(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Kenali Ciri-Ciri Jajanan Anak yang Tidak Sehat

Admin rsud | 06 Maret 2019 | 6122 kali

Pada dasarnya anak-anak suka sekali jajan, meskipun sudah dibekali makanan dari rumah atau tersedia jajanan di kantin sekolah. Anak biasanya jajan di sekitar sekolah atau lingkungan bermainnya. Padahal, aneka jajanan di luar sekolah belum tentu bersih dan menyehatkan.

Selain makanan yang dikonsumsi anak di rumah, sebenarnya jajanan berperan penting dalam menambah asupan energi dan gizi bagi pertumbuhan anak. Sayangnya, anak-anak belum atau tidak mengerti cara memilih jajanan yang sehat.

Biasanya, anak akan tertarik pada makanan dengan warna dan rasa yang bervariasi. Padahal, tak sedikit makanan yang dijajakan tersebut diberi tambahan zat atau bahan tertentu yang bisa berdampak buruk terhadap kesehatan anak.

Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun ada sekitar dua juta anak di dunia yang menjadi korban akibat makanan yang tidak aman. Sedangkan menurut data dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM), selama tahun 2006-2010 terdapat sebanyak 40 persen jajanan tidak sehat yang ditemukan mengandung zat adiktif seperti bahan pewarna, pemanis, pengawet, pengenyal, dan penambah rasa.

Jika makanan yang mengandung zat-zat adiktif tersebut dikonsumsi anak dalam jangka waktu lama, maka akan membahayakan tubuh dan menimbulkan efek samping seperti infeksi pada saluran pencernaan, memicu reaksi alergi, asma, gangguan pada organ hati, ginjal, serta meningkatkan risiko kanker.

Ciri-ciri jajanan yang tidak sehat, apa saja?

Untuk menghindari berbagai risiko tersebut, peranan orang tua sangat penting dalam menjaga makanan yang dikonsumsi anak. Catat dan ingat ciri-ciri jajanan anak yang tidak sehat di bawah ini:

● Berbau tidak sedap

Jajanan yang tidak sehat dapat diketahui dari aromanya yang sudah berbau tidak sedap, asam, dan tengik. Anak biasanya tidak memahami hal ini, tapi ajarkan kepadanya aroma makanan yang segar dan sehat, agar bisa membedakan dengan makanan yang berbau tidak sedap.

● Warna makanan sangat mencolok

Warna makanan yang sangat mencolok menandakan adanya zat pewarna makanan yang terlalu banyak. Zat pewarna yang digunakan bisa saja menggunakan pewarna tekstil seperti rhodamin dan methanol yellow, yang tentunya berbahaya bagi tubuh. Ciri makanan yang disertai pewarna makanan tekstil adalah warna makanan yang tidak mudah hilang di tangan bahkan setelah tangan dicuci dengan sabun dan air mengalir.

● Makanan terasa sangat kenyal

Jenis makanan yang terasa sangat kenyal dan renyah bisa saja memiliki kandungan boraks. Bahan ini digunakan agar makanan bisa tahan lama.

● Makanan disimpan di area terbuka

Makanan yang disimpan di area terbuka rentan terkena debu, kotoran, dan paparan serangga seperti lalat. Makanan sejenis ini dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan pencernaan.

Kiat mengedukasi anak agar terhindar dari jajanan yang tidak sehat

Banyaknya paparan makanan yang tidak sehat di sekitar lingkungan anak, orang tua diharapkan dapat memberikan edukasi kepada anak tentang kondisi tersebut. Berikanlah informasi kepada anak untuk memilih jajanan yang dijual tertutup dengan plastik, daun pisang atau kertas tidak bertinta. Makanan yang ditutup atau dibungkus biasanya akan bebas dari serangga seperti lalat, semut, kecoak, serta bebas dari kotoran dan debu. Selain itu, jajanan yang sehat memiliki rasa manis, asam dan gurih yang alami dan tidak berlebihan.

Satu hal yang tak kalah penting, biasakan anak sarapan di rumah sebelum berangkat sekolah. Usahakan untuk selalu membekali anak dengan masakan yang lezat, bergizi, dan bervariasi.

Sarapan sebelum berangkat sekolah amat penting karena ikut menentukan kualitas prestasi seorang anak. Mengabaikan sarapan akan membuat anak berperilaku jajan yang tak sehat, mengingat rata-rata jajanan di sekolah kurang bergizi. Dalam jangka waktu pendek maupun panjang, apabila anak-anak membiasakan diri jajan di sekolah dan melupakan sarapan pagi, nantinya akan menimbulkan masalah kesehatan tubuhnya.

Daripada memberikan uang saku kepada anak, orang tua dianjurkan untuk membawakan anak bekal makanan sehat dari rumah. Tak harus buatan sendiri, tapi bisa juga makanan yang dijual di pasaran. Namun, pilihlah yang benar-benar aman untuk anak, sebagai contoh untuk mereka. Artinya, jika orang tua tak membawakan bekal, maka anak sudah tahu jenis makanan yang boleh mereka beli.

Pihak sekolah atau pihak pemilik kantin juga memiliki peranan dalam menyediakan makanan yang sehat untuk anak-anak, dengan cara memberikan persyaratan kepada para penjaja makanan seperti:

  • Memakai celemek dan tutup kepala
  • Menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku, dan pakaian
  • Mencuci tangan setiap kali akan menangani makanan
  • Tidak batuk atau bersin di hadapan makanan yang disajikan
  • Tidak sambil merokok saat menjajakan makanan

Anak sekolah sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga membutuhkan konsumsi pangan yang cukup untuk mencapai gizi seimbang. Asupan gizi anak sekolah dapat diperoleh dari makanan yang disediakan atau dibawakan dari rumah dan jajanan di sekolah. Tapi orang tua, anak, maupun pihak sekolah harus mengenali ciri jajanan yang tidak sehat agar anak tidak sembarang jajan, sehingga kesehatannya tetap terjaga.

 

 

 

https://www.klikdokter.com