Diabetes melitus, yang juga dikenal sebagai kencing manis serta sakit gula, merupakan penyakit akibat tingginya kadar gula darah. Karena selalu dikaitkan dengan gula, banyak yang kemudian salah kaprah dan menilai penderita penyakit diabetes harus benar-benar menghentikan konsumsi makanan serta minuman manis.
Pasien diabetes memang wajib membatasi asupan gula, tapi bukan berarti tidak boleh mengonsumsi makanan dan minuman manis sama sekali. Yang harus dibatasi pun bukan hanya gula, melainkan total kalori.
Sebagian besar kalori yang dikonsumsi manusia, diubat menjadi glukosa, sebagai sumber energi. Pada tubuh orang sehat, glukosa secara otomatis diserap oleh sel-sel. Tubuh kemudian menggunakan insulin yang dihasilkan oleh sel B pankreas, untuk membuka reseptor sel.
Dengan demikian, glukosa bisa memasuki sel tubuh. Sementara itu, pada tubuh penderita diabetes, terjadi resistensi terhadap insulin, sehingga gula tidak bisa terserap.
Kelebihan gula tersebut terkumpul dalam aliran darah. Dalam jangka panjang, tumpukan gula berpotensi menyebabkan komplikasi. Dr. Budiman Darmowidjojo, Sp.PD dari Divisi Endokrinologi dan Metabolisme Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta mengatakan, yang berbahaya bukanlah gula darah yang tinggi, tapi komplikasi yang ditimbulkannya.
Semakin hari, penderita diabetes semakin banyak. Setiap tahun, komplikasi penyakit ini membunuh 3 juta orang di seluruh dunia. Kebanyakan penderita meninggal akibat penyakit jantung, gagal ginjal, stroke, atau kanker.
Untuk mencegah diabetes dan komplikasinya, Anda bisa melakukan langkah-langkah berikut ini.
Memiliki penyakit diabetes bukan berarti harus puasa karbohidrat seumur hidup. Anda bisa memilih karbohidrat yang bisa dicerna tubuh secara perlahan, seperti gandum utuh, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Beras merah lebih direkomendasikan sebagai pengganti beras putih. Pasien juga diperbolehkan makan buah-buahan manis. Yang penting jangan melebihi takaran. Dokter dan pakar gizi bisa memberi panduan diet harian untuk Anda.
Tidak perlu muluk-muluk. Penurunan bobot setengah atau satu kilogram saja cukup, untuk memperbaiki kemampuan tubuh menggunakan insulin. Sebagai langkah awal, kurangi gula dan kalori dalam setiap santapan Anda.
Terlalu lama tidur, sama buruknya dengan kurang tidur. Selain badan menjadi loyo dan dorongan untuk olahraga menurun, tidur berlebihan atau malah kurang dari 7-8 jam par hari, bisa meningkatkan nafsu untuk mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat. Oleh karena itu, pastikan Anda tidur dengan cukup.
Tak perlu memaksakan diri ikut olahraga yang sedang menjadi tren. Pilih aktivitas fisik kesukaan Anda, entah itu jalan kaki, bersepeda, menari, atau sekadar lari di tempat. Lakukan setengah jam sehari. Dalam waktu singkat, Anda akan merasakan manfaatnya, yaitu penurunan risiko penyakit kardiovaskuler, kolesterol, tekanan darah, dan berat tubuh.
Dengan melakukan pemeriksaan harian ini, Anda bisa memonitor efek makanan, dan aktivitas harian terhadap kadar gula darah. Jika meningkat, perketat diet dan tingkatkan aktivitas fisik.
Pada penderita diabetes, stres bisa meningkatkan kadar gula darah. Berbagai metode relaksasi, termasuk meditasi dan yoga, bisa jadi pilihan.
Pastikan Anda mengurangi kadar garam pada masakan yang akan disantap.Secara umum, penderita diabetes tidak boleh mengonsumsi lebih dari 2.300 miligram garam per hari. Dokter bisa memberikan hitungan berbeda, sesuai umur, berat badan, dan sebagainya.
Penyakit jantung merupakan komplikasi yang paling sering ditemui pada pasien diabetes. Oleh karena itu, sebaiknya Anda menjalani pemeriksaan jantung secara teratur.
Lecet dan lebam sekecil apapun bisa berakibat buruk pada pasien diabetes. Sebab, penyakit ini membuat penyembuhan luka menjadi sangat lambat.
Pasien diabetes yang merokok, memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar untuk meninggal lebih cepat, ketimbang yang tidak merokok.
Anda boleh makan buah beri, ubi, ikan yang mengandung asam lemak omega-3, dan sayur-sayuran. Hindari makanan dengan lemak jenuh.
Kunjungi dokter 2-4 kali setahun. Penderita yang menggunakan suntikan insulin, direkomendasikan untuk memeriksakan kondisinya lebih sering.