Perbaiki Gizi Bumil, Balita dan Anak dengan PMT
Admin rsud | 13 Juni 2017 | 1152 kali
Jakarta, 21 Desember 2016
Rabu siang (21/12), Presiden RI Joko Widodo didampingi Menko PMK Puan Maharani, Menkes RI Nila F. Moeloek, dan Gubernur Kalimantan Barat Cornelis melakukan kunjungan kerja di kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Dalam rangkaian kegiatan kerjanya, Presiden, Menko PMK dan Menkes melakukan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan sembako di Desa Limbung Kec. Sungai Raya kab. Kubu Raya.
Acara hari ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Presiden RI dan menteri kabinet kerja di Kalimantan setelah sebelumnya dilakukan di kab. Pulang Pisang Kalimantan Tengah dan selanjutnya ke Kec. Entikong Kalimantan Barat.
Presiden dalam sambutannya mengatakan, kunjungan yang dilakukan ke daerah dilakukan untuk melihat keadaan gizi di masyarakat karena gizi berhubungan dengan pembangunan sumber daya manusia (SDM). Presiden menilai, pembangunan SDM lebih penting daripada pembangunan infrastruktur.
Negara ingin sumber daya manusia Indonesia yang sehat, pintar dan mampu bersaing. Oleh karena itu saya datang untuk melihat sendiri program Pemberian Makanan Tambahan (PMT), ujar Presiden
Presiden juga mengingatkan pemberian PMT ini bukanlah sebagai pengganti makanan utama sehingga sumber protein dalam makanan seperti, daging, ikan, tahu, dan tempe tetap harus diberikan. Kita tidak ingin anak-anak kita lahir pendek, tetapi ingin yang tinggi dengan berat badan ideal bukan kurus atau terlalu gemuk, tambahnya.
Kegiatan pemberian PMT di Kalimatan Barat khususnya di kab. Kubu Raya dilatarbelakangi oleh masalah kesehatan gizi dimana diperlukan upaya suplementasi gizi bagi ibu hamil, Balita kurus dan anak sekolah. Berdasarkan data WHO terdapat standar batasan untuk masalah gizi yang dibagi ke dalam 3 kategori yaitu; Balita gizi kurang (underweight) 10%; Balita pendek (stunting) 20%; dan Balita kurus (wasting) 5%.
Sementara itu, Menkes dalam laporannya juga menekankan bagi para ibu hamil agar tidak boleh kekurangan gizi. Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2015 terdapat 25,3% Balita gizi kurang di Kalimantan Barat, sedangkan presentase Balita pendek di Kalimantan Barat Sebesar 34,1%, dan presentasi Balita kurus sebesar 5,5%. Untuk kab. Kubu Raya terdapat 12.748 ibu hamil dari total populasi sebesar 554.000 ribu jiwa.
Kita ingin agar memiliki anak yang berkualitas. Memang untuk jumlah anak gizi kurang masih terdapat 3.448 anak. Tetapi untuk anak gizi buruk tidak boleh ada, pungkas Menkes.
Untuk meningkatkan status gizi bagi masyarakat di Kab. Kubu Raya pemerintah memberikan bantuan 900 paket PMT kepada masyarakat dengan rincian diberikan kepada 200 ibu hamil, 200 anak Balita dan 500 anak Sekolah Dasar (SD) serta 100 paket sembako kepada 100 orang lanjut usia (Lansia).
Diharapkan 20-40 tahun yang akan datang anak-anak Indonesia mampu berkompetisi dengan negara lain. Oleh karena itu hal yang paling mendasar untuk dipenuhi adalah pemenuhan gizi bagi anak-anak sebagai calon aset bangsa.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id. - See more at: http://www.depkes.go.id/article/view/16122300002/perbaiki-gizi-bumil-balita-dan-anak-dengan-pmt.html#sthash.bDCsae5t.dpuf
Jakarta, 21 Desember 2016
Rabu siang (21/12), Presiden RI Joko Widodo didampingi Menko PMK Puan Maharani, Menkes RI Nila F. Moeloek, dan Gubernur Kalimantan Barat Cornelis melakukan kunjungan kerja di kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Dalam rangkaian kegiatan kerjanya, Presiden, Menko PMK dan Menkes melakukan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan sembako di Desa Limbung Kec. Sungai Raya kab. Kubu Raya.
Acara hari ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Presiden RI dan menteri kabinet kerja di Kalimantan setelah sebelumnya dilakukan di kab. Pulang Pisang Kalimantan Tengah dan selanjutnya ke Kec. Entikong Kalimantan Barat.
Presiden dalam sambutannya mengatakan, kunjungan yang dilakukan ke daerah dilakukan untuk melihat keadaan gizi di masyarakat karena gizi berhubungan dengan pembangunan sumber daya manusia (SDM). Presiden menilai, pembangunan SDM lebih penting daripada pembangunan infrastruktur.
Negara ingin sumber daya manusia Indonesia yang sehat, pintar dan mampu bersaing. Oleh karena itu saya datang untuk melihat sendiri program Pemberian Makanan Tambahan (PMT), ujar Presiden
Presiden juga mengingatkan pemberian PMT ini bukanlah sebagai pengganti makanan utama sehingga sumber protein dalam makanan seperti, daging, ikan, tahu, dan tempe tetap harus diberikan. Kita tidak ingin anak-anak kita lahir pendek, tetapi ingin yang tinggi dengan berat badan ideal bukan kurus atau terlalu gemuk, tambahnya.
Kegiatan pemberian PMT di Kalimatan Barat khususnya di kab. Kubu Raya dilatarbelakangi oleh masalah kesehatan gizi dimana diperlukan upaya suplementasi gizi bagi ibu hamil, Balita kurus dan anak sekolah. Berdasarkan data WHO terdapat standar batasan untuk masalah gizi yang dibagi ke dalam 3 kategori yaitu; Balita gizi kurang (underweight) 10%; Balita pendek (stunting) 20%; dan Balita kurus (wasting) 5%.
Sementara itu, Menkes dalam laporannya juga menekankan bagi para ibu hamil agar tidak boleh kekurangan gizi. Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2015 terdapat 25,3% Balita gizi kurang di Kalimantan Barat, sedangkan presentase Balita pendek di Kalimantan Barat Sebesar 34,1%, dan presentasi Balita kurus sebesar 5,5%. Untuk kab. Kubu Raya terdapat 12.748 ibu hamil dari total populasi sebesar 554.000 ribu jiwa.
Kita ingin agar memiliki anak yang berkualitas. Memang untuk jumlah anak gizi kurang masih terdapat 3.448 anak. Tetapi untuk anak gizi buruk tidak boleh ada, pungkas Menkes.
Untuk meningkatkan status gizi bagi masyarakat di Kab. Kubu Raya pemerintah memberikan bantuan 900 paket PMT kepada masyarakat dengan rincian diberikan kepada 200 ibu hamil, 200 anak Balita dan 500 anak Sekolah Dasar (SD) serta 100 paket sembako kepada 100 orang lanjut usia (Lansia).
Diharapkan 20-40 tahun yang akan datang anak-anak Indonesia mampu berkompetisi dengan negara lain. Oleh karena itu hal yang paling mendasar untuk dipenuhi adalah pemenuhan gizi bagi anak-anak sebagai calon aset bangsa.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id. - See more at: http://www.depkes.go.id/article/view/16122300002/perbaiki-gizi-bumil-balita-dan-anak-dengan-pmt.html#sthash.bDCsae5t.dpuf