(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Memilih Obat Batuk Anak yang Aman dan Berbagai Pilihannya

Admin rsud | 17 Desember 2019 | 2642 kali

Melihat anak batuk-batuk bisa jadi momen yang menyakitkan bagi orangtua. Namun, Anda tetap harus tenang dan jangan langsung meminumkannya obat batuk anak yang dijual bebas. Sembarangan memberi obat pada anak justru bisa melukai tenggorokan dan memperparah kondisinya.

Batuk sebetulnya merupakan refleks tubuh anak ketika ada lendir yang harus dikeluarkan dari tenggorokan dan dadanya. Normalnya, batuk berlangsung tidak lebih dari 2 minggu atau mungkin juga lebih lama pada beberapa anak.

Meski demikian, orangtua harus waspada jika batuk berlangsung lebih dari 4 minggu. Batuk pada anak yang berlangsung sangat lama bisa menandakan masalah kesehatan yang lebih serius.

Memilih obat batuk anak yang aman

Banyak sekali merek obat batuk anak yang beredar di pasaran. Namun, batuk pada anak biasanya disebabkan infeksi virus, termasuk flu. Virus ini tidak bisa dihilangkan dengan obat, namun dapat sembuh sendiri ketika sistem imun pada anak sudah kembali kuat.

Perlu Anda garisbawahi bahwa pemberian antibiotik tidak akan menyembuhkan batuk anak yang disebabkan oleh virus ini. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menekankan bahwa pemberian antibiotik yang tidak tepat pada anak akan mengakibatkan efek buruk, yakni bakteri menjadi kebal. Bahkan jika penggunaan antibiotik dilakukan dengan tidak tepat secara terus-menerus akan mengakibatkan resistensi antibiotik.

Lalu, bagaimana dengan penggunaan obat batuk anak yang banyak diiklankan lewat media massa?

IDAI sebetulnya memperbolehkan anak diberi obat batuk yang bersifat melancarkan batuk, misalnya obat batuk pengencer dahak. Pemberian obat ini dimaksudkan agar lendir yang menyumbat saluran mudah dikeluarkan dan membantu membersihkan saluran napas anak. Sebaliknya, pemberian obat batuk anak yang bersifat menekan batuk (antitusif) tidak disarankan.

Obat yang bisa diberikan pada anak saat batuk

Selain memberi obat batuk anak, Anda juga bisa memberi obat lain untuk meredakan gejala yang menyertai batuk, misalnya:

  • Paracetamol

Obat ini diberikan bila batuk pada anak disertai dengan demam. Paracetamol dalam bentuk cairan (drops maupun sirup) bisa digunakan untuk anak yang berusia di atas 2 bulan, dengan pemberian tidak lebih dari 4 kali dalam tempo 24 jam. Dibanding ibuprofen, paracetamol relatif lebih aman diberikan kepada anak karena tidak menyebabkan sakit perut sehingga dapat dikonsumsi meski anak belum makan.

  • Ibuprofen

Obat yang diberikan di samping pemberian obat batuk anak ini juga dimaksudkan untuk meredakan demam bila anak menderita flu yang disertai batuk. Namun, ibuprofen hanya boleh digunakan pada anak di atas usia 3 bulan (ibuprofen sirup), dan harus diminum setelah makan karena memiliki efek samping berupa sakit perut.

  • Obat tetes hidung (drops):

Obat tetes hidung diberikan bila batuk pada anak disertai dengan pilek. Obat ini dapat mengencerkan lendir di hidung sehingga lebih mudah dikeluarkan. Cairan ini dapat digunakan sebelum tidur, atau ketika anak terbangun pada malam hari karena batuk yang mengganggu istirahatnya.

Meski Anda sudah memberi obat batuk anak dan obat tambahan di atas, sangat penting untuk selalu menjaga asupan cairan agar anak tidak dehidrasi, serta menjaga tenggorokan tetap lembap dan kuat saat ia batuk. Tawari anak minum satu gelas air setiap dua jam, tapi jangan memaksanya jika tidak mau. Anda juga dapat memberi sup sebagai cairan yang dimaksud.

Ada anggapan yang menyatakan minum es dapat menyebabkan batuk. Padahal sebaliknya, Anda dapat memberi anak minuman dingin bila memang hal itu dapat membuatnya minum lebih banyak serta membuat tenggorokannya lebih nyaman.

Adakah bahan alami yang dapat berfungsi sebagai obat batuk anak?

Madu dicap sebagai bahan alami yang dipercaya mampu bertindak sebagai obat batuk anak di atas usia 1 tahun, jangan memberikan madu untuk anak dibawah 1 tahun karena berisiko menimbulkan infeksi.

Madu dapat meredakan batuk dengan cara membuka jalan napas sehingga mengurangi keparahan batuk anak. Cara kerja madu disebut-sebut mirip dengan obat jenis dextromethropan, yakni dengan mengurangi batuk sehingga anak bisa tidur lebih pulas.

Anda bisa memberi satu sendok makan madu atau dicampur ke dalam air hangat agar madu dapat bertindak seperti obat batuk anak pada umumnya. Namun, jangan berikan madu pada anak yang belum genap 1 tahun karena dapat meningkatkan risiko terjadinya botulisme.

Beberapa orangtua juga mulai menggunakan minyak kayu putih atau telon untuk menghangatkan dan membantu meringankan batuk pada anak. Namun, jangan sembarangan mengoles minyak ke anak dengan kulit sensitif karena dapat menimbulkan reaksi alergi atau iritasi.