(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Mengapa Mainan Anak Laki-laki dan Mainan Anak Perempuan Berbeda?

Admin rsud | 17 Desember 2019 | 1255 kali

Sebagian besar anak mulai menunjukkan identitas gendernya pada usia 2-3 tahun. Hal ini dapat mereka tunjukkan ketika memilih mainan, warna, dan pakaian tertentu yang menarik baginya. 

Berbicara mengenai mainan, mainan anak laki-laki biasanya bersifat maskulin. Sementara anak perempuan lebih feminim. Sebenarnya mengapa mainan untuk anak laki-laki dan perempuan berbeda?

Mengapa mainan anak laki-laki dan mainan anak perempuan berbeda?

Ketika memasuki usia 3 tahun, sebagian besar anak lebih suka mainan yang cocok dengan jenis kelaminnya, dan bermain bersama anak-anak lain yang berjenis kelamin sama. 

Kebanyakan anak laki-laki biasanya meminta mainan yang maskulin pada orangtuanya. Sementara, anak perempuan tidak terlalu memilih mainan yang sesuai dengan gendernya hingga ia berusia 5 tahun.

Umumnya, mainan anak perempuan dan mainan anak laki-laki memang berbeda. Mainan anak laki-laki biasanya lebih maskulin karena orangtua cenderung melatih anak laki-lakinya menjadi tangguh, kuat, agresif, dan kompetitif. Sementara, anak perempuan dididik menjadi orang yang lembut dan penuh kasih sayang.

Selain itu, semakin tinggi kadar testosteron dalam tubuh anak laki-laki maka semakin besar pula kemungkinan anak tersebut menunjukkan kejantanannya. Kadar testosteron yang tinggi ini juga sering dikaitkan dengan permainan anak laki-laki yang biasanya lebih keras.

Anak laki-laki juga senang dengan mainan yang dapat bergerak, seperti halnya mobil-mobilan atau robot-robotan. Memainkan mainan yang dapat bergerak dapat mengasah ketangkasan anak. 

Sementara, anak perempuan lebih menyukai mainan yang statis, seperti boneka atau barbie. Bermain boneka dapat mengajarkan anak perempuan menghargai orang lain dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi.

Anak-anak juga seringkali meniru orang dewasa di sekitarnya, terutama orangtua. Jadi, ketika seorang anak melihat ayahnya memperbaiki mobil maka ia akan menganggap bahwa ini pekerjaan laki-laki. Sementara itu, jika seorang anak melihat ibunya memasak maka ia akan berpikir bahwa itu pekerjaan perempuan. 

Hal ini dapat berpengaruh pula pada pilihan mainan untuk anak laki-laki, dan mainan untuk anak perempuan. Ketika dibawa ke toko mainan, anak laki-laki mungkin memilih mobil-mobilan, sementara anak perempuan mungkin memilih peralatan masak-masakan. Mainan anak perempuan juga cenderung memiliki warna-warna yang cerah, seperti pink atau kuning. Warna pink kini memang identik dengan warna yang feminim dan khas perempuan.

Namun, tak selamanya pembagian di atas berlaku. Anak perempuan dan laki-laki juga bisa memainkan mainan yang sama, namun dengan cara yang berbeda. Misalnya, jika anak perempuan diberi beberapa mainan dinosaurus, maka mereka mungkin akan melakukan permainan tertentu, seperti memerankan sebuah drama menggunakan dinosaurus, memberi makan mainan dinosaurus, atau memperlakukannya sebagai hewan peliharaan. Sementara, anak laki-laki lebih mungkin untuk memainkan dinosaurus itu dengan membuatnya bertarung.

Tips membeli mainan anak

Terlepas dari mainan anak berdasarkan gendernya, membeli mainan anak tentu tidak boleh dilakukan sembarangan. Anak-anak pasti merasa senang memilih mainan yang menurutnya menarik. Namun, penting bagi orangtua untuk memerhatikan keselamatan anak terkait dengan mainan yang dipilihnya karena banyak anak yang terluka oleh mainannya sendiri. 

Sebagian besar cedera akibat mainan merupakan goresan, luka ringan, dan memar. Namun, mainan yang berbahaya atau digunakan dengan cara yang salah dapat menyebabkan cedera serius, atau bahkan kematian. Berikut tips aman membeli mainan untuk anak-anak, baik perempuan ataupun laki-laki:

  • Baca label mainan

Label dalam mainan dapat memberi Anda informasi mengenai cara penggunaan dan batasan umur yang aman menggunakan mainan tersebut. Pastikan pula untuk menunjukkan pada anak cara menggunakan mainan tersebut dengan benar.

  • Membeli mainan berukuran cukup besar

Sebaiknya belilah mainan yang berukuran lebih besar dari mulut anak. Hal ini dilakukan untuk mencegah risiko tersedak pada anak.

  • Hindari mainan yang berpotensi bahaya

Pistol-pistolan atau panah-panahan yang dapat ditembakkan ke udara dapat menyebabkan cedera mata yang serius jika terkena orang lain. Oleh sebab itu, sebaiknya hindarilah membeli mainan ini.

  • Hindari mainan yang menimbulkan suara keras

Mainan yang mengeluarkan suara terlalu keras dapat merusak pendengaran anak. Akan lebih baik jika Anda tidak membeli mainan seperti ini.

  • Memilih boneka yang diproduksi dengan baik

Pastikan semua bagian boneka terpasang dengan benar dengan jahitan rapi dan kencang. Jika pada bonek terdapat pita atau tali, sebaiknya lepaskan untuk menghindari risiko anak tercekik. Selain itu, ketika sudah dibeli jangan lupa pula untuk mencucinya agar selalu bersih.

  • Pilih mainan plastik yang kokoh

Mainan yang terbuat dari plastik tipis mudah patah sehingga akan membuat Anda berulang kali membelinya sehingga sebaiknya belilah mainan plastik yang kokoh dan kuat.

  • Pastikan ada label tidak beracun

Periksa mainan dan lihat apakah ada label tidak beracun atau tidak. Mainan tertentu dapat mengandung bahan beracun yang bisa menyebabkan anak keracunan.

  • Memberi mainan yang edukatif

Menyusun blok, membuat bangunan, kendaraan dapat menjadi pilihan mainan anak untuk melatih daya berfikir anak.

Membelikan anak mainan, tentu membuatnya bahagia. Namun, selalu pikirkan keselamatan anak dengan mengikuti tips membeli mainan secara aman tersebut ya!