(0362) 22046
rsud@bulelengkab.go.id
Rumah Sakit Umum Daerah

Hati-Hati, Kenali Gejala Umum HIV pada Pria sejak Dini!

Admin rsud | 08 Januari 2020 | 51526 kali

HIV merupakan virus yang bekerja dengan merusak sistem kekebalan tubuh. Tidak seperti virus lain yang dapat dilawan dengan sistem kekebalan tubuh, HIV tidak dapat dihilangkan oleh sistem kekebalan biasa.

Gejala-gejala dari infeksi HIV dapat sangat bervariasi pada tiap penderita. Tidak ada dua orang dengan HIV yang mengalami gejala sama persis. Akan tetapi, HIV umumnya akan mengikuti pola yang diawali dengan munculnya penyakit akut, kemudian ada periode sehat di mana tidak ada gejala dan muncul kembali menjadi infeksi lanjut.

Gejala HIV pada Fase Awal

Sekitar 80% orang yang tertular HIV mengalami gejala seperti flu dalam waktu dua hingga empat minggu. Penyakit mirip flu ini dikenal sebagai tahapan awal berupa infeksi HIV akut. Tahapan ini merupakan periode utama infeksi HIV dan berlangsung hingga tubuh membuat antibodi terhadap virus.

Dari semua gejala, yang paling umum dari tahap HIV ini termasuk munculnya ruam pada tubuh, demam, sakit tenggorokan, dan sakit kepala parah. Selain itu, gejala yang kurang umum juga mungkin terjadi seperti:

  • Bisul di mulut atau di alat kelamin.
  • Nyeri otot.
  • Nyeri sendi.
  • Kelelahan.
  • Kelenjar getah bening yang membengkak.
  • Mual dan muntah.
  • Keringat di malam hari.

Gejala-gejala ini dapat berlangsung satu hingga dua minggu. Siapa pun yang mengalami gejala-gejala ini harus segera melakukan konsultasi pada dokter untuk segera diperiksa apakah benar ia positif terinfeksi HIV.

Gejala HIV pada Pria

Pada pria, gejala HIV yang muncul umumnya tidak spesifik. Sama seperti yang telah dijelaskan di atas, gejala yang muncul kerap disalahartikan sebagai suatu gejala penyakit ringan seperti flu sehingga masih disepelekan. Selain gejala yang ringan yang serupa dengan flu, kondisi seperti di bawah ini juga dapat muncul:

Pada pria, gejala HIV yang khas salah satunya adalah ulkus pada penis. HIV jua dapat menyebabkan hipogonadisme, atau produksi hormon seks yang buruk, dalam jenis kelamin apa pun. Namun, efek hipogonadisme pada pria lebih mudah diamati daripada efeknya pada wanita. Gejala yang tampak adalah hormon testosteron yang semakin rendah hingga terjadinya disfungsi ereksi.

Gejala HIV Setelah Fase Awal

Setelah gejala awal HIV menghilang, virus yang menginfeksi tubuh Anda tidak akan menimbulkan gejala selama beberapa waktu. Pada periode ini, virus akan aktif bereplikasi dan mulai melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Pada tahap ini penderita tidak akan merasa atau terlihat sakit, tetapi virus HIV di dalam tubuhnya masih terus aktif. Bahkan, virus-virus ini juga dapat dengan mudah menular ke orang lain.

Bagi penderita HIV yang rutin mengonsumsi obat retroviral, periode ini dapat bertahan hingga puluhan tahun, sehingga masa hidup penderita tersebut dapat berlangsung seperti biasa. Karena itu, pemeriksaan HIV penting untuk segera dilakukan agar dapat segera mendapatkan penanganan yang tepat. Selain itu, perawatan HIV yang tepat juga dapat mengurangi risiko penularan HIV ke orang lain.

Infeksi HIV Lanjutan

Selanjutnya, penderita HIV akan berlanjut ke tahap 3, yaitu tahapan yang lebih dikenal dengan sebutan AIDS. AIDS adalah tahapan terakhir dari infeksi HIV yang sudah sampai pada rusaknya sistem kekebalan.

Hal ini membuat tubuh penderita menjadi lebih rentan terhadap terjadinya infeksi oportunistik, yaitu kondisi yang biasanya dapat dilawan oleh tubuh, tetapi malah sangat berbahaya bagi orang yang terinfeksi HIV.

Itulah beberapa hal penting seputar infeksi HIV yang perlu Anda ketahui. Dengan kata lain, ada baiknya untuk melakukan pencegahan dengan tidak melakukan hubungan seksual berisiko, menggunakan jarum suntik bersama-sama, hingga menyentuh cairan tubuh atau darah orang lain.