(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

JANGAN ANGGAP SEPELE NYERI LUTUT

Admin rsud | 01 Oktober 2019 | 1258 kali

Osteoarthritis adalah salah  satu jenis arthritis yang paling umum terjadi. Kondisi ini menyebabkan sendi-sendi terasa sakit dan kaku. Pembengkakan juga dapat terjadi pada sendi-sendi tersebut. Sendi yang paling sering mengalami kerusakan pada kondisi ini meliputi tangan, lutut, pinggul, dan tulang pungggung. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa sendi-sendi yang lain juga bisa terserang.

Penyakit osteoarthritis biasanya menyerang usia lanjut khususnya bagi mereka yang berusia di atas 45 tahun. Akan tetapi dengan rutinitas ataupun trauma tertentu tidak menutup kemungkinan usia muda juga ada yang mengalami nyeri sendi meski dalam sekala rendah.

 

 Gejala-Gejala Osteoarthritis

Gejala osteoarthritis umumnya berkembang secara perlahan-lahan dan semakin parah seiring waktu. Tingkat keparahan gejala penyakit ini bisa berbeda-beda pada tiap penderita serta lokasi sendi yang diserang. Rasa sakit dan kaku pada sendi merupakan gejala utama osteoarthritis. Gejala ini bahkan bisa membuat penderita kesulitan untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Rasa sakit atau nyeri pada sendi biasanya akan muncul ketika sendi digerakkan dan sensasi kaku akan terasa setelah sendi tidak digerakkan untuk beberapa waktu, misalnya saat bangun pagi. Selain itu, ada gejala-gejala lain yang mungkin menyertai diantaranya :

• kelenturan sendi yang menurun

• sendi yang mudah nyeri

• lemas otot dan massa otot yang berkurang

Gejala-gejala tersebut bisa datang dan pergi atau terjadi secara terus-menerus. Kekambuhan ini mungkin bisa dipengaruhi oleh jenis aktivitas yang Anda jalani serta cuaca. Periksakanlah diri Anda ke dokter jika gejala-gejala osteoarthritis yang Anda alami tidak kunjung reda selama beberapa minggu.

  

Pemeriksaan ini memungkinkan dokter untuk mengetahui penyebabnya jika belum terdiagnosis atau tingkat keparahannya jika sudah terdiagnosis.

 

 

Penyebab dan Faktor Risiko Osteoarthritis

Osteoarthritis menyebabkan tulang rawan mengalami kerusakan secara perlahan-lahan. Tulang rawan adalah jaringan ikat padat yang kenyal dan elastis. Jaringan ini menyelubungi ujung tulang pada persendian untuk melindunginya dari gesekan. Penyebab kerusakan tulang rawan tersebut belum diketahui secara pasti. Tetapi ada beberapa faktor yang di duga bisa memicu kondisi itu, yaitu:

  • Usia. Risiko osteoarthritis akan meningkat seiring bertambahnya usia seseorang khususnya bagi mereka yang berusia di atas 45 tahun.
  • Jenis kelamin. Wanita lebih sering mengalami osteoarthritis dibandingkan pria.
  • Cedera pada sendi. Sendi yang mengalami cedera atau pernah menjalani operasi memiliki kemungkinan osteoarthritis yang lebih tinggi.
  • Obesitas. Berat badan yang berlebihan menambah beban pada sendi sehingga risiko osteoarthritis menjadi lebih tinggi.
  • Faktor keturunan. Risiko osteoarthritis di duga bisa diturunkan secara genetika.
  • Mengidapkondisi arthritis lain, misalnya penyakit asam urat atau rheumatoid arthritis.

  

Diagnosis Osteoarthritis

Tahap awal diagnosis osteoarthritis umumnya meliputi pemeriksaan fisik pada sendi yang terserang. Dokter akan memeriksa apakah ada pembengkakan serta batas gerakan sendi tersebut. Gejala-gejala dan riwayat kondisi kesehatan Anda juga akan ditanyakan oleh dokter. X-ray, MRI scan, serta tes darah kemudian mungkin dianjurkan sebagai pemeriksaan yang lebih mendetail. Selain itu, langkah-langkah pemeriksaan ini berguna untuk memeriksa kemungkinan adanya penyakit lain dan memeriksa tingkat keparahan osteoarthritis yang dialami pasien.

 

 Langkah Penanganan Osteoarthritis

Osteoarthritis termasuk kondisi yang tidak bisa disembuhkan. Penanganan yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi gejala agar pasien bisa tetap beraktivitas dan menjalani kehidupan secara normal. Gejala dari kondisi ini terkadang bisa berkurang secara perlahan-lahan seiring waktu. Gejala bisa ditangani dengan langkah sederhana seperti :

  • Menurunkan berat badan bagi pasien yang mengalami obesitas
  • Rutin dalam berolahraga
  • Menjalani terapi fisik dan / atau terapiokupasi
  • Menggunakan alat khusus untuk membantu mengurangi rasa sakit saat pasien berdiri atau berjalan
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu, misalnya obat pereda rasa sakit atau obat anti inflamasinon-steroid.