(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Memahami Proses terjadinya Nyeri Inflamasi

Admin rsud | 20 Februari 2018 | 64055 kali

Proses terjadinya nyeri atau biasa disebut reaksi inflamasi. Setiap orang sudah pasti pernah merasakan reaksi nyeri, baik itu rangsangan nyeri akibat adanya benturan benda tumpul maupun sayatan benda tajam. Namun tahukah anda bagaimana proses terjadinya nyeri didalam tubuh serta apa efek yang timbul akibat nyeri tersebut? Pada kesempatan ini Apotekeranda.com akan mengupas secara rinci tentang mekanisme kerja inflamasi atau proses terbentuknya nyeri pada luka.

Defenisi nyeri/inflamasi

Reaksi Inflamasi adalah suatu respon jaringan akibat adanya rangsangan fisik maupun kimiawi yang bersifat merusak jaringan tubuh. Akibat adanya rangsangan tersebut, mediator inflamasi/nyeri seperti histamin, serotonin, bradikinin maupun prostaglandin terlepas didalam tubuh.

Tanda Nyeri Inflamasi

Dengan keluarnya mediator tersebut, tubuh akan mendapatkan rangsangan panas, nyeri, merah, bengkak serta adanya gangguan fungsi pada area jaringan yang rusak. Kerusakan jaringan yang mengakibatkan gangguan sel yang terkait dengan inflamasi akan mempengaruhi membra sel higga leukosit mengeluarkan enzim lisosomal dan asam arakhidonat. Prostaglandin merupakan hasil metabolisme dari asam arakhidonat. Adanya reaksi nyeri/inflamasi merupakan bentuk pertahanan diri tubuh terhadap rangsangan benda asing, namun hal ini akan bersifat berbahaya apabila berlangsung dalam waktu lama yang akan memunculkan penyakit nyeri kronis.

Mekanisme nyeri/inflamasi

Proses terjadinya nyeri/inflamasi berlangsung selama 3 tahap/fase. Tahapan tersebut antara lain:

  • inflamasi akut yaitu respon awal terhadap cidera jaringan)
  • Respon imun yaitu aktifnya sejumlah sel yang menimbulkan kekebalan untuk merespon organisme asing
  • Inflamasi kronis

Respon inflamasi ditandai dengan adanya pelebaran pembuluh darah serta sekresi cairan dan leukosit di daerah sekitar inflamasi. Akibat respon tersebut memunculkan gejala area nyeri berwarna kemerahan atau biasa disebtu erythema).

  • Selama proses inflamasi berlangsung, terdapat 3 hal penting yang terjadi yaitu:
  • Adanya peningkatan suplai aliran darah ke tempat benda asing, mikroorganisme atau jaringan yang rusak.
  • Terjadi peningkatan permeabilitas kapiler akibat pengerutan sel endotel
  • Fagosit keluar dari pembuluh darah menuju area rangsangan benda asing tersebut.

Ketika inflamasi terjadi, rangsang iritan atau cidera jaringan akan memicu pelepasan mediator-mediator inflamasi. Respon yang muncul dari senyawa mediator tersebut mengakibatkan vasokontriksi/penyempitan sementara pada arteriola yang diikuti oleh pelebaran pembuluh darah, venula dan pembuluh limfa serta dapat meningkatkan permeabilitas vaskuler pada membran sel.

Mediator-mediator inflamasi dalam keadaan normal akan didegradasi setelah dilepaskan dan diproduksi secara serempak jika ada picuan. Selama proses inflamasi berlangsung, diproduksi sinyal untuk menghentikan reaksi inflamasi. Mekanisme ini meliputi perubahan produksi mediator proinflamasi menjadi mediator antiinflamasi antara lain antiinflamasi lipoxin, antiinflamasi sitokin, transforming growth factor-β (TGF-β) dan perubahan kolinergik yang menghambat produksi TNF pada makrofag. Sistem tersebut dibutuhkan untuk mencegah terjadinya inflamasi yang berlebihan yang dapat memicu kerusakan jaringan.

Inflamasi diketahui berkontribusi pada patofisiologi dari banyak penyakit kronis. Ketika proses inflamasi tersebut berlangsung secara terus menerus akan menyebabkan kerusakan jaringan setempat dan fungsi jaringan menjadi terganggu bahkan dapat meluas sehingga mengakibatkan kerusakan organ. Proses inilah yang kemudian akan mengakibatkan berbagai macam penyakit. Interaksi antara sel dengan sistem imun bawaan, sistem imun adaptif, dan mediator-mediator inflamasi menginisiasi terjadinya inflamasi yang mendasari banyak penyakit pada organ.