(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Mengenal Apa Itu Brain Death

Admin rsud | 18 September 2018 | 6668 kali

Otak merupakan pusat pengendali tubuh, baik organ, indera dan berbagai hal lainnya. Sebab itulah, ketika seseorang merasa adanya masalah pada bagian kepalanya, mereka akan langsung memeriksakan diri ke rumah sakit dengan memanfaatkan Asuransi Kesehatan yang Bagus miliknya. Dengan melakukan tindakan cepat seperti ini, diharapkan dapat mencegah munculnya sebuah penyakit yang lebih parah lagi. Apalagi, jika sampai mengalami brain death.

Terdengar mengerikan ya? Tapi, memang kondisi ini mungkin untuk terjadi. Sesuai dengan arti kata dari brain death, yaitu kematian otak, kondisi ini memang terjadi ketika otak tidak lagi bisa melakukan fungsinya atau bisa dikatakan mati.

Menurut hasil  tanya jawab WebMD dengan seorang spesialis penyakit kritis yaitu Isaac Tawil, MD, brain death sama dengan meninggal. Artinya, seseorang yang mengalami brain death sebenarnya tidak ada bedanya dengan meninggal. Nah, untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah ringkasan mengenai brain death berdasarkan hasil tanya jawab WebMD.

Banyak orang yang berpikir bahwa kematian terjadi ketika jantung berhenti berdetak ataupun paru-paru berhenti bernapas. Padahal, sebenarnya tidak hanya itu saja, karena kondisi seseorang yang mengalami brain death juga bisa dikategorikan meninggal. Hanya saja, pihak keluarga ataupun kerabat pada umumnya tidak mau mengakui hal ini dan masih tetap berusaha melakukan berbagai macam cara untuk menyembuhkan sang pasien.

Tentu saja, dokter juga tidak bisa semaunya memvonis seorang pasien yang tidak sadarkan diri sebagai pasien brain death, karena bisa saja pasien hanya mengalami koma. Ada berbagai pemeriksaan yang dilakukan oleh seorang dokter sebelum mengeluarkan vonis ini. Biasanya, dokter akan melakukan pemeriksaan fungsi otak dengan menyinari mata pasien untuk melihat respon pupil. Jika ditemukan tidak adanya respon dan ditemukan berbagai tanda lain yang mengarah pada brain death,  dokter akan meminta ijin kepada keluarga untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Pemeriksaan ini secara umum akan membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Namun, meskipun ditemukan tanda lebih dalam bahwa pasien ini kemungkinan mengalami brain death, dokter tetap tidak boleh langsung memvonis seperti itu. Diperlukan pemeriksaan oleh dokter yang lain untuk memastikan kebenaran vonis ini. Jika setelah semua pemeriksaan yang dilakukan oleh beberapa dokter memberikan hasil yang sama, barulah pasien bisa divonis mengalami brain death.

Namun, dokter tidak begitu saja melepas alat bantu dari sang pasien. Sebab, tidak semudah itu bagi keluarga dan kerabat menerima kondisi ini. Setidaknya, setelah keluarga bisa menerima dan mengucapkan selamat tinggal, barulah alat bantu ini dapat dilepas. Akan tetapi, jika ada organ tubuh dari sang pasien yang masih dapat berfungsi dan keluarga mengijinkan untuk didonorkan, maka alat ini akan tetap terpasang hingga proses pengangkatan organ tubuh tersebut.

Source: WebMD