Apakah Anda pernah merasa tidak nyaman saat berada di tengah-tengah keramaian? Atau merasa cemas berlebihan akan hal-hal tertentu dan sulit untuk mengontrolnya? Bisa jadi itu adalah tanda gangguan kecemasan sosial.
Perasaan utama yang ‘menghantui’ orang dengan gangguan kecemasan sosial adalah merasa diperhatikan dan dihakimi oleh orang lain. Hal ini terjadi setiap waktu. Tentu saja, dampaknya cukup signifikan bagi kehidupan sehari-hari.
Tidak menutup kemungkinan orang yang mengalami gangguan kecemasan sosial akan merasa cemas berlebihan sebagai salah satu gejalanya. Bahkan, orang tersebut bisa merasa cemas berhari-hari atau berminggu-minggu sebelum suatu hal terjadi.
Rasa cemas berlebihan ini juga muncul karena faktor keturunan. Psikolog dari University of Cleveland menyebutkan bahwa 30-40% gangguan kecemasan sosial terkait dengan faktor genetik.
Sebuah studi dari Korea juga menyebut gejalanya bisa dimulai sejak usia 8 tahun. Jika ditarik garis ke belakang, biasanya terkait dengan pelecehan, kekerasan, atau perundungan yang dialami seseorang.
Selain faktor genetik, stres dan faktor lingkungan yang tidak mendukung juga bisa memicu perasaan cemas berlebihan. Contohnya, ketika seorang anak kerap mengalami perundungan (bullying) saat sekolah atau dihakimi tanpa alasan.
Sebenarnya, gangguan kecemasan tidak selalu bercirikan rasa cemas berlebihan. Gejala lain bisa berupa rasa gugup saat berada pada kondisi tertentu seperti bicara di depan publik, berolahraga di tempat ramai, bertemu orang baru, dan lain sebagainya.
Namun bagi orang yang kerap merasa cemas berlebihan, interaksi dengan orang lain bisa meningkatkan rasa cemas itu. Dampaknya untuk jangka panjang, mereka bahkan cenderung memilih pekerjaan yang dikerjakan secara soliter.
Mengatasi masalah kesehatan mental memang tidak semudah mengonsumsi obat dan merasakan dampaknya pada tubuh. Terlebih, yang dikendalikan adalah hal yang menyangkut perilaku, bukan semata-mata urusan penyakit fisik.
Langkah-langkah untuk mengatasi cemas berlebihan di antaranya:
Deteksi dini dari orangtua atau orang terdekat sangatlah penting. Rasa cemas berlebihan hingga gangguan kecemasan sosial kerap salah kaprah disamakan dengan sifat pemalu.
Untuk itu, orangtua atau siapa pun yang merasa orang dekatnya mengalami cemas berlebihan bisa bekerja sama dengan psikiater untuk memberikan terapi.
Tak kalah penting, rasa cemas berlebihan adalah emosi alami yang dimiliki semua manusia. Tak ada yang tak mungkin. Setiap orang pasti bisa sembuh dan berdamai dengan gangguan kecemasan sosial serta gejalanya seperti cemas berlebihan.