Tertawa biasanya terjadi saat melihat sebuah hal lucu. Namun, ternyata tertawa bisa menjadi terapi untuk kesehatan karena memiliki banyak manfaat.
Dikutip dari buku 'Ingin Sehat, Jangan Bad Mood' terbitan Elex Media Komputindo, tertawa bisa mengurangi hormon stres adrenalin dan kortisol. Dengan begitu, hidup akan jauh lebih mudah untuk dijalani.
Berikut fakta-fakta tentang terapi tertawa:
Terapi tertawa ditemukan oleh Norman Cousins dan ditulis ke dalam buku berjudul 'Anatomy of an Illness'. Buku yang diterbitkan pada tahun 1979 itu menuliskan bahwa tertawa bisa memunculkan rasa gembira, harapan, percaya diri, hingga cinta.
Selain itu, demi membuktikan manfaat tertawa tersebut, Cousins juga mendirikan The Humor Research Task Force, yakni lembaga untuk koordinasi dan mendukung penelitian mengenai humor di seluruh dunia.
Terapi tertawa terus berkembang hingga akhirnya ditiru oleh Hunter 'Patch' Adams, dokter spesialis anak dari Virginia Barat, Amerika Serikat. Ia membawa terapi humor dalam pengobatan dengan memakai kostum badut saat mengunjungi pasien anak.
Terbukti, Adams menilai terapi tertawa memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan dengan obat-obatan. Bahkan, cerita ini sempat difilmkan di tahun 1999.
2. Manfaat Tertawa
- Mengurangi Stres
Tertawa memiliki manfaat untuk menurunkan kadar stres seseorang. Penelitian dari Loma Linda University School of Medicine di California yang diterbitkan tahun 1988 menyebutkan terjadi penurunan hormon stres, adrenalin dan kortisol pada orang yang menonton film lucu selama 60 menit.
Pasalnya, tingginya hormon stres bisa berdampak buruk bagi tubuh. Hormon tersebut bisa melumpuhkan sistem imun dan melemahkan kemampuan tubuh dalam melawan penyakit.
- Meningkatkan Imun
Para peneliti menemukan tertawa bisa mencegah kerusakan sistem kekebalan tubuh karena jumlah sel-sel yang bertugas mengatasi infeksi atau Sel T dan sel B bisa meningkat. Dengan begitu, jumlah sel dalam tubuh bisa seimbang
- Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
Terapi tertawa untuk untuk hipertensi juga bisa menjadi solusi. Pasalnya, tertawa bisa meningkatkan aliran darah dan oksigen dalam darah dan turut dapat membantu pernapasan. Hal ini tentu baik juga bagi lansia yang memiliki masalah pada tekanan darah.
Pada dasarnya tertawa tidak semudah yang dibayangkan. Sebab, setiap orang memiliki masalahnya sendiri dan sisi humor yang berbeda.
Namun, semakin sering melihat hal-hal yang membuat tertawa akan menjadikan seseorang jauh lebih kuat, positif, dan memiliki harapan. Maka dari itu ada baiknya melatih terapi tertawa dengan lebih banyak menonton kartun, parodi, lawakan, buku yang bersifat humor, hingga film komedi.
Adapun, tertawa 5 sampai dengan 10 menit bisa merangsang pengeluaran hormon endorfin dan serotonin yang baik untuk otak. Bukan berarti sendiri juga tidak bisa, ambil cermin dan tertawa lah, katakan kita sedang mengendalikan diri kita.
Selamat mencoba terapi tertawa!
by :