(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Ketahui Hal Ini Sebelum Memberikan Susu Formula untuk Bayi Baru Lahir

Admin rsud | 02 Oktober 2019 | 17194 kali

Beberapa kondisi tertentu, seperti ASI tidak keluar, ibu meninggal setelah melahirkan, atau ibu mengidap penyakit yang membuatnya tidak dapat menyusui, menyebabkan ibu tidak mampu memberikan ASI kepada bayinya. Sebagai gantinya, susu formula bisa dijadikan alternatif pengganti ASI.

Susu formula mengandung vitamin dan nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi, walaupun tidak sebanyak ASI. Sebelum menggunakan susu formula untuk bayi baru lahir, ada baiknya untuk memahami panduan penggunaannya terlebih dahulu.

Panduan memberi susu formula untuk bayi baru lahir

Beberapa hal yang perlu dipahami sebelum memberikan susu formula untuk bayi baru lahir meliputi persiapan, penyajian, hingga pemberian susu. Berikut panduan memberi susu formula untuk bayi baru lahir:

  • Memilih susu formula untuk bayi baru lahir

Dalam memilih susu formula untuk bayi baru lahir, sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter untuk mendapat rekomendasi susu yang tepat. Dokter biasanya akan merekomendasikan susu formula yang kaya zat besi untuk mencegah bayi baru lahir mengalami anemia.

Selain itu, Anda mungkin ingin segera mengganti susu formula ketika bayi Anda memuntahkannya. Namun, jangan terlalu cepat menggantinya karena dapat menyebabkan masalah pencernaan pada bayi. Dokter akan menyarankan untuk tetap menggunakan susu formula yang sama selama setidaknya satu minggu. Jangan lupa pula untuk selalu cek tanggal kadaluarsa susu formula sebelum membelinya.

  • Memilih dan mencuci botol susu

Memilih botol susu tentu tidak boleh sembarangan, pilihlah botol yang bebas BPA (bahan kimia berbahaya). Selain itu, hindari botol plastik dengan kode daur ulang 3 (phthalates), 6 (styrene), dan 7 (bisphenol), kecuali jika diberi label bio based atau greenware.

Bersihkan botol secara keseluruhan dengan baik dengan sabun khusus mencuci botol bayi. Kemudian, keringkan dan sterilkan dengan memasukkan botol ke dalam air mendidih maksimal 5 menit. Supaya lebih aman, Anda juga bisa menggunakan alat khusus untuk mensterilkan botol susu bayi yang banyak dijual di pasaran.

  • Membuat susu formula untuk bayi baru lahir

Sebelum membuat susu untuk bayi, sebaiknya cuci tangan Anda terlebih dahulu dan keringkan. Lalu, ikuti petunjuk penggunaan pada kemasan susu formula. Berilah takaran yang tepat antara susu dan air. Pastikan Anda menggunakan air yang bersih dan matang bersuhu 70 derajat Celcius untuk membuat susu bayi.

Jangan sampai air terlalu sedikit karena bisa membebani ginjal bayi dan menyebabkan dehidrasi. Selain itu, jangan terlalu banyak air karena dapat melarutkan kalori dan nutrisi dalam susu sehingga menyebabkan pertumbuhan bayi terhambat.

Berikan susu formula dalam waktu 2 jam setelah Anda buat, dan buang jika sudah lebih dari durasi tersebut. Jika setelah dibuat, namun tidak langsung disajikan, maka simpan susu dalam wadah tertutup ke dalam lemari es dengan suhu kurang dari 5 derajat celcius.

  • Jumlah dan frekuensi memberi susu formula untuk bayi

Dalam beberapa hari pertama bayi baru lahir, mereka biasanya membutuhkan sekitar 30-60 ml susu formula setiap kali menyusu. Seiring berjalannya waktu, secara bertahap jumlah konsumsi mereka akan meningkat. Setelah beberapa hari pertama, biasanya berubah menjadi 60-90 ml setiap kali menyusu.

Ketika memasuki akhir usia 1 bulan, bayi akan mengonsumsi 120 ml susu formula setiap kali menyusu dengan waktu sekitar 4 jam sekali. Sementara, ketika bayi telah menginjak usia 6 bulan, mereka akan mengonsumsi 180-240 ml setiap kali menyusu, biasanya sebanyak 4 atau 5 kali dalam waktu 24 jam.

Bayi yang diberikan susu formula biasanya lebih jarang menyusu ketimbang bayi yang diberi ASI. Rata-rata bayi baru lahir akan menyusu susu formula setiap 3-4 jam sekali. Jika bayi Anda masih tidur saat memasuki waktu menyusu, bangunkan mereka dan berilah susu formula.

Namun, kebutuhan makan setiap bayi mungkin berbeda, bisa saja ada yang lebih sedikit atau lebih banyak. Oleh sebab itu, Anda tidak perlu terpaku sepenuhnya dengan batasan tersebut.

  • Hal yang harus dilakukan ketika memberi susu formula

Temukan posisi yang nyaman untuk menggendong bayi ketika Anda akan memberinya susu. Gendong bayi Anda dengan menopang kepalanya agar bayi dapat bernapas dan menelan dengan nyaman. Pegang botol susu dengan benar dan jangan lepaskan sampai susu habis.

Pastikan dot botol penuh sehingga bayi dapat menyedotnya dengan mudah. Jika dot botol tersumbat, periksa penyebabnya atau ganti dengan dot yang baru agar bayi menyusu dengan lancar. Jika bayi sudah kenyang menyusu, Anda dapat melepas botol dan menepuk-nepuk punggungnya secara perlahan agar bersendawa.

Setiap kali bayi selesai minum susu, botol harus dicuci sehingga susu tidak akan mengering dan menempel di dalam botol. Selain itu, Anda juga dapat membersihkan dot botol dengan campuran air dan cuka untuk mencegah pertumbuhan jamur.

Selalu konsultasikan pada dokter sebelum memutuskan akan memberi susu formula pada bayi baru lahir. Pastikan bahwa bayi aman mengonsumsi susu formula sehingga tidak menyebabkan alergi susu formula.

Alergi susu formula

Jika bayi mengalami ruam, gatal-gatal, pembengkakan, batuk, muntah, atau sesak napas setelah mengonsumsi susu formula, ada kemungkinan bayi Anda terkena alergi susu formula.

Alergi susu formula untuk bayi baru lahir merupakan reaksi alergi yang muncul setelah bayi baru lahir diberikan susu formula. Alergi ini disebabkan oleh kandungan protein dalam susu sapi yang terkandung di dalamnya.

Alergi susu formula menjadi bentuk penolakan tubuh bayi terhadap susu tersebut. Reaksi alergi yang muncul bisa bermacam-macam, mulai dari ringan hingga berat. Bayi yang alergi susu formula sering menunjukkan gejala tertentu selama berhari-hari hingga berminggu-minggu setelah mengonsumsi susu formula.  Gejala alergi susu formula, di antaranya:

  • Batuk
  • Mengi
  • Sesak napas
  • Gatal-gatal
  • Muntah
  • Diare
  • Pembengkakan
  • Mata berair
  • Lebih rewel dan sering menangis

Jika bayi Anda menunjukkan reaksi alerg di atas, segera bawa mereka ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat. Dokter juga akan menyarankan alternatif susu formula lain untuk mencegah alerginya muncul kembali, seperti susu kedelai, susu gandum, susu almond, susu kacang mete, dan sebagainya.