Menopause merupakan proses yang menyebabkan wanita tidak lagi mengalami menstruasi. Meski dapat berdampak besar pada kesehatan wanita, sebagai awal fase yang baru, menopause bukanlah penyakit.
Biasanya, wanita yang mengalami menopause akan merasakan ketidaknyamanan secara fisik dan gejala lainnya. Meski demikian, fase menopause bisa berdampak baik bagi kehidupan wanita, karena mengurangi risiko penyakit berbahaya, termasuk penyakit jantung.
Usia merupakan faktor utama terjadinya menopause. Melambatnya kinerja indung telur, pembedahan serta perawatan medis tertentu, seperti operasi pengangkatan indung telur (ooforektomi bilateral), kemoterapi, dan radiasi panggul, juga ikut menjadi faktor penyebab menopause.
Meski membuat wanita tidak bisa mengalami menstruasi lagi, prosedur histerektomi (operasi pengangkatan rahim) tanpa mengeluarkan indung telur, tidak mengakibatkan menopause.
Berdasarkan catatan National Institute on Aging, rata-rata wanita di Amerika Serikat mengalami menopause dalam usia 51 tahun. Setiap wanita mengalami menopause pada usia yang berbeda-beda, ada yang lebih cepat dan lebih lambat.
Beberapa wanita mulai mengalami menopause ketika berusia 40 tahun dan sebagian kecil ketika berumur sekitar 60 tahun. Pada wanita yang merokok, menopause bisa datang lebih awal.
Hingga saat ini, belum ada cara yang terbukti efektif untuk memprediksi pada usia dimulainya menopause. Seorang wanita dapat dinyatakan telah mengalami menopause apabila tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut. Jika ragu, Anda dapat memeriksakan indung telur ke dokter untuk memastikannya.
Menopause alami terjadi secara bertahap, yang diawali dengan melambatnya kinerja ovarium hingga benar-benar berhenti. Perubahan kondisi organ tubuh menuju menopause disebut dengan perimenopause.
Saat menopause terjadi, wanita tidak lagi mengalami menstruasi setelah 12 bulan berturut-turut. Selama masa perimenopause, wanita masih berpotensi mengalami kehamilan. Meski waktu menstruasi menjadi sulit diprediksi, indung telur tetap bekerja dan mampu mengalami ovulasi.
Menjelang menopause, periode menstruasi wanita kemungkinan akan berubah. Namun hal ini bersifat individual, ada yang lebih berat atau lebih ringan. Hal tersebut merupakan perubahan yang normal terjadi.
Meski demikian, National Institute on Aging menyarankan wanita untuk berkonsultasi ke dokter jika mengalami periode menstruasi yang terlalu berdekatan dan mengalami pendarahan yang parah.
Sebelum mengalami menopause, seorang wanita bisa merasakan kepanasan, gangguan tidur, hingga persoalan seksual.
Gejala menopause yang paling umum terjadi adalah hot flashes. Gejala ini timbul karena rasa panas meluap-luap sesaat, yang membuat wajah dan leher memerah dan menyebabkan bercak merah sementara muncul di dada, punggung, serta lengan.
Pada keadaan ini, biasanya wanita juga akan kedinginan dan berkeringat diseluruh tubuh. Hot flashes umumnya berlangsung antara 30 detik-10 menit.
Saat mengalami hot flashes, sebaiknya kenakan pakaian yang tipis, memasang kipas angin atau pendingin ruangan, berolahraga secara teratur, menghindari makanan pedas dan panas, serta mengelola stres.
Gejala menopause lain yang juga sering dialami oleh wanita adalah mengalami gangguan tidur. Saat hot flashes terjadi pada malam hari, tidur tentu akan terganggu dan keringat pun akan bermunculan.
Saat mengalami menopause, wanita akan kekurangan hormon estrogen yang mengakibatkan vagina menjadi kering, gatal, dan iritasi. Hal ini dapat berdampak pada hubungan seks yang menjadi tidak nyaman dan menyakitkan. Selain itu, gairah untuk melakukan seks mungkin menurun.