(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Mengenal Flu Singapura dan Tanda-Tandanya

Admin rsud | 21 Juni 2018 | 2083 kali

SERING diduga cacar, virus flu singapura rentan menyerang anak di bawah 10 tahun. Gejala yang muncul juga menyulitkan anak makan dan minum. Seperti apa?

Belakangan ini ditemukan kasus flu Singapura menjangkiti anak-anak. Karena mudah menular, sebaiknya waspadai. Sudah dua hari belakangan ini, Adika menderita demam yang naik turun. Sampai muncul bin tik-bintik merah (lesi) seperti kutil di bagian tangan dan kakinya yang sering digaruk olehnya.

Nafsu makan berkurang dan asupan cairannya juga tidak seperti biasanya, ia pun terus rewel. Padahal, dalam keseharian, bocah tiga tahun ini terbilang aktif. Lantaran ada bintik-bintik merah di tubuh sang putra, Devi mengira anaknya terkena penyakit cacar air. "Si mbak yang momong anak saranin untuk beli kelapa hijau, katanya obat untuk cacar air. Tapi saya lihat lesinya bukan seperti cacar air. Akhirnya supaya lebih pasti, saya ke dokter," tutur ibu dua anak ini.

Dokter menemukan selain tangan dan kaki yang penuh dengan bintik merah, bagian mulut Adika juga sudah penuh dengan bintik-bintik putih seperti seriawan. Pantas saja ia menolak makan atau pun minum karena mulutnya terasa sakit. Dokter mendiagnosis bocah itu terkena virus flu singapura yang memang tengah mewabah. "Untuk minggu ini saja, ada empat kasus flu singapura yang saya temui," kata dr Arie Sulistyowati MSc SpA yang praktik di rumah sakit Jakarta Medical Center.

Sebetulnya jika anak masih bisa makan dan minum, serta berkumur, maka anak tidak perlu dirawat di rumah sakit. "Tapi berhubung anak saya sudah sulit untuk makan dan minum karena mulutnya penuh seriawan dan sulit minum obat juga, maka saya putuskan dirawat saja," ujar Devi.
Tak lupa dokter juga meresepkan suplemen daya tahan tubuh kepada sang kakak agar tidak tertular adiknya sekalian mewanti-wanti agar selalu menjaga kebersihan, salah satu nya cuci tangan.

Dikatakan dr Arie, flu singapura atau yang dikenal dengan istilah medis hand, foot, and mouth disease (penyakit tangan, kaki, dan mulut), menjadikan anak-anak di bawah umur 10 tahun sebagai target empuk, berhubung sistem imunitas tubuh anak yang belum sempurna. Sistem imunitas ini berperan sebagai benteng pertahanan tubuh ketika diserang virus.

Sistem imunitas bekerja dengan menghambat perkembangbiakan virus dalam tubuh, menekan dan membatasi penyebaran, sekaligus mengurangi sistem penularan virus. Flu singapura paling banyak disebabkan oleh virus Coxsackievirus A16 (paling umum) dan Enterovirus 71(EV71).

Dalam berbagai artikel yang ditemukan di internet, disebutkan bahwa penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya sekitar tujuh sampai 10 hari. Namun begitu, tetap diperlukan penanganan serius jika tidak akan berakibat komplikasi.

Pada kasus seperti Adika, dokter memberikan infus lantaran asupan cairan anak laki-laki itu amat kurang yang disebabkan luka yang muncul di rongga mulut dan tenggorokan. Dikhawatirkan akan terjadi dehidrasi yang merupakan salah satu komplikasi virus itu. Dokter juga memberikan obat oles untuk meredakan rasa gatal juga untuk mengobati luka yang menjadi lepuhan. "Karena ini virus tidak butuh antibiotik. Tapi karena leukosit yang tinggi dan kondisi lepuhan di tubuh yang parah, maka dalam hal ini butuh antibiotik. Jadi, antibiotik bukan untuk mengobati virusnya sendiri tapi luka atau lepuhan yang muncul," kata dr Arie.

Sementara itu, dikutip dari Clevelandclinic.org, seperti virus lainnya, flu singapura juga amat menular dan penularannya juga cukup cepat. "Virus itu dapat dengan cepat menular di antara anggota keluarga, bukan hanya anak-anak, kadang remaja dan orang dewasa juga bisa tertular," kata Catherine Ann Quinn-Welsh, perawat anak dengan pengalaman 30 tahun ini.

Untuk diketahui, penyakit tangan, kaki, dan mulut ini berbeda dengan penyakit tangan dan mulut yang diderita hewan ternak. Keduanya sama sekali tidak berhubungan dan dari virus yang juga berbeda. Welsh menyarankan untuk menghin dari makanan dan minuman yang asam. Jus jeruk misalnya, karena dapat menambah iritasi di mulut.

Pasien juga harus mengonsumsi makanan lembek atau dingin sementara waktu. Kenapa dingin? Sebab rasa dingin dapat membantu mengurangi rasa sakit di tenggorokan dan area mulut. Jadi, tidak ada salahnya memberikan anak makanan atau minuman dingin seperti es krim dan air dingin atau buah-buahan dingin dan susu dingin misalnya. Justru hindari sementara makanan atau minuman panas.