(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Panduan Gastroparesis: Cara Menjaga Kesehatan Lambung

Admin rsud | 10 Januari 2020 | 850 kali

Apakah mungkin makanan yang telah dikonsumsi akan tetap berada dalam perut dan tidak tercerna? Seaneh-anehnya pernyataan tersebut, pada kenyataannya, kondisi tersebut benar-benar nyata terjadi.

Gastroparesis adalah istilah yang merujuk pada keadaan tersebut. Gastroparesis merupakan kondisi saat pergerakan otot perut melambat atau bahkan terhenti yang mengakibatkan perut tidak dapat dikosongkan. Penderita gastroparesis perlu menjaga kesehatan lambungnya.

Penyebab gastroparesis

Penyebab gastroparesis tidak diketahui secara pasti, tetapi diyakini bahwa kondisi ini disebabkan oleh kerusakan pada saraf vagus, yaitu saraf yang mengendalikan otot lambung untuk berkontraksi dan mendorong makanan ke usus kecil.

Saraf vagus yang rusak tidak mampu mengirimkan sinyal kepada otot lambung yang akhirnya membuat makanan tinggal dalam perut dan tidak dicerna di dalam usus kecil. Kerusakan dari saraf ini bisa dipicu oleh penyakit tertentu, berupa diabetes, atau bedah di lambung atau usus kecil.

Penanganan gastroparesis secara umum

Gastroparesis ditangani dengan mengatasi hal yang memicu kondisi tersebut. Namun, gastroparesis tidak dapat diobati secara total dan hanya bisa diatasi gejala-gejalanya.

Obat untuk memicu pergerakan otot, serta obat antimual dan antimuntah adalah beberapa obat yang digunakan untuk mengatasi efek dari gastroparesis. Bedah untuk menempatkan selang penyaluran makanan ke dalam usus kecil adalah alternatif penanganan lainnya.

Meskipun demikian, penanganan gastroparesis untuk jangka waktu yang panjang harus diikuti dengan menjaga kesehatan lambung.

Cara makan untuk menjaga kesehatan lambung

Tentunya penderita gastroparesis harus menerapkan cara makan tertentu sebagai cara menjaga kesehatan lambungnya. Porsi makan sebaiknya sedikit tetapi dengan frekuensi sebanyak lima sampai enam kali.

Masaklah makanan yang lunak dan kunyah secara perlahan. Alternatif lainnya adalah dengan menghancurkan makanan ke dalam blender sebelum dikonsumsi. Anda juga bisa mengganti makanan padat dengan cairan, seperti smoothie, jus, dan sebagainya.

Tunggu sekitar dua jam dan jangan langsung berbaring setelah makan. Sembari menunggu, Anda bisa melakukan aktivitas fisik yang ringan, seperti berjalan santai dan sebagainya.

Sebaiknya jaga posisi tubuh tetap tegak selama satu jam setelah makan untuk menghindari naiknya asam lambung, kembali keluarnya makanan ke mulut, ataupun sensasi panas di dada (heartburn).

Makanan yang cocok untuk menjaga kesehatan lambung

Makanan yang rendah lemak dan serat serta tinggi protein baik untuk menjaga kesehatan lambung dari penderita gastroparesis. Sayuran yang rendah serat dan lunak, seperti timun dapat dipadukan ke dalam menu makanan penderita.

Penderita juga disarankan mengonsumsi cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa, seperti kuah bening, minuman olahraga, jus sayuran serta buah, dan sebagainya. Alkohol dan minuman bersoda harus dihindari oleh penderita gastroparesis.

Makanan tertentu, seperti jagung, keju, mentega, minyak, kembang kol, brokoli, kacang-kacangan, dan krim perlu dihindari oleh penderita untuk menjaga kesehatan lambung.

Makanan transisi penyembuhan

Bila gastroparesis kambuh, maka penderita harus betul-betul menjaga kesehatan lambungnya. Sementara dalam proses pemulihan, penderita tidak diperbolehkan mengonsumsi daging merah dan sayuran yang berserat tinggi.

Terdapat tiga tahapan jenis makanan yang bisa dikonsumsi saat sedang masa pemulihan. Pada tahapan pertama, penderita hanya bisa mengonsumsi kuah bening dan jus sayuran.

Di tahapan kedua, penderita bisa menambahkan mie ataupun biskuit ke dalam kuah. Keju dan selai kacang bisa dipadukan sebagai makanan tambahan lainnya.

Pada tahapan ketiga, penderita sudah boleh mengonsumsi karbohidrat kompleks dan protein yang mudah untuk dikunyah dan lunak.