(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Pemfigus

Admin rsud | 10 Oktober 2019 | 1130 kali

Pemfigus adalah salah satu jenis penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat di lapisan atas kulit (epidermis). Penyakit ini menyebabkan lecet dan luka pada kulit serta selaput lendir seperti rongga mulut. Beberapa bentuk pemfigus dapat menyebabkan komplikasi (penyakit lanjutan) yang fatal jika tidak diobati.

Dua tipe pemfigus yang sering ditemukan adalah pemfigus vulgaris dan pemfigus foliaceus. Pemfigus vulgaris biasanya muncul pada mulut. Sedangkan pemfigus foliaceus memengaruhi kulit dan kulit kepala, serta cenderung lebih gatal tanpa rasa sakit. Selain itu, ada juga pemfigus vegetans yang menyebakan lepuh di area selangkangan, lengan bagian dalam dan kaki, serta pemfigus paraneoplastik yang ditemukan pada penderita kanker, tapi sangat jarang terjadi. Pemfigus dapat terjadi pada semua usia, namun paling sering terjadi pada usia dewasa dan lansia.

 

Pemfigus ditandai dengan kulit melepuh. Lepuhan tersebut mudah pecah dan meninggalkan luka terbuka yang dapat mengeluarkan cairan dan menjadi terinfeksi. Gejala pemfigus tergantung dari tipenya.

  • Pemfigus Vulgaris
    Gejala awal biasanya berupa lepuhan di rongga mulut dan kemudian berkembang pada kulit atau selaput lendir kelamin. Lepuhan biasanya nyeri tanpa rasa gatal. Lepuhan pada mulut dan tenggorokan dapat mempersulit proses menelan. 
  • Pemfigus Foliaceus
    Tipe ini biasanya tidak memengaruhi selaput lendir dan lepuhan cenderung tanpa rasa nyeri. Kondisi ini dapat memengaruhi kulit bagian manapun, namun kebanyakan lepuh berada di dada, punggung, dan bahu. Lepuhan menyebabkan kulit menjadi kering dan gatal.
 

Pemfigus adalah gangguan autoimun. Biasanya, sistem kekebalan tubuh akan melindungi tubuh dari penyerang dari luar tubuh, seperti virus dan bakteri berbahaya. Namun dalam kasus pemfigus, sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel sehat di kulit dan selaput lendir.

Pemfigus juga dapat muncul sebagai efek samping obat-obatan tertentu. Namun, kasus seperti ini sangat jarang ditemukan. Pemfigus ini akan hilang ketika konsumsi obat dihentikan. Jenis obat-obatan tersebut, antara lain:

  • Penicillamine yang merupakan salah satu obat antirematik
  • ACE inhibitor yang merupakan obat penurun tekanan darah
 

Lepuhan pada kulit dan selaput lendir dapat terjadi pada berbagai penyakit. Oleh karena itu, pemfigus cukup sulit didiagnosis. Dokter akan mendiagnosis pemfigus dengan melakukan pemeriksaan fisik, biopsi (pengambilan contoh jaringan), tes darah, serta endoskopi untuk memeriksa adanya lepuh di tenggorokan.

 

Pengobatan pemfigus ditujukan untuk mengurangi gejala yang timbul serta mencegah komplikasi. Perawatan pemfigus dapat dilakukan di rumah sakit karena beberapa pemfigus dapat mengancam jiwa.

Obat-obatan yang dapat direkomendasikan dokter, di antaranya adalah:

  • Kortikosteroid. Untuk kasus pemfigus ringan, krim kortikosteroid cukup untuk mengendalikannya.
  • Imunosupresan. Obat-obatan seperti azatioprin atau mycophenolate mofetil dapat membantu mencegah sistem kekebalan tubuh menyerang sel sehat.
  • Terapi biologi. Obat seperti rituximab dapat direkomendasikan dokter jika obat lain tidak bekerja.
  • Antibiotik, antiviral, dan antijamur. Obat ini dapat digunakan untuk mengontrol atau mencegah infeksi.
  • Obat-obatan lainnya. Obat lain seperti dapson dan imunoglobulin intravena.
 

Temui dokter jika Anda mengalami lepuhan di dalam mulut atau kulit Anda. Jika Anda telah didiagnosis dengan pemfigus dan sedang menjalani perawatan, temui dokter jika Anda mengembangkan:

  • Lepuh dan luka baru
  • Penyebaran luka secara cepat
  • Demam, kemerahan atau bengkak, yang dapat mengindentifikasikan infeksi
  • Kelemahan dan nyeri pada otot dan sendi