(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Kenali Tanda-tanda Bayi yang Mengalami Overstimulasi

Admin rsud | 19 Februari 2019 | 12660 kali

Selama dua tahun pertama setelah dilahirkan, otak bayi mengalami perkembangan pesat. Masa ini merupakan momen yang sangat tepat bagi Anda untuk memberikan stimulasi terhadap si Kecil, agar tumbuh kembangnya optimal. Namun hati-hati, stimulasi yang terlalu banyak dapat menyebabkan overstimulasi.

Seputar overstimulasi

Overstimulasi akan terjadi saat bayi terpapar aktivitas, pengalaman, suara, atau sensasi yang lebih daripada yang bisa ia tangani. Kondisi ini dapat menyebabkan bayi Anda kelelahan. Contohnya, bayi yang datang ke pesta keluarga serta dipeluk dan digendong oleh banyak kerabat, dapat menjadi rewel.

Kondisi overstimulasi bayi ini sebenarnya dapat terjadi pada semua bayi. Namun, umumnya sulit menentukan berapa banyak stimulasi yang disebut cukup dan berapa yang berlebihan, karena dapat berbeda bagi setiap bayi.

Bahkan, pada bayi yang sama, stimulasi yang serupa sekalipun dapat berubah-ubah, terkadang mengalami overstimulasi, terkadang juga tidak. Oleh karena itu, sangat penting mengenali tanda-tandanya agar Anda dapat lebih waspada.

Tanda bayi yang overstimulasi

Beberapa tanda pada bayi berikut ini dapat menolong Anda mengenali overstimulasi pada buah hati, misalnya:

  • Terlihat lelah dan rewel.
  • Menguap, mengulet atau merengek.
  • Menangis lebih dari biasanya, yakni nada tangisan bayi berubah tak seperti biasanya.
  • Sulit ditenangkan.
  • Tampak kesal dan memalingkan kepalanya, atau bahkan menghindari kontak mata.
  • Mendorong tangan Anda agar menjauh darinya, serta tubuh bayi cenderung kaku.
  • Gerakan bayi menghentak-hentak.
  • Mengepalkan tangan, melambaikan tangan, atau menendang-nendang sesuatu.
  • Menggosok-gosok matanya.
  • Menggunakan tangannya untuk menutupi wajahnya, atau menyembunyikan wajahnya di bahu orang yang menggendongnya.
  • Tampak lapar atau menunjukan tanda-tanda ingin mengisap.
  • Tertidur saat menyusu, walaupun belum kenyang.

Sering kali, overstimulasi dapat terjadi pada beberapa momen tertentu. Berikut ini adalah momen yang rentan menyebabkan hal tersebut dialami bayi Anda:

  • Setelah menyusu, yakni saat bayi sudah puas menyusu dan tidak menunjukkan tanda-tanda lapar.
  • Saat bayi lelah.
  • Usai bermain, dimana energinya sudah terpakai semua.
  • Setelah digendong oleh banyak orang.
  • Saat melakukan aktivitas di luar rutinitasnya.
  • Ketika tidak fit atau sakit.
  • Saat bayi mengalami growth spurt (lonjakan pertumbuhan), dimana ia membutuhkan banyak waktu tidur.

Ada baiknya overstimulasi memang dihindari. Usahakan berikan si Kecil perhatian khusus pada waktu-waktu tersebut untuk menghindari stimulasi berlebihan.

Yang perlu dilakukan saat bayi mengalami overstimulasi

Jika anda menduga si Kecil mengalami overstimulasi, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Yang pertama, pastikan semua kebutuhan bayi sudah terpenuhi. Misalnya, dia sudah disusui dan diganti popoknya.

Selanjutnya, bawa bayi ke tempat sunyi agar dapat menenangkan diri, misalnya diletakkan di tempat tidurnya. Kurangi stimulasi suara dan gelapkan ruangan tempat bayi berada. Anda dapat mencoba menenangkan bayi dengan berbicara dengan suara lembut kepadanya, atau mengeluarkan suara “sshhh sshhh”.

Jika overstimulasi terjadi saat Anda sedang tidak berada di rumah, letakkan si Kecil dalam kereta bayi dan berikan selimut untuk menghangatkan tubuhnya. Atau, Anda dapat membedongnya.

Bedong bayi dapat membantu menenangkan karena mengurangi kontak fisik dan sentuhan. Di sisi lain, bayi Anda dapat juga ditenangkan dengan digendong dan didekap dekat dengan tubuh orang tuanya.

Demikian beberapa tanda overstimulasi yang mungkin dialami bayi anda, beserta cara menenangkannya. Ingat, walaupun stimulasi penting bagi perkembangan bayi, namun stimulasi berlebihan juga tidak baik.

 

 

 

 

 

https://www.klikdokter.com/info-sehat/read

dr. Sara Elise Wijono, MRes