Penyakit tifus adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri riketsia, yang dapat ditularkan melalui gigitan dari serangga seperti tungau, kutu, dan kutu pinjal. Gejala tifus mirip dengan penyakit tipes dan risiko tinggi terjadinya penularan tifus terjadi di tempat-tempat yang kebersihannya kurang terjaga.
Kedua penyakit ini cukup mirip, gejalanya mulai dari demam, sakit kepala, nyeri otot, dan muncul ruam di badan. Namun pada thypoid fever (tipes), gejalanya cenderung disertai dengan diare atau konstipasi dan bakteri penyebabnya pun berbeda. Cara penularan bakteri penyebab tipes biasanya disebarkan lewat tinja penderita, kemudian mengkontaminasi sumber air yang dikonsumsi oleh orang lain.
Penyakit tifus jenis ini dapat ditularkan pada manusia melalui gigitan kutu pinjal tersebut menggigit hewan yang sudah terinfeksi dengan bakteri seperti tikus.
Jenis ini dapat menyebar melalui gigitan tungau yang terinfeksi bakteri. Jenis tungau umumnya banyak ditemukan di pedesaan Asia Tenggara, Tiongkok, Jepang, India, serta Australia bagian utara.
Epidemic typhus bisa menular melalui kutu pada tubuh manusia dan hewan. Penyakit tifus jenis ini sangat rawan terjadi dan menyebar di lingkungan atau kondisi tempat tinggal yang padat.
Jangan anggap sepele, serangga sejenis kutu dan pinjal dapat menyebarkan penyakit tifus dengan cara menggigit manusia serta meninggalkan feses yang berisi bakteri di permukaan kulit manusia. Bekas gigitannya pun akan terasa gatal. Saat manusia menggaruk, feses serangga di permukaan kulit tadi akan masuk ke luka gigitan hingga ke aliran darah. Sedangkan, srcub typhus, gigitan tungau dapat langsung menularkan bakteri walaupun bekas gigitan tidak digaruk.
Semua jenis tifus akan memunculkan gejalanya pada 10 sampai 14 hari setelah bakteri masuk ke tubuh. Jeda waktu ini biasanya disebut sebagai masa inkubasi. Beberapa upaya yang dapat Anda lakukan untuk mencegah penyakit tifus yaitu dengan menjaga kebersihan, menghindari perjalanan ke daerah-daerah yang rawan penyakit tifus, dan hindari wilayah dengan sanitasi kurang memadai.
Penanganan cepat dengan antibiotik sangat efektif untuk mengatasi tifus dan tidak akan kambuh jika Anda mengambil antibiotik penuh. Penanganan yang lama dan kesalahan diagnosis dapat menyebabkan penyakit ini semakin parah.
Tifus jenis epidemic lebih sering terjadi di wilayah penduduk yang miskin, tidak bersih, dan padat. Orang yang paling berisiko meninggal umumnya mereka yang tidak mampu mendapatkan perawatan dengan cepat. Tingkat kematian untuk penyakit tifus yang tidak diobati juga tergantung pada jenis tifus, usia, dan status kesehatan penderitanya.
Tidak dapat disepelekan, tifus dapat menular melalui gigitan atau cairan infeksius (seperti feses) yang diinokulasi ke kulit dari ektoparasit seperti kutu dan tungau.
Penularan tifus dari transfusi produk darah yang terinfeksi atau dengan transplantasi juga tak jarang terjadi dengan kasus yang lebih sedikit. Perhatikan kebersihan dan kesehatan Anda untuk mencegah tertularnya penyakit tifus ini.
by : www.sehatq.com