HERPES ZOSTER
Admin rsud | 10 Februari 2020 | 2785 kali
Herpes zoster adalah infeksi virus yang menyebabkan ruam dan nyeri. Herpes zoster dapat terjadi dibagian manapun pada tubuh dan umumnya membentuk seperti satu garis luka atau ruam yang berada pada sisi kiri atau kanan tubuh.
Apakah penyebab herpes zoster?
Herpes zoster disebabkan oleh virus yang juga dapat menyebabkan cacar air yaitu Varicella zoster. Saat seseorang telah sembuh dari cacar air, maka virus akan menjadi tidak aktif dan tinggal di jaringan saraf dekat dengan sumsum tulang belakang dan otak. Seiring waktu virus tersebut dapat aktif kembali sebagai herpes zoster.
Bagaimana tanda dan gejala herpes zoster?
Tanda dan gejala umumnya hanya mempengaruhi bagian kecil dari satu sisi tubuh. Tanda dan gejala yang terjadi dapat meliputi:
- Mengalami nyeri, sensasi seperti terbakar, mati rasa atau kesemutan
- Lebih sensitive untuk disentuh
- Ruam merah akan dimulai 1 hingga 5 hari setelah merasakan nyeri
- Ruam akan melepuh dan berisi cairan yang akan pecah dalam 7 hingga 10 hari. Ruam umumnya akan hilang dalam waktu 2 hingga 4 minggu.
- Gatal
Selain tanda-tanda diatas, umumnya juga terjadi gejala lain seperti:
- Demam
- Sakit kepala
- Lebih sensitive terhadap cahaya
- Tubuh terasa lemah
Nyeri yang timbul merupakan gejala utama dari herpes zoster. Pada umumnya orang akan mengira nyeri tersebut disebabkan masalah yang mempengaruhi jantung, paru-paru atau ginjal. Beberapa orang pernah mengalami herpes zoster tanpa timbul ruam. Umumnya herpes zoster akan menyebabkan luka pada sisi kiri atau kanan pada tubuh. Pada beberapa kasus yang jarang terjadi, ruam yang terjadi dapat lebih luas dan terlihat serupa dengan ruam cacar air. Herpes zoster dapat mempengaruhi mata dan menyebabkan hilangnya penglihatan.
Apakah herpes zoster menular?
Seseorang yang mengalami herpes zoster dapat menyebarkan virus Varicella zoster pada siapa saja yang tidak memiliki imunitas terhadap cacar air. Penularan umumnya terjadi melalui kontak langsung dengan luka terbuka pada ruam herpes zoster. Setelah terinfeksi orang tersebut akan mengalami cacar air dan bukan herpes zoster.
Apakah komplikasi yang kemungkinan terjadi pada penderita herpes zoster?
- Neuralgia postherpetik. Pada beberapa orang rasa nyeri pada herpes zoster dapat terus berlanjut setelah luka sembuh. Kondisi ini dikenal sebagai neuralgia postherpetik dan hal itu terjadi ketika serabut saraf yang rusak mengirim sinyal nyeri yang berlebihan dari kulit ke otak.
- Kehilangan penglihatan. Herpes zoster yang terjadi disekitar mata dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.
- Gangguan saraf. Gangguan saraf dapat terjadi bergantung pada bagian saraf yang terkena. Herpes zoster dapat menyebabkan radang otak, kelumpuhan wajah, atau masalah pendengaran atau keseimbangan.
- Infeksi kulit. Jika luka lecet pada herpes zoster tidak diobati maka dapat menyebabkan terjadinya infeksi kulit
Apakah faktor resiko pemicu herpes zoster?
Semua orang yang pernah menderita cacar air memiliki faktor resiko yang sama untuk mengalami herpes zoster. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya herpes zoster adalah:
- Orang yang berusia lebih dari 50 tahun. Herpes zoster paling sering dialami oleh orang yang berusia lebih dari 50 tahun. Hal ini dikarenakan melemahnya sistem kekebalan tubuh sehingga meningkatkan resiko mengalami herpes zoster.
- Memiliki kondisi kesehatan tertentu. Penyakit yang melemahkan sistem kekebalan tubuh seperti HIV/AIDS dan kanker dapat meningkatkan resiko terjadinya herpes zoster.
- Terapi pengobatan kanker yang sedang berlangsung seperti radiasi dan kemoterapi dapat menurunkan kekebalan tubuh terhadap penyakit dan dapat meningkatkan resiko mengalami herpes zoster.
- Mengkonsumsi obat tertentu
Bagaimana cara mencegah herpes zoster?
Terdapat dua vaksin yang dapat membantu mencegah terjadinya herpes zoster, yaitu:
- Vaksin cacar air
Vaksin varicella sudah merupakan vaksin rutin yang dapat membantu mencegah cacar air. Vaksin ini juga dapat digunakan untuk orang dewasa yang tidak pernah menderita cacar air. Vaksin ini tidak dapat menjamin seseorang untuk tidak terkena cacar air, namun dapat mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi dan mengurangi keparahan penyakit.
- Vaksin herpes zoster
Vaksin herpes zoster terdapat dua macam yaitu Zostavax dan Shingrix. Zostavax telah disetujui oleh FDA pada tahun 2006 dan telah terbukti dapat memberikan perlindungan terhadap herpes zoster selama sekitar lima tahun. Zostavax hanya dapat diberikan pada orang dengan usia dibawah 60 tahun. Shingrix disetujui oleh FDA pada tahun 2017 dan merupakan alternative pilihan lain dari zostavax. Penelitian menunjukkan bahwa Shingrix dapat memberikan perlindungan terhadap herpes zoster lebih dari lima tahun. Shingrix dapat diberikan untuk orang dengan usia lebih dari 50 tahun.
Vaksin ini kemungkinan dapat mengurangi lama periode penyakit, tingkat keparahan penyakit, serta mengurangi resiko neuralgia postherpetic.
Bagaimana cara mengatasi herpes zoster?
Tidak ada obat untuk mengatasi herpes zoster. Pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi resiko terjadinya komplikasi. Obat-obatan yang dapat digunakan adalah:
- Obat antiviral
- Obat untuk pereda nyeri
Berkonsultasilah kepada dokter sebelum mengkonsumsi obat agar terapi pengobatan yang dilakukan tepat.
Sumber:
- Centers for Disease Control and Prevention. (2018, 25 Januari). Shingles (Herpes Zoster). Diperoleh 12 Maret 2018 dari: https://www.cdc.gov/shingles/vaccination.html
- Mayo Clinic. (2018, 09 Maret). Shingles. Diperoleh 12 Maret 2018 dari: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/shingles/symptoms-causes/syc-20353054
- Medscape. (2018, 06 Maret). Herpes Zoster. Diperoleh 12 Maret 2018 dari: https://emedicine.medscape.com/article/1132465-overview#a1