(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Sakit Leher

Admin rsud | 01 Oktober 2019 | 709 kali

Leher terdiri dari tulang belakang atau vertebra yang terbentang sepanjang punggung, sampai pada dasar tengkorak. Tulang, ligamen dan otot dari leher, akan memberikan stabilitas pada tulang belakang. Otot-otot tersebut memungkinkan terjadinya pergerakan. Oleh karena itu, adanya abnormalitas, peradangan atau cedera, dapat menyebabkan sakit atau kekakuan pada leher. 

Sebagian besar orang terkadang mengalami sakit atau kekakuan leher. Pada sebagian besar kasus, sakit leher ini biasanya disebabkan oleh postur tubuh yang buruk atau penggunaan leher secara berlebihan. Terkadang sakit leher disebabkan oleh cedera karena jatuh, olahraga dengan kontak tubuh, atau cedera whiplash akibat gerakan kepala secara mendadak ke depan, ke belakang atau ke samping. 

Kebanyakan kasus sakit leher hanya terjadi selama beberapa minggu. Ada hal yang dapat dilakukan sendiri untuk meringankan rasa sakit tersebut. Namun, berkonsultasilah dengan dokter jika sakitnya tidak menghilang. Sebab dalam beberapa kasus, sakit leher dapat mengindikasikan adanya cedera serius, atau penyakit dan membutuhkan penanganan dari dokter. 

Jika mengalami sakit leher yang berlangsung lebih dari satu minggu, terasa berat dan disertai oleh gejala lain, segera cari pertolongan medis. 

 

Sakit leher umumnya terkait dengan sakit yang terasa tumpul. Terkadang sakit pada leher memburuk saat bergerak atau memalingkan kepala. Ketegangan dan spasme otot dapat terjadi, begitu pula penurunan kemampuan untuk menggerakkan kepala dan sakit kepala.

Gejala lain yang juga bisa dialami ketika sakit leher adalah mati rasa, kesemutan, rasa sakit saat disentuh, rasa sakit tajam yang seperti ditusuk, rentang gerak yang terbatas, kesulitan menelan, denyutan yang terasa, pusing dan pembengkakan kelenjar getah bening. 

 

Leher merupakan organ yang fleksibel dan menyokong berat dari kepala. Oleh karena itu, leher rentan terhadap cedera dan kondisi yang dapat menyebabkan rasa sakit dan membatasi pergerakan. Penyebab dari sakit leher antara lain:

 

  • Ketegangan dan peregangan otot secara berlebihan. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh aktivitas dan kebiasaan seperti postur tubuh yang buruk, menghabiskan banyak waktu membungkuk di depan komputer, tidur dengan posisi leher yang buruk, dan menyentakkan leher ketika berolahraga
  • Sendi yang aus. Seperti halnya sendi-sendi lain pada tubuh, sendi leher dapat aus seiring bertambahnya usia. Osteoarthritis dapat menyebabkan bantalan antara tulang-tulang vertebra menjadi aus. Tubuh kemudian membentuk tulang baru yang akan memengaruhi gerakan sendi dan menyebabkan rasa sakit.
  • Kompresi saraf. Herniasi dari diskus (cakram) atau taji tulang pada vertebra pada leher dapat menekan saraf yang keluar dari saraf tulang belakang.
  • Cedera. Leher sangat rentan terhadap cedera, terutama seperti jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, dan cedera karena olahraga. Dalam kondisi ini, otot dan ligamen dari leher dipaksa untuk bergerak di luar rentang gerak normal.  Kecelakaan kendaraan bermotor dapat menyebabkan cedera whiplash, apabila kepala tersentak ke depan dan ke belakang, sehingga menyebabkan peregangan berlebihan pada jaringan lunak leher.
  • Penyakit. penyakit tertentu seperti rheumatoid arthritis, meningitis, osteoporosis, fibromyalgia, spondylosis, stenosis spinal, kanker dari tulang belakang, tumor, infeksi, abses dan kelainan kongenital dapat menyebabkan sakit pada leher. Selain itu, sakit leher dapat menjadi gejala dari serangan jantung, yang seringkali disertai dengan gejala lain dari serangan jantung.

 

 

 

Untuk mendiagnosis penyebab dari sakit leher, pemeriksaan gejalanya sangatlah diperlukan. Dengan melihat kembali gejalanya, dokter akan mengetahui lokasi, intensitas, durasi dan radiasi dari sakit yang terjadi. Termasuk memburuk maupun membaiknya rasa sakit, setelah memposisikan kepala kembali.

Dokter akan mencatat jika ada cedera pada leher dan pengobatan lain. Posisi dan gerakan yang mengganggu atau meringankan juga akan dicatat. Dokter akan memeriksa leher Anda saat beristirahat dan ketika bergerak. Rasa sakit saat diraba akan terdeteksi dalam pemeriksaan leher. Pemeriksaan pada sistem saraf dilakukan untuk menentukan kemungkinan keterlibatan saraf. 

Pemeriksaan lebih jauh terhadap sakit leher dapat dilakukan melalui evaluasi x-ray, CT scan, scan tulang, MRI, mielogram dan pemeriksaan impuls listrik seperti elektromiografi (EMG) dan Nerve Conduction Velocity Test (NCV).

 

Pengobatan dari sakit leher dilakukan berdasarkan penyebab utamanya. Pilihan pengobatan untuk sakit leher adalah beristirahat, menggunakan kompres panas atau  dingin, traksi, alat penyangga leher, terapi fisik (fisioterapi), suntikan lokal dengan kortison atau anestetik, krim anestetik topikal, koyo sebagai pereda nyeri, pelemas otot, obat antiradang yang dijual bebas dan prosedur operasi. 

Pengobatan di rumah seperti berendam dalam bak mandi, olah raga untuk menghilangkan sakit, peregangan, menggunakan produk untuk meringankan sakit leher seperti bantal untuk tidur, atau koyo panas, dapat meringankan beberapa jenis sakit pada leher. 

Banyak pilihan pengobatan, tergantung dari masalah leher dan riwayat pengobatan sebelumnya. Salah satu pengobatan alternatif yang digunakan untuk meringankan sakit leher kronis adalah akupuntur.

 

Sakit leher dapat dicegah dengan menghindari cedera pada leher. Salah satunya adalah dengan mengurangi risiko cedera saat melakukan aktivitas fisik. Para atlet yang berpartisipasi dalam olahraga dengan kontak tubuh intens, dapat mencegah cedera leher dengan peralatan yang tepat, latihan penguatan leher, dan menggunakan penyangga leher sesekali.

 

Segera cari pertolongan medis jika sakit leher berat disebabkan oleh cedera dari kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh atau cedera saat menyelam.

Hubungi dokter jika keadaan memburuk setelah melakukan pengobatan sendiri, rasa sakit tidak berkurang setelah beberapa minggu, menjalar ke tangan dan kaki, dan diikuti dengan sakit kepala, mati rasa atau kesemutan.