(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Mengenal Fungsi Tonsil dan Ancaman Penyakitnya

Admin rsud | 01 Juli 2020 | 34958 kali

Tonsil adalah sebuah organ berukuran kecil yang terletak di belakang tenggorokan dan merupakan bagian dari sistem limfatik (kelenjar getah bening). Tonsil di tenggorokan terdiri dari tiga jenis, yaitu:

  • Tonsil faringal (adenoid)
  • Tonsil palatina
  • Tonsil lingual.
 

Organ yang kita sering sebut sebagai tonsil biasanya merujuk pada tonsil palatina. Tonsil ini juga dikenal dengan nama amandel. Tonsil palatina terletak tepat di kiri dan kanan belakang tenggorokan.

Tonsil cukup mudah dilihat saat tenggorokan dibuka. Organ ini berbentuk oval dan merupakan kumpulan sel limfa sebesar kacang kecil. Ukuran tonsil biasanya akan terlihat besar pada anak-anak dan semakin mengecil saat beranjak dewasa.

Fungsi tonsil adalah

Sebagai bagian dari sistem limfatik, fungsi utama tonsil adalah sebagai salah satu pertahanan tubuh dalam memerangi infeksi.

Tonsil menghasilkan sel darah putih dan antibodi, serta mampu menyaring virus dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Organ ini juga berfungsi untuk mencegah masuknya benda asing ke dalam paru-paru.

Penyakit pada tonsil

Saat ketahanan tubuh menurun, tidak jarang tonsil menjadi mudah terserang penyakit. Apalagi, tonsil adalah gerbang utama dalam memerangi virus dan bakteri. Berikut ini adalah jenis-jenis penyakit yang dapat menyerang tonsil.

1. Tonsilitis (radang amandel)

Penyakit paling umum yang menyerang tonsil adalah tonsilitis atau radang amandel. Gejala tonsilitis adalah kondisi amandel yang meradang, bahkan dapat menyebabkan rasa sakit saat menelan dan demam. Peradangan ringan hingga sedang dapat ditangani dengan solusi rumahan, seperti:

  • Konsumsi pelega tenggorokan
  • Berkumur dengan air garam
  • Minum banyak air putih
  • Minum obat pereda nyeri yang dijual di pasaran.

Akan tetapi, jika radang tonsil disebabkan oleh bakteri, maka harus diobati dengan menggunakan antibiotik yang diresepkan oleh dokter. Demikian juga apabila gejala amandel tidak membaik atau bertambah parah, sebaiknya Anda segera menghubungi dokter.

2. Infeksi streptococcus

Infeksi tenggorokan dapat terjadi pada saat tonsil terinfeksi bakteri Streptococcus strain A atau B. Infeksi tenggorokan bisa menyebabkan tonsil membengkak dan meradang, serta ditemukan bintil putih (bisul) dan serabut nanah pada tenggorokan. Infeksi tonsil dapat diatasi dengan pemberian obat antibiotik oleh dokter.

Jika dibiarkan, infeksi tenggorokan bisa semakin akut dan mengalami komplikasi berupa demam skarlet, sindrom syok toksik, selulitis, necrotizing fasciitis (penyakit bakteri pemakan daging), hingga demam rematik.

3. Batu tonsil

Batu tonsil atau sialolitiasis adalah salah satu gangguan yang umum terjadi pada amandel. Biasanya ini terjadi saat ada serpihan atau sisa makanan, kotoran, ludah, sel mati atau benda sejenis yang terjebak pada kripta tonsil. Sel darah putih kemudian akan menyerang serpihan tersebut hingga terbentuk batu tonsil.

Batu tonsil sangat jarang menyebabkan komplikasi. Hanya saja, jika berukuran besar batu tonsil dapat menyebabkan ketidaknyamanan di mulut, seperti rasa mengganjal, pembesaran tonsil, tenggorokan kering, sakit telinga, batuk, dan menyebabkan bau mulut.

4. Kanker tonsil

Kanker tonsil termasuk penyakit kanker leher dan kepala. Gejala kanker tonsil di antaranya adalah gumpalan pada leher yang tidak selalu sakit, sakit telinga, kesulitan menelan, serta tenggorokan kering. Faktor yang dapat meningkatkan risiko dari kanker tonsil adalah merokok, minum alkohol, dan infeksi virus HPV (Human papilomavirus).

Perlukah melakukan pengangkatan tonsil?

Tonsilektomi atau pengangkatan tonsil adalah salah satu prosedur dalam penanganan penyakit tonsil. Dulu tonsilektomi sering menjadi pilihan saat anak mengalami radang amandel.

Namun, sekarang tonsilektomi menjadi alternatif terakhir hanya jika tonsilitis sudah sangat kronis dan sering kambuh, atau tidak dapat ditangani oleh pengobatan lain. Tonsilektomi sebaiknya dilakukan jika penyakit tonsil telah mengganggu kualitas hidup penderitanya.

Tonsilektomi direkomendasikan untuk menangani sakit amandel kronis dengan frekuensi kambuh berikut:

  • Lebih dari tujuh kali dalam satu tahun.
  • Lebih dari lima kali per tahun selama dua tahun berturut-turut.
  • Lebih dari tiga kali per tahun selama tiga tahun berturut-turut.

Prosedur tonsilektomi juga bisa direkomendasikan jika amandel:

  • Diakibatkan infeksi bakteri dan tidak dapat ditangani dengan pemberian antibiotik.
  • Terdapat bintil tonsil dan tidak membaik dengan pemberian obat atau prosedur drainase.

Saat ini tonsilektomi lebih sering dilakukan pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan saat tidur, seperti pada kondisi sleep apnea. Tonsilektomi juga mungkin harus dilakukan jika terjadi gangguan napas akibat pembengkakan tonsil serta untuk menangani penyakit tonsil akut lainnya.

 

 

 

oleh dr. Karlina Lestari - sehatq