(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Pil KB Darurat, Apa Saja Risikonya?

Admin rsud | 02 Januari 2020 | 13694 kali

Tidak semua pasangan yang berhubungan seksual, menginginkan kehamilan. Untuk mencegah kehamilan, tentu kita semua sudah mengetahui cara yang efektif, yaitu dengan menggunakan alat kontrasepsi, seperti kondom. Namun, bagaimana jika kondom lupa dipasang atau sobek “di tengah jalan”? Ada pil KB darurat yang bisa menolong.

Pil KB darurat merupakan salah satu jenis kontrasepsi darurat yang dapat digunakan. Selain pil, kontrasepsi darurat berupa IUD juga dapat digunakan. Penggunaan pil KB darurat tidak bisa dilakukan sembarangan. Ada risiko efek samping yang harus diwaspadai dan langkah tertentu untuk diikuti, agar pil ini bisa efektif mencegah kehamilan.

Efek samping mengonsumsi pil KB darurat

Sejauh ini, tidak ada efek samping jangka panjang yang dapat timbul dari penggunaan pil KB darurat. Namun, pil ini bisa menimbulkan efek samping sementara, seperti:

  • Sakit kepala
  • Sakit perut
  • Ada perubahan di siklus menstruasi selanjutnya, seperti menjadi terlambat, lebih cepat, atau lebih nyeri dari biasanya
  • Merasa tidak enak badan

Segera hubungi dokter apabila Anda merasa tidak enak badan, dua atau tiga jam setelah mengonsumsi pil KB darurat. Selain itu, Anda juga disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter apabila ada kondisi di bawah ini:

  • Efek samping obat tersebut tidak juga reda beberapa hari setelahnya
  • Menstruasi selanjutnya terlambat lebih dari 7 hari
  • Menstruasi lebih sebentar dan lebih sedikit dari biasanya
  • Merasakan tanda-tanda kehamilan

Tidak ada salahnya menyediakan pil KB darurat untuk digunakan di saat-saat yang diperlukan. Namun, Anda tidak disarankan untuk menggunakannya terlalu sering karena dapat membuat siklus menstruasi menjadi tidak teratur.

Mengenal jenis dan cara penggunaan pil KB darurat

Saat ini, ada dua pil KB darurat yang dapat digunakan untuk mencegah kehamilan, yaitu pil yang mengandung levonorgestrel dan pil yang mengandung ulipristal asetat. Mengonsumsi pil KB darurat, dinilai efektif mencegah kehamilan hingga 95% apabila dikonsumsi dalam jangka waktu tidak lebih dari lima hari setelah berhubungan seksual.

Meski begitu, pil KB darurat tidak dapat dijadikan sebagai alat kontrasepsi utama. Sehingga, apabila Anda kembali berhubungan seksual tanpa menggunakan pelindung apapun setelah mengonsumsi pil KB darurat, maka kehamilan tidak akan dapat dicegah.

Ada beberapa pertimbangan yang perlu Anda perhatikan saat mengonsumsi pil tersebut, yaitu:

  • Pil KB darurat yang mengandung levonologestrel, dapat mengurangi risiko kehamilan sebanyak 89% apabila dikonsumi dalam jangka waktu tidak lebih dari 72 jam setelah hubungan seksual dilakukan.
  • Sementara itu, jika dikonsumsi dalam 24 jam pertama setelah berhubungan intim, pil ini dinilai efektif untuk mencegah kehamilan hingga 95%.
  • Pada pil KB darurat yang menggunakan bahan ulipristal asetat, konsumsi dalam jangka waktu lima hari atau 120 jam pertama setelah berhubungan seksual, masih dapat mengurangi risiko terjadinya kehamilan.
  • Cara kerja pil KB darurat

    Pil KB darurat dapat bekerja dengan beberapa cara, tergantung dari fase yang siklus menstruasi yang sedang Anda lalui. Pil ini menghambat kehamilan dengan:

    • Mencegah atau menunda terjadinya ovulasi atau pelepasan sel telur
    • Mengganggu proses fertilisasi telur oleh sperma
    • Mencegah implantasi sel telur yang telah berhasil dibuahi, ke dinding rahim

    Banyak yang mengira, pil KB darurat sama dengan obat aborsi. Namun, hal tersebut tidaklah benar. Pil ini tidak akan mengganggu proses perkembangan sel telur yang sudah menempel di dinding rahim dan siap untuk tumbuh. Sehingga, tidak akan ada pengaruhnya apabila Anda mengonsumsi obat ini, saat kehamilan sudah terjadi.

    Siapa saja yang bisa mengonsumsi pil KB darurat?

    Pil KB darurat dapat digunakan dalam beberapa keadaan, setelah hubungan seksual dilakukan, seperti:

    • Berhubungan intim tanpa alat kontrasepsi
    • Menjadi korban kekerasan seksual dan tidak sedang dalam perlindungan alat kontrasepsi apapun, baik itu pil, spiral, maupun KB suntik
    • Mencemaskan adanya kerusakan pada kondom seperti sobek dan terlepas, atau cara menggunakan kondom yang tidak benar.
    • Tidak mengonsumsi pil KB secara teratur
    • Telat mengeluarkan penis sehingga ejakulasi dilakukan di dalam vagina atau di vagina bagian luar
    • Salah menghitung masa subur

    Pil KB darurat yang mengandung levonologestrel, dapat dikonsumsi oleh ibu yang sedang menyusui. Sementara itu, ibu menyusui yang mengonsumsi ulipristal asetat, disarankan untuk tidak menyusui selama satu minggu setelah mengonsumsi pil tersebut.

    Efektivitas levonologestrel akan berkurang apabila pil KB darurat dikonsumsi oleh orang dengan berat badan lebih dari 70 kg. Sedangkan ulipristal asetat, tidak efektif apabila dikonsumsi oleh orang yang berat badannya lebih dari 85 kg.

    Untuk para pemilik berat badan berlebih, kontrasepsi darurat menggunakan IUD, dianggap lebih efektif.
    Setelah mengonsumsi jenis kontrasepsi darurat ini, kembalilah pada rutinitas kontrasepsi harian, seperti mengonsumsi pil KB biasa, memasang IUD maupun kontrasepsi jenis lainnya.