(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

MERAWAT LUKA DIABETES DENGAN TEPAT

Admin rsud | 10 Februari 2020 | 806 kali

Luka pada seorang penderita diabetes dapat berubah menjadi kondisi yang serius seperti menjadi borok hingga kehilangan kaki. Selain itu luka pada penderita diabetes dapat sembuh lebih lama dari pada orang yang tidak menderita diabetes.

Benjolan, luka lepuh  atau luka gores terkadang susah dicegah saat menjalankan aktifitas sehari-hari. Bagi orang normal, luka tersebut dapat bukan kondisi yang serius dan dapat sembuh tanpa obat. Namun, pada penderita diabetes dapat menjadi kondisi yang serius. Mengabaikan luka dapat menyebabkan kondisi fatal seperti memperlambat penyembuhan, menyebabkan infeksi, dan dalam kondisi terburuk mengakibatkan amputasi.

Penderita Diabetes Harus Selalu Menggunakan Alas Kaki, Mengapa?
Berjalan tanpa menggunakan alas kaki dapat meningkatkan resiko terjadinya luka pada kaki. Selain itu, pada penderita diabetes dapat mengalami komplikasi berupa kerusakan saraf atau neuropati yang dapat membuat kaki menjadi mati rasa. Neuropati dapat membahayakan bagi penderita diabetes karena kemungkinan seseorang tidak merasakan adanya luka kecil atau besar.

Mengapa Penyembuhan Luka Pada Penderita Diabetes Menjadi Lambat?
Perubahan metabolismee glukosa pada tubuh yang disebabkan oleh diabetes dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka. Pada penderita diabetes, luka akan cenderung lebih lambat untuk sembuh. Berikut beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan penyembuhan luka pada penderita diabetes:
Kadar Gula dalam Darah
Kadar gula dalam darah merupakan faktor utama yang menentukan seberapa cepat luka akan sembuh. Ketika kadar gula darah lebih tinggi dari biasanya, maka dapat terjadi beberapa hal seperti:

  • Terhambatnya asupan nutrisi dan oksigen untuk sel
  • Terganggunya fungsi sistem kekebalan tubuh
  • Meningkatkan peradangan pada sel-sel tubuh yang dapat memperlambat proses penyembuhan luka.

Neuropati
Neuropati perifer dapat terjadi akibat kadar gula darah yang lebih tinggi dari normal dalam jangka waktu yang lama. Seiring waktu, kerusakan terjadi pada saraf dan pembuluh darah sehingga menyebabkan mati rasa. Umumnya neuropati terjadi pada tangan dan kaki. Jika hal itu terjadi maka seseorang dapat tidak merasakan adanya luka.

Sirkulasi yang Terganggu
Penderita diabetes rawan mengalami penyakit pada pembuluh darah perifer yang menyebabkan buruknya sirkulasi darah. Gangguan pada pembuluh darah perifer menyebabkan pembuluh darah menyempit, yang mengurangi aliran darah ke anggota tubuh. Kondisi ini juga mempengaruhi jalannya sel darah merah untuk melewati pembuluh darah. Kadar gula darah yang melebihi normal dapat meningkatkan kekentalan darah dan mempengaruhi aliran darah.

Terganggunya Sistem Kekebalan Tubuh
Seseorang yang menderita diabetes juga dapat memiliki masalah dengan keaktifan sistem kekebalan tubuh. Penurunan jumlah sel yang melakukan penyembuhan luka menyebabkan proses penyembuhan luka lebih lambat dan meningkatkan resiko terjadinya infeksi.

Infeksi
Jika sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi dengan baik maka tubuh akan kesusahan untuk melawan bakteri penyebab infeksi. Kadar gula darah yang melebih normal juga meningkatkan kemungkinan infeksi karena bakteri mendapatkan asupan gula tambahan untuk berkembang biak. Kadar gula darah yang tinggi juga dapat mencegah sel-sel kekebalan tubuh melawan bakteri. Infeksi yang tidak diobati akan menyebabkan komplikasi seperti gangrene atau sepsis.

Bagaimana Cara Merawat Luka pada Penderita Diabetes?
Untuk merawat luka pada penderita diabetes terdapat beberapa tips, seperti:

  • Melakukan pengecekan secara berkala
    Mengetahui luka lebih awal merupakan kunci untuk menghindari infeksi dan komplikasi. Melakukan pemeriksaan diri setiap hari terhadap timbulnya luka, goresan, atau bentol.
  • Membersihkan tubuh secara rutin
    Saat mandi dan membasuh kaki sebaiknya menggunakan air hangat dan mengeringkannya hingga sela-sela jari. Gunakan losion atau krim untuk mencegah kulit kering atau pecah-pecah yang dapat menyebabkan luka.
  • Mengganti perban secara rutin
    Perban atau pembalut luka sangat penting untuk penyembuhan luka karena membantu mempertahankan tingkat kelembapan dan membantu luka cepat kering. Menunda penggantian perban dapat meningkatkan kelembapan pada luka dan melambatkan proses penyembuhan.
  • Berkonsultasilah dengan dokter
    Jika terdapat luka pada tubuh, segeralah berkonsultasi dengan dokter agar dapat diketahui terapi pengobatan yang tepat. Langkah ini dapat mencegah terjadinya komplikasi dan infeksi.
  • Memperhatikan faktor lain
    Selain merawat luka, beberapa hal lain perlu diperhatikan seperti menjaga kadar gula darah agar tetap dalam rentang normal, mengkonsumsi makanan sehat dan berhenti merokok. Langkah-langkah tersebut bermanfaat untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

 

Sumber:

  1. Diabetes Self Management. (2018, 23 Februari). Six Dos and Don’ts for Diabetes Wound Care. Diperoleh 08 Januari 2019 dari: https://www.diabetesselfmanagement.com/blog/six-dos-donts-diabetes-wound-care/
  2. Healthline. (2017, 20 Juli). What’s the Connection Between Diabetes and Wound Healing. Diperoleh 08 Januari 2019 dari: https://www.healthline.com/health/diabetes/diabetes-and-wound-healing
  3. WebMD. (2015, 21 Desember). Diabetes and Wounds: Caring for Sores. Diperoleh 08 Januari 2019 dari: https://www.webmd.com/diabetes/features/diabetes-wounds-caring-sores#2