara-cara tersebut di antaranya adalah:

  1. Beri aturan yang realistis

Orangtua sebaiknya memberikan aturan penggunaan gawai, misalnya tidak boleh bermain gawai saat makan atau sebelum tidur.

  1. Lakukan pendampingan saat anak main gawai

Dengan melakukan pendampingan, orangtua bisa membatasi konten apa saja yang dapat dilihat oleh anak. Anak juga akan terbebas dari konten-konten yang membuat mereka kecanduan.

  1. Komunikasi dengan anak

Orangtua sebaiknya berkomunikasi dengan anak mengenai aturan bermain gawai, misalnya berapa lama dan kapan saja boleh bermain gawai.

  1. Berikan kegiatan lain

Tidak hanya sekadar membatasi, orangtua juga sebaiknya memberikan kegiatan lain yang dapat menggantikan kegiatan bermain gawai. Akan lebih baik lagi bila kegiatan pengganti tersebut melibatkan interaksi dengan orangtua.


Article By Bebby Sekarsari