(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Kejang

Admin rsud | 01 Oktober 2019 | 820 kali

Kejang adalah perubahan aktivitas listrik otak. Otak berkomunikasi dengan bagian tubuh lain melalui impuls listrik. Agar otak berfungsi dengan baik, impuls-impuls listrik ini harus dilepaskan secara teratur dan terkoodrinasi. Jika tidak, maka kejang dapat terjadi. Pada gangguan kejang, aktivitas listrik otak dapat terganggu, mengakibatkan disfungsi otak sementara. Kejang sendiri memiliki gejala berupa getaran yang kencang dan hilangnya kontrol tapi kejang yang tergolong ringan dapat menjadi tanda untuk penyakit lain. Karena kejang dapat menimbulkan cedera, sebaiknya diobati segera. Adapun jenis-jenis dari kejang, yaitu:

  • Kejang non-epilepsi, merupakan kejang yang diakibatkan oleh cedera.
  • Kejang parsial, merupakan kejang apabila menderita epilepsi.
  • Kejang umum, merupakan kejang yang disebabkan oleh kedua sisi otak yang memengaruhi tubuh.
 

Untuk kejang parsial dan umum, tanda dan gejala dapat berlangsung dari beberapa detik hingga 15 menit per episode. Adapun gejala yang dapat timbul sebelum terjadi:

  • Munculnya perasaan takut atau cemas secara tiba-tiba
  • Munculnya perasaan mual pada perut
  • Merasa pusing
  • Penglihatan berubah
  • Dorongan dari kaki dan lengan yang menyebabkan menjatuhkan barang
  • Sakit kepala

Gejala yang menandakan seseorang sedang mengalami kejang, yaitu:

  • Hilangnya kesadaran
  • Kejang otot
  • Air liur yang menetes dan berbuih
  • Jatuh secara mendadak
  • Perasaan aneh dimulut
  • Menggigit lidah sendiri
  • Mengatupkan gigi
  • Memiliki gerakan mata secara mendadak
  • Menimbulkan suara seperti mendengkur
  • Tidak dapat mengontrol buang air kecil dan buang air besar
  • Berubahnya mood secara tiba-tiba
 

Biasanya penyebabnya belum diketahui karena banyak hal yang dapat memicu penyakit ini, yaitu:

  • Mengalami pukulan
  • Mengidap kanker
  • Mengidap tumor otak
  • Mengalami cedera kepala
  • Memiliki elektrolit yang tidak seimbang
  • Memiliki gula darah yang sangat rendah
  • Mengonsumsi obat antipsikotik dan obat asma
  • Mengonsumsi narkoba dan alkohol
  • Mengidap infeksi otak seperi meningitis
 

Untuk menentukan jenis kejang, dokter akan menyarankan beberapa tes tertentu untuk memastikan jenis kejang dan memastikan pengobatan yang paling tepat. Selain itu, dokter juga akan meilihat riwayat medis dan tanda yang mengarah pada kejang seperti sakit kepala dan gangguan tidur serta psikologis. Pemeriksaan laboratorium juga dapat digunakan, yaitu:

  • Tes darah untuk memastikan kadar elektrolit
  • Pemeriksaan tulang belakang untuk menyingkirkan infeksi
  • Skrining toksikologi untuk mendeteksi racun dan obat

Tes elektroensefalografi (EEG) berfungsi untuk mendeteksi penyakit ini dan mengukur gelombang otak. Mengukur gelombang otak berfungsi untuk menentukan jenis kejang. Tes pencitraan seperti CT scan atau MRI scan berfungsi untuk membantu menggambarkan kondisi otak dan melihat kelainan darah seperti tersumbat.

 

Biasanya kejang tidak terjadi hanya sekali dan dapat kambuh kembali. Pengobatan bertujuan untuk mencari terapi terbaik untuk menghentikan penyakit ini dan memperkecil efek samping.

Obat

Pengobatan ini sering menggunakan obat antikejang karena ini merupakan cara paling efektif untuk mengobati dengan efek samping minimal. Dalam menentukan dosis obat, dokter harus mempertimbangkan kondisi seperti usia dan faktor lainnya. Selain itu, dokter juga akan memeriksa obat apa saja yang dikonsumsi agar dapat memastikan obat yang dikonsumsi tidak berinteraksi dengan obat antikejang. Apabila obat antikejang tidak menyembuhkan secara optimal, maka Anda dapat melakukan pengobatan lain, seperti:

  1. Pembedahan
    Pengobatan ini bertujuan untuk menghentikan kejang dan menemukan serta mengangkat area yang menyebabkan kejang. Operasi merupakan pengobatan yang paling efektif untuk penderita yang memiliki kejang yang bersumber dari bagian otak yang sama.
  1. Stimulasi Saraf Vagus
    Merupakan alat yang diletakkan di bawah kulit dada untuk menstimulasi saraf vagus pada leher, mengirimkan sinyal ke otak untuk menghambat kejang. Pengobatan biasanya membutuhkan obat dengan dosis kecil untuk mendukung pengobatan ini.
  1. Neurostimulasi Responsif
    Selama menggunakan pengobatan ini, perangkat yang diletakkan pada jaringan otak berfungsi untuk mendeteksi aktivitas kejang dan memberikan stimulasi listrik ke bagian yang terdeteksi untuk menghentikan kejang.
  1. Stimulasi Otak Dalam
    Dokter akan menempatkan elektroda pada bagian tertentu pada otak untuk memberikan impuls listrik agar mengatur aktivitas otak yang tidak normal. Alat ini dihubungkan dengan alat pacu jantung yang diletakkan di bawah kulit dada yang berfungsi untuk menjaga jumlah stimulasi yang dihasilkan.
  1. Terapi Diet
    Merupakan diet dengan tinggi lemak dan rendah karbohidrat yang biasa disebut diet ketogenik. Diet ini dapat mengontrol kejang.
 

Biasanya kejang tidak dapat dicegah tapi mengubah gaya hidup yang lebih sehat dapat memperkecil risiko terjadinya kejang. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan:

  • Beristirahat dengan cukup
  • Mengonsumsi makanan yang sehat
  • Berolahraga dengan teratur
  • Menjaga tingkat stres
  • Jangan mengonsumsi narkoba
 

Segera ke dokter jika terdapat beberapa gejala ini seperti merasa lelah, mengidap diabetes, sedang mengandung, atau pingsan.