Tidak hanya soal kulit, proses penuaan juga memengaruhi sendi. Pada lansia, munculnya gangguan sendi bisa saja terjadi tanpa riwayat terbentur atau jatuh. Gangguan sendi, bisa muncul sebagai salah satu ciri-ciri penyakit saraf.
Seiring bertambahnya usia, tulang di tubuh kita akan semakin lemah dan rentan terhadap gangguan. Kerusakan tulang, terutama jika terjadi di tulang belakang akan sangat berpengaruh terhadap saraf.
Salah satu penyakit yang dapat timbul akibat gangguan pada tulang serta saraf adalah spondilosis servikal. Penderita kondisi ini bisa mengalami nyeri di leher akibat saraf yang terjepit tulang yang bergeser atau rusak karena penuaan.
Servikal spondilosis dapat juga disebut sebagai servikal ostheoartritis. Kondisi ini muncul karena adanya perubahan pada tulang, diskus atau bantalan sendi, dan sendi dari leher akibat keausan yang timbul karena proses penuaan.
Seiring bertambahnya usia, lama-kelamaan diskus tulang belakang leher akan menjadi semakin kaku karena hilangnya cairan pelumas tulang. Gesekan antartulang juga akan semakin terasa akibat diskus dan tulang rawan yang semakin lama akan semakin menipis.
Hal ini membuat tubuh memproduksi tulang baru, untuk membantu tulang yang telah rusak tadi. Namun sayangnya, pertumbuhan tulang baru ini justru menekan saraf yang ada di dalam tulang, dan bisa menimbulkan nyeri di leher.
Tulang yang sudah rusak atau aus, ditambah dengan saraf yang terjepit, dapat menimbulkan gejala atau ciri-ciri penyakit saraf, seperti nyeri di sekitar bahu, dan bahkan menjalar hingga ke tangan dan jari. Rasa nyeri tersebut akan semakin terasa saat:
Gejala lain yang mungkin muncul adalah otot yang terasa lemah. Kondisi ini dapat membuat penderitanya kesulitan untuk mengangkat tangan atau menggenggam objek dengan kuat.
Selain itu, kondisi di bawah ini juga dapat muncul sebagai ciri-ciri penyakit saraf spondilosis servikal.
Pada beberapa orang, dapat juga muncul ciri lain seperti kehilangan keseimbangan dan sulit mengontrol hasrat ingin buang air dan berkemih. Kondisi ini jarang terjadi. Namun apabila muncul, Anda harus segera mendapatkan perawatan medis.
Ciri-ciri penyakit saraf di atas umumnya dapat reda dengan sendirinya. Namun, perawatan juga dapat dilakukan untuk mengurangi dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari. Beberapa jenis obat dan perawatan yang dapat digunakan di antaranya:
Jika gejala yang dirasakan terus bertambah parah, dan masalah saraf mulai muncul, maka operasi dapat menjadi pilihan perawatan. Operasi dapat dilakukan apabila:
Sebelum operasi, dokter akan memeriksa terlebih dahulu kondisi Anda. Salah satunya dengan menggunakan magnetic resonance imaging (MRI). Jika hasil MRI menunjukkan adanya kondisi saraf tulang belakang yang terjepit, maka operasi adalah metode ideal
Gejala penyakit saraf spondilosis servikal juga bisa diredakan dengan metode-metode yang dapat dilakukan sendiri di rumah, seperti:
Anda dapat mengonsumsi obat pereda nyeri untuk meredakan gejala spondilosis servikal. Obat pereda nyeri golongan antiinflamasi non-steroid (AINS) seperti ibuprofen atau naproxen dapat Anda gunakan.
Namun, jika Anda memiliki riwayat asma, penyakit hati, penyakit ginjal, penyakit jantung, hipertensi, atau gangguan lambung, sebaiknya jangan mengonsumsi obat-obatan golongan AINS. Sebagai gantinya, Anda dapat mengonsumsi obat lain seperti asetaminofen.
Berolahraga secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan tulang dan otot. Selain itu, olahraga juga mampu mempercepat waktu penyembuhan spondilosis servikal.
Saat otot leher mulai terasa nyeri, kompres hangat maupun dingin dapat membantu untuk meredakannya.
Penyangga leher yang lembut dapat membantu meredakan nyeri jika digunakan dalam jangka waktu singkat. Jika digunakan terlalu lama, alat ini justru dapat membuat otot leher menjadi lemah.
Cara-cara di atas, hanya dapat digunakan pada kasus yang ringan atau sedang. Jika kondisi yang Anda alami dirasa cukup parah, segera hubungi dokter.
Mengenali ciri-ciri penyakit saraf spondilosis servikal bisa membantu Anda lebih waspada terhadap perubahan yang terjadi di tubuh akibat proses penuaan. Meski kondisi ini tidak bisa dicegah, namun menjalani gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko terkena berbagai gangguan yang berkaitan dengan penuaan.