(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Pencegahan Penularan HIV pada Anak, Perlu Keterlibatan Semua Pihak

Admin rsud | 08 Januari 2020 | 1449 kali

Menjadi bagian dari orang dengan HIV/AIDS atau ODHA tentu tidak mudah, apalagi pada usia kanak-kanak. Risiko penurunan kualitas hidup, menghantui masa depan mereka yang cerah. Ya, hingga saat ini penularan HIV pada anak memang belum bisa benar-benar dicegah.

Jika dilihat dari data, angka penularan HIV pada anak-anak memang menurun. Sejak tahun 2010, kasus baru HIV yang menyerang anak berusia 0-14 tahun, telah berkurang setengahnya. Meski begitu, selama angka ini belum mencapai nol, usaha pencegahan tentu masih terus perlu dilakukan.

Penularan HIV pada anak bisa dicegah, selama orangtua, maupun pengasuh lainnya memahami langkah yang perlu dilakukan, serta konsekuensi yang akan terjadi, apabila anak terinfeksi virus ini.

Bagaimana penularan HIV pada anak bisa terjadi?

Seperti halnya orang dewasa, penularan HIV pada anak sebenarnya juga bisa terjadi karena beberapa alasan. Namun, sebagian besar anak tertular HIV sejak dari dalam kandungan, dari Ibu yang juga terinfeksi virus tersebut. Penularan HIV dari ibu ke anak juga bisa terjadi melalui proses persalinan dan menyusui.

Faktor lain yang bisa meningkatkan risiko seorang anak menjadi ODHA adalah lingkungan. Di beberapa negara, anak-anak bisa tertular penyakit ini akibat pemerkosaan atau kekerasan seksual lainnya.

Negara-negara yang melegalkan pernikahan usia dini, mengalami peningkatan risiko penularan HIV pada anak. Semakin dini seorang anak melakukan hubungan seksual, maka risikonya terhadap penularan HIV pun akan semakin tinggi.

Salah satu fakta mengkhawatirkan yang juga perlu menjadi perhatian adalah penggunaan obat-obatan terlarang pada anak-anak. Bahkan, ada laporan yang menyebutkan bahwa penularan HIV melalui penggunaan jarum suntik dalam penyalahgunaan narkoba, juga terjadi pada anak yang baru berusia 10 tahun.

Cara mencegah penularan HIV pada anak

Risiko penularan HIV dari ibu ke anak dapat dikurangi apabila langkah-langkah berikut ini dilakukan.

  • HIV dideteksi sedini mungkin saat masa kehamilan atau bahkan sebelum kehamilan.
  • Wanita yang terinfeksi HIV, rutin mengonsumsi obat selama masa kehamilan dan persalinan.
  • Persalinan dilakukan dengan operasi Caesar.
  • Bayi yang lahir dari ODHA, menerima obat antiretroviral (ARV) pada 4-6 minggu pertama kehidupannya dan tidak boleh disusui oleh ibu.

Obat HIV yang dikonsumsi ibu hamil akan mengurangi jumlah virus di tubuh. Semakin sedikit jumlah virus yang ada di tubuh ibu, maka kesehatannya akan semakin terjaga, dan risiko ibu menularkan HIV pada anaknya saat masa kehamilan dan persalinan pun akan berkurang drastis. Bahkan, risikonya bisa berkurang menjadi di bawah 1%.

Selain pencegahan secara medis, meningkatkan kondisi ekonomi di daerah-daerah yang rawan akan penularan HIV juga perlu dilakukan. Sebab, tidak bisa dipungkiri, keterbatasan ekonomi dan akses pendidikan juga menjadi salah satu faktor orangtua tidak mendapatkan informasi memadai tentang HIV.

Perbaikan kondisi ekonomi juga akan mempermudah akses keluarga dengan HIV untuk mengakses fasilitas kesehatan, dan mendapatkan nutrisi yang baik. Sehingga, risiko anak-anak melakukan kegiatan-kegiatan berisiko yang bisa membuat mereka tertular HIV pun dapat berkurang.

Jika anak sudah tertular HIV, apa yang perlu dilakukan?

Pada anak yang positif terinfeksi, konsumsi obat HIV harus dilakukan sesegera mungkin. Menurut data, pada tahun 2016 ada 2,1 juta anak yang positif mengidap HIV di seluruh dunia. Namun, hanya 43% di antaranya yang mengonsumsi obat HIV.

Padahal jika anak yang positif HIV mengonsumsi obat HIV sejak 12 minggu pertama kehidupannya, risiko kematiannya akan berkurang hingga 75%.

Sepertiga dari anak yang terinfeksi namun tidak mengonsumsi obat ARV, tidak dapat hidup hingga berusia satu tahun. Lalu sekitar setengahnya, tidak bisa bertahan hidup hingga berusia dua tahun. Perawatan juga perlu dilakukan untuk mencegah atau menyembuhkan penyakit lain yang timbul, sebagai akibat dari menurunnya sistem imun anak.

Penularan HIV pada anak sangat mungkin dicegah, selama orangtua mengikuti saran-saran pencegahan dengan baik. Jika Anda adalah ODHA dan berencana untuk memiliki anak, diskusikan dengan dokter mengenai persiapan kehamilan yang perlu dilakukan.

Meski virus HIV tidak dapat dihilangkan 100% dari tubuh, mengonsumsi obat secara teratur dapat mengurangi jumlah virus hingga tidak terdeteksi. Langkah Ini akan mencegah calon buah hati kelak terhindar dari penularan virus berbahaya ini.