(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Malas Beranjak dari Tempat Duduk, Waspada Ambeien

Admin rsud | 29 April 2019 | 468 kali

Duduk di depan komputer sambil mengerjakan pekerjaan kantor atau seharian meeting dengan rekan bisnis merupakan aktivitas ternyaman sepanjang hari. Namun, benarkah kebiasaan yang satu ini bisa meningkatkan risiko seseorangan mengalami ambeien alias wasir?

Ambeien merupakan pembengkakan dan peradangan pada pembuluh darah (vena) di daerah rektum atau anus. Ambeien sering disepelekan karena muncul di lokasi “tersembunyi” yang membuat seseorang abai dan terlambat menyadari kondisi ini. Padahal, ambeien bisa sangat mengganggu dan membuat Anda sulit beraktivitas. Salah satu dampak yang cukup khas dari ambeien adalah membuat kesulitan duduk dengan tenang.

Ambein itu sendiri disebabkan karena tekanan berlebih di pembuluh darah anus Anda. Salah satu penyebab utamanya adalah mengejan ketika buang air besar. Ini dapat terjadi ketika mengalami konstipasi/susah buang air besar atau saat diare yang menyebabkan Anda terus menurus duduk di toilet. Ketika duduk di toilet, anus Anda akan relaksasi. Pembuluh darah di anus Anda kemudian terisi dengan darah, sehingga memberi tekanan pada pembuluh darah. Selain itu, ambeien juga bisa disebabkan karena berat badan berlebih/obesitas, mengangkat beban yang terlalu berat atau aktivitas lainnya yang menyebabkan pembuluh darah Anda tegang.

Benarkah Duduk Terlalu Lama Menyebabkan Ambeien?
Mengaitkan kebiasaan duduk terlalu lama dengan risiko ambeien sebenarnya tidak sepenuhnya salah. Nyatanya, kondisi ini memang bisa memicu terjadi tekanan pada pembuluh darah, terutama di sekitar bokong, yang pada akhirnya bisa menjadi penyebab ambeien.

Namun yang lebih tepatnya lagi, duduk terlalu lama merupakan gaya hidup yang kurang sehat menyebabkan Anda kurang bergerak. Aktivitas ini lama kelamaan akan memicu terjadinya kegemukan, selain itu pula mengarah kepada masalah sulit buang air besar. Inilah yang menjadi pemicu terjadinya tekanan pada pembuluh darah di daerah anus Anda. Artinya, orang kantoran dengan aktivitas duduk terlalu lama memiliki risiko secara tidak langsung untuk mengalami masalah ini. Apalagi jika tidak dibarengi gaya hidup sehat.

Jika ambeien sudah semakin parah dan mulai mengganggu, biasanya perlu dilakukan pengobatan lebih lanjut dengan pemberian obat-obatan tertentu. Namun jika tidak kunjung membaik, dokter mungkin akan mengusulkan untuk melakukan prosedur operasi untuk mengatasi masalah ini. Sebelum terlambat, yuk cegah ambeien dengan aktivitas sehat berikut ini:

1. Mengonsumsi makanan berserat
Mengonsumsi serat sangat penting untuk menjaga pencernaan tetap sehat dan lancar. Buah, sayur, gandum, dan sereal merupakan sumber serat terbaik. Nah, saat seseorang kurang mengonsumsi zat gizi yang satu ini, risiko mengalami konstipasi akan semakin tinggi dan pada saat yang sama, ambeien pun menjadi ancaman.

2. Berolahraga secara rutin
Olahraga adalah satu kegiatan yang penting dan harus dilakukan secara rutin. Sekalipun Anda adalah pekerja kantoran yang lebih banyak berkutat di depan komputer atau pengusaha dengan segala kesibukannya, tidak ada salahnya mengambil sedikit waktu untuk bergerak. Dengan bergerak aliran darah menjadi lancar, sehingga sedikit kemungkinan terjadi tekanan pada pembuluh darah dan sekaligus bisa menjaga berat badan Anda. Tidak dapat dipungkiri, Hal ini bisa menurunkan risiko ambeien.

3. Menjaga berat badan
Kelebihan berat badan alias obesitas juga menjadi faktor pemicu ambeien karena bobot badan berlebih akan memberikan tekanan, terutama pada pembuluh darah Anda. Maka cara terbaik untuk mengurangi risiko ambeien adalah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dengan demikian berat badan Anda akan ideal.

4. Hindari kebiasaan mengejan
Jika merasa ingin buang air besar, jangan sekali-kali untuk menundanya. Semakin Anda menunda, maka kotoran menjadi kering dan susah untuk dikeluarkan. Sehingga memungkinkan Anda untuk mengejan terlalu keras. Hal ini pemicu terjadinya ambeien
 
 

Sumber:

 Tim Riset Daya Sehat Sejahtera